Setiap kali bertemua dengan orang tua siswa, dari sekolah dan jenjang manapun selalu mengeluhkan tentang pembelajaran jalarak jauh. Istilahnya sekarang adalah belajar on line. Segala hal bisa menjadi materi keluhan. Biaya kuota, anak susah disiplin, materi ndak ngeh, waktu orang tua yang tersita serta masih banyak lagi materi yang dikeluhkan.

Saya suka tersenyum sendiri jika mendengar semua itu. bukan saya menghina, akan tetapi saya berusaha melihat dan mendengarnya dalam kacamata yang luas. Ternyata banyak sekali tanggapan dan opini masyarakat tentang PJJ ini.

Bahkan ada yang berasumsi ini sengaja dilakukan agar internetnya laku. Bahkan ada yang lebih sinis mengatakan bahwa ini situasi yang disengaja untuk membodohkan generasi emas Indonesia.

Astaghfirullaah…..siapapun tidak pernah mengira akan ada situasi seperti ini. Jangankan sepinya mall, pasar, toko, pabrik, warung, rumah makan, hotel, tempat wista, sekola dan juga kantor. Siapa yang aakan mengira bahwa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi akan sesepi sekarang ini. Kegiatan peribadatan ditempat yang paling dirindukan itupun sangat terbatas. Dan ini sungguh membuat siapapun kaum muslim merasa sangat miris, menangis. Dan yang bisa kita lakukan adalah beristighfar. Memohon ampun kepada Allah atas segala kelalaian, dosa dan khilaf kita sehingga musibah dan wabah  seperti ini Allah turunkan pada masa kita.

Kembali kepada PJJ. Kebijakan belajar jarak jauh ini diambil, tujuan utamanya adalah melindungi generasi emas Indonesia supaya tetap sehat. Terhindar dari wabah ini. Maka langkah yang diambil adalah membuat scenario pembelajaran di rumah dengan pendampingan dan pengawasan orang tua. Dengan tetap berada di rumah, diharapkan mereka kan terlindung dan terselamatkan dari wabah penyakit Covid-19 ini.

Para orang tua dan semua pihak harus memahami hal ini. Bukan karena bapak/ibu gurunya malas. Bukan. Justru yang kami lakukan dengan PJJ ini adalah agar putra-putri bapak/ibu selamat dan tetap sehat.

Bapak dan ibu guru berusaha mendesain kegiatan belajar yang senyaman mungkin. Agar orang tua siswa dan siswa dapat menjalaninya dengan mudah dan aman. Segala akses untuk memudahkan komuniksi berusaha tetap disediakan. Istilah lainnya, kami berikan pelayanan prima. Kami berusaha berikan kegiatan belajar sepanjang hayat. Tidak hanya berkutat di materi, tapi kami para guru berusaha menghadirkan peristiwa di lingkunga dalam pembelajaran, supaya siswa lebih sensitive dan peduli pada lingkungan sekitar.

Bapak/ibu wali murid, justru ini adalah kesempatan emas bagi orang tua untuk mendesain kurikulum belajar di rumah. Karena begitu banyaknya waktu tersedia untuk berinteraksi dengan anak. Jika dulu pada masa pembelajaran normal, anak disibukkan dengan tugas sekolah dan waktu yang terbatas, sekaranglah waktunya untuk masuk dalam dunia mereka. Berpikir positif adalah imun yang terbaik. Berkhusnudzon dalam musibah dan wabah ini.

Kami mengajak peran serta seluruh lapisan dan elemen masyarakat untuk menyelamatkan generasi emas Indonesia. berikan ruang bagi mereka untuk tetap belajar dengan aman. Saling memberi semangat dan motivasi untuk menyelamatkan bangsa ini. Patuhi anjuran pemerintah, untuk tetap di rumah dan melaksanakan protokol kesehatan dimanapun.

Semoga Allah Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi kita semua.