Adzan subuh belum berkumandang. Segera aku bangun dan mandi. Tanpa sempat olah raga ringan. Sambar sana, sambar sini. Rasanya dua tangan dan dua kaki yang aku miliki masih kurang. Bikin air panas, nasi, dadar telur, sup sayur, sambal…..beres. Tinggal siapin baju kerjaku dan suami. Wut..wutwut…beres. sepatu, tas…sambar raja.

Pagi ini aku tergesa-gesa segera berangkat ke kantor. Banyak pekerjaan yang harus selesai hari ini. Jadi aku usahakan berangkat lebih pagi. Suami sampek terheran heran dengan tingkahku yang amburadul. Minum sambil jalan. Pakai baju sambil jalan. Nelpon dan balas wa sambil jalan. Untung tidak kesedak.

“Duduk dulu lah dik. Jangan makan minum sambil jalan gitu. Pamali,” kata suami

“Harus cepet-cepet mas. Ayo segera siap-siap, aku banyak pekerjaan hari ini,” jawabku

Sambel geleng-geleng suami segera mempersiapkan diri untuk berangkat. Kalau biasanya semua aku siapkan, tapi pagi ini , maafkan daku sayang….biasanya kami sempat minum kopi dan camilan sambil ngobrol dengan ibu, atau lihat tv bersama. Tapi pagi ini zonk dulu. Tanpa sempat pamit ibu yang belum pulang dari masjid, kami berangkat.

Aku teringat pagi ini ada beberapa laporan yang harus segera aku serahkan pada pimpinan. Sebenarnya sudah seminggu yang lalu diminta untuk selesai. Tapi kalau urusan angka, kalau tidak mood banget rasanya gak nyambung. Sebab urusannya tentang anggaran dan tetek bengek yang rumit itu. kalau nggak konsen banget pasti hasilnya tidak maksimal. Tiga hari dapatnya hanya judul dan kolom kosong saja. Bener-bener blank. Mendadak bego abis.

Rasanya lama banget jalan ke kantor pagi ini. Mobil seperti lambat, padahal udah 70 km/jam angka di speedometer. Untuk mengusir keresahan, aku pejamkan mata sambil terus berdoa semoga hari ini semua lancar. Tiba-tiba mobil berhenti mendadak. Bunyi rem sampek berdecit. Ciiitttttttttt….

“Ada apa mas?” aku terkaget bertanya pada suami yang buru-buru turun dari mobil.

Aku bengong sendiri melihat suami yang melongok ke bawah mobil, berdiri dan jalan memutari mobil.

“Kok ndak ada.” Kata suami

Penasaran aku bertanya lagi

“Apanya yang ndak ada?” tanyaku lagi

“Perasaan tadi ada yang ketabrak.” Kata suami

Aku kaget dan segera ikut turun dari mobil.

“Nabrak apa mas ?” tanyaku penasaran

“Perasaan tadi ada kucing nyebrang dan ketabrak” Jawabnya

Suamiku masih gemetaran. Pandangan matanya masih terus mencari-cari, barangkali ada yang terlewatkan.

“Sudah, minum dulu.” Kataku berusaha menenangkan

“Alhamdulillaah kalo tidak jadi nabrak.” Kata suami

Tiba-tiba ada seorang ibu mendekati kami dan bertanya

“ Ada apa bu?” tanyanya

“ Ini bu, perasaan tadi kami nabrak kucing. Tapi dicari-cari kok tidak ada. “ jawabku

“ Biasa bu seperti itu. Hati-hati, jangan nglamun kalo sedang nyetir. Alhamdulilah ibu dan bapak selamat” kata ibu itu.

“ Iya bu, terima kasih sudah diingatkan.” jawabku

Dan kamipun melanjutkan perjalanan. Mobil melaju lagi. Kami masih terbawa perasaan atas kejadian tadi, dan aku merasa bersalah. Karena aku minta buru-buru, kami hampir celaka. Seandainya aku lebih disiplin waktu, mungkin yang seperti tidak akan terjadi. Ya Allah, terima kasih sudah menyelamatkan kami. dan aku berjanji tidak akan terulang lagi.