Tidak Selalu Seperti Rumus Matematika
Tulisan ini tentang nilai dari pengalaman saat penulis memberikan bimbingan dan pendampingan tadarus pada santri-santri kecil di masjid lingkungan rumah.
Mengapa tak selalu matematika. Jika mendengar kata matematika, yang terbayang dibenak kita adalah angka, hitungan, rumus dan segala hal yang berbau angka. Padahal tak semua akhirnya terumus seperti dalam matematika.
Untuk membangkitkan semangat berpuasa dan melakukan kebaikan di bulan puasa, kami selalu memberikan iming-iming kepada santri-santri kecil kami tentang hitungan pahala yang akan diperoleh saat nanti di surga. Karena masih erat terpatri dipikiran mereka, bahwa setiap kebaikan akan dibalas Allah dengan pahala.
Akhirnya selalu kami ilustrasikan setiap pahala itu nanti akan tumbuh menjadi pohon yang rindang yang akan menaungi kita saat di padang mahsyar yang panas. Jadi semakin banyak pahala dan kebaikan maka akan semakin banyak pula pohon rindang yang akan Allah tumbuhkan di padang mahsyar nanti, sehingg kita tidak akan kepanasan.
Tidak salah memang, karena ini adalah bentuk syiar kecil yang harus kami berikan pada santri-santri kecil kami, agar mereka bersemangat dan meyakini tentang arti ketaqwaan. Dan Alhamdulillaah, semangat mereka untuk berpuasa, membaca Al-Qur’an dan berbuat baik yang lain sungguh luar biasa. Sepertinya, bulan puasa sungguh membuat mereka berbahagia.
Disinilah ilmu matematika, tentang rumus penjumlahan, perkalian dan sama dengan menuntun pola pikir santri kecil kami.
Tapi tak semua seperti rumus matematika, saat kami harus mengajarkan tentang infaq dan bershodaqoh. Harus dengan bahasa yang halus. Memasukkan terjemah, bahwa berkurangnya uang dan harta yang kita berikan kepada orang lain yang membutuhkan akan menambah kekayaan kita. Bagaimana mungkin? Itu pikiran santri kecil kami. uang berkurang kok bisa bertambah. Harus bijak mengajak santri kecil ini memahami, dan harus dicari sudut rumus yang lain.
Tidak selalu seperti rumus matematika, jika sudah bertemu dengan ketentuan Tuhan. Semua sudah diluar jangkauan pikiran kita. Wallahua’lam. Seiring berjalannya waktu, kami percaya hidayah Allah yang akan menuntun santri – santri kecil kami menemukan rumus itu, menuju jalan ketaqwaan. Semoga…..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren bun
trm kasih sdh berkenan membaca. salam literasi
Masya Allah luar biasa. Salam sukses dan salam Literasi
Barokallah ustadz Musdar. Salam
Aamiin... Semangat selalu bunda umi
Aamiin... Semangat selalu bunda umi
berkat dirimu aku sll bersemangat cantik
Aamiin... Semangat selalu bunda umi
Maa syaa Allah keren cikgu ini. Ulasan menarik bundaa..
Sukses, keren Bu umi
Terima kasih bunda cantiq. semangat menulis buku lagi yaaa....
Maqom bu Nyai ini kayaknya
jangan gitu teacher. jaaaaauuuuhhhhhhhh