umi hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Brownyku Sayang ke Manakah Dikau Menghilang

Brownyku Sayang ke Manakah Dikau Menghilang

Kemaren siang pas jam istirahat, aku dan teman-teman yang berada di ruang guru kaget. Pasalnya, teman kami tiba-tiba menangis sesegukan. Beberapa orang spontan ikut panik dan mendekati untuk mencari tahu penyebabnya. Dengan berderai air mata, teman kami menceritakan si Embun, kucing kesayangannya sakit. Embun muntah darah dan harus menjalani rawat inap di klinik hewan. Duh Gusti! Tiwas ikut dredeg, kirain anaknya yang sakit. Tapi, hewan juga makhluk Tuhan yang harus disayang.

Semoga lekas sembuh ya, Embun.

Aku jadi ingat si Browny, kucing kesayangan anak gadisku yang pergi tanpa pamitan. Anak gadisku menamainya Browny karena rambutnya yang berwarna coklat-kuning keemasan. Tampangnya tampan rupawan, tubuhnya tinggi besar lumayan. HHmm…bukannya sombong. Namun, faktanya memang demikian. Tetanggaku meminjam Browny untuk menjadi pejantan. Sampai-sampai anak gadisku kangen sebab si Browny tidak segera dikembalikan. Biasanya browny setia menemaninya belajar.

Suatu malam, pas aku ke kamar mandi, terdengar suara khas ngeong dari kandang si Browny. Aku segera menghampiri, siapa tahu ada yang mengganggu. Setelah mendekat, ternyata aku baru paham kalau ada tiga ekor kucing kampung yang datang bertandang. Benar-benar, si Browny, kucing jantan idaman. Seandainya si browny bisa ngomong, mungkin dia mau bilang “Tolong keluarkan aku. Aku juga ingin berkencan.” Tak menunggu lama, aku segera mengusir mereka agar browny lebih tenang.

Browny kami buatkan kandang yang nyaman di pojokan halaman belakang. Pagi sampai selepas magrib Browny akan bermain-main di luar kandang. Setelah isyak, ia harus masuk kandang. Usai sarapan, Browny punya kebiasaan nongkrong di pagar depan rumah, ia mengamati orang yang lalu lalang di jalan sembari mengibas-ibaskan ekornya yang panjang. Sesekali orang yang lewat, berhenti sejenak sekadar mengelus manja si Browny. Terkadang ia sampai ketiduran. He.. he...

Pernah suatu saat, ketika Browny berjalan menuju halaman, seorang pemuda mencoba menangkapnya. Browny berusaha lari sampai menyeberang jalan masuk kebun tetangga depan rumah. Dilalah, tetanggaku memergoki dan memintanya menghentikan pengejaran. Alhamdulillah, si Browny terselamatkan. Aku sarankan Browny tetap di kandang biar aman, tapi anak gadisku merasa kasihan.

Pernah juga si Browny digendong anak-anak bujang dan di antar pulang. Katanya ia tadi ikut kucing kampung jalan-jalan. Eh…ujungnya, ia lupa jalan pulang. Beruntung anak-anak kecil tetanggaku baik hati membantu mengembalikannya ke rumah. Sebagai imbalan, mereka mengambil kalung browny untuk kenang-kenangan.

Kini, Browny tinggal kenangan. Meskipun kami sudah mencari dan menanyakan ke tetangga-tetangga, jejak keberadaannya tak juga kami temukan. Sedih? Pasti. Ia di rumah kami sejak kecil. Ia dilatih melompat dan memanjat. Dibawa ke klinik pas kurang sehat. Brrowny, kucing lincah yang menyenangkan. Ia sudah menjadi kerabat.

Semoga ia bersama orang yang baik dan bisa menyayangi. Oh.... Brownyku sayang ke manakah dikau menghilang?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post