Umi Kalsum

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Buah Kesabaran

Woyy.....mana duitnya!!! Begitulah teriakan yang tiap hari didengar oleh pak Dede menjelang magrib di tembok kontrakannya. Pak Dede bergegas merogoh koceknya, diambilnya uang dan segera diberikan ke orang yang teriak tadi. Sambil menghela nafas.....ehhhahhhhh, ambillah uang ini!

Dengan muka masam tanpa basa basi diambilah uang itu. Bukan tanpa alasan pak Dede memberikan uang itu, padahal tidak seharusnya uang itu diberikan karena pak Dogol yang tidak bekerja apa-apa buat pak Dede, hanya kebetulan saat itu Pak Dede sedang membangun rumah tempat tinggalnya, tapi bagi para preman kampung dijadikan waktu untuk memalak pembuat rumah.

Tak ada satupun diantara preman itu yang mau diajak bekerja, mereka hanya ingin minta jatah. Pemborong tukangpun sampai heran bukan kepalang dengan kelakuan aneh tapi pemborong terus menyemangati pa Dede.

Bu.. bapak mau rebahan dulu ya sebentar, ngantuk dan cuaca panas di luar, nanti jam 02 siang bangunin bapak yah, pinta pak dede . Baik pak, sahut bu Hana. Bu Hana adalah istri yang sabar.mendampingi suaminya pak Dede, Bu Hana hanya bisa berdoa dan terus menguatkan suaminya agar pembangunan rumah berjalan lancar hingga selesai.

Baru setengah jam pak Dede tidur, tiba-tiba terdengar suara mobil truk sedang membawa besi. Secepat kilatpun para preman pun datang menjegal sopir truk itu. Kali ini lebih banyak preman yang datang. " Jangan diturunin besinya" sahut pak Dogol. Saya cuma sopir bang.....nanti bos saya marah kalau saya ga tuntas anter barang, celoteh sopir truk. "Alah.....tau apa lu sopir ....pokoknya jangan diturunin barangnya. Waduhhh kaga enak saya, sopir menambahkan. Yaudah ...lu kabarin bos lu....bilangin yang punya suruh menghadap gue, begitu kata pak Dogol. Dengan wajah agak pucat, ditelponlah pak Dede. " Halo pak Dede.....maaf, saya ganggu bapak, besi yang saya bawa ga boleh diturunin sama orang-orang di sini, bapak dateng yah ke lokasi. Astagfirullah, ya Allah....apalagi ini....baik pak sopir, saya segera datang.

Bu Hana segera menghampiri....pak, tenang yah, keselamatan bapak lebih penting, jangan dilawan pak, gumam Bu Hana sambil memegang tangan suaminya. Tak terasa buliran air mata jatuh ke pipinya. " tenang bu....bapak insya Allah siap menghadapi cobaan ini. Yakinlah bu....pertolongan Allah pasti ada buat hamba-Nya yang terzolimi. Ibu doakan saja yah....bapak sayang ibu dan anak-anak. Sambil mengecup kening bu Hana....pak Dede tersenyum dan berkata, bu...bapak jalan ya....

Sesampainya di lokasi, pak Dede sangat kaget, Subhanallah....banyak sekali yang menjegal sopir truk pengangkut besi pesanannya, apa yang diinginkan mereka? Tak lain adalah....minta uang/ jatah preman. Dengan mantab pak Dede, mulai bertanya....ada apa nih rame-rame ke sini? Tanpa basa-basi pak Dogol berkata.... Besi ini tidak boleh diturunin sebelum kita bikin perhitungan! Saya hargain tiap satuannya.

Pak Dede pun tak kalah beraninya. Ia yakin Allah bersamanya. Ko bisa begitu bang? panggilan penghormatan buat kepala premannya. Pa Dede melanjutkan, saya kan sudah izin ke pak Rt dan orang yang dituakan di desa ini. Apa salah saya. Bukankah saya ingin bangun rumah di tanah yang saya beli sendiri dan pake uang saya sendiri. Jadi, dimana yang merugikan abang dan yang lainnya? Tegas pak Dede. Menyambar kemudian pak Dogol, enak aja.....lu tau ga..... siapa aja yang akan buat bangunan, harus berhadapan dengan gue. Pokoknya bayar...barang apapun yang lu beli, gue minta jatah gue.

Pak Dede terus membaca istigfar di dalam hatinya sekaligus berdoa memohonl perlindungan dan rezeki kepada Allah. Pak Dede pun menghela nafasnya dan berkata. Ok saya siap bayar, asalkan barang saya diturunkan, karena tukang saya sudah siap bekerja. Mereka para preman itu sibuk menghitung, dibenaknya pundi-pundi rupiah sudah di depan mata, siap pindah ke kantong mereka. Padahal.....sungguh sangat disayangkan, apakah terbayang oleh mereka, halalkah mendapatkan uang dengan cara begitu? Ikhlaskah pak Dede mengeluarkan uang buat mereka? Halalkah uang yang akan diberikan buat anak dan istri mereka? Wallahu a'lam, semoga Allah beri mereka hidayah. Aamiin

Akhirnya pak Dede membayar tiap batang besi yang mereka hargai. Dan hampir setiap barang yang dibeli pak Dede dimintai jatahnya bahkan uang yang diminta itu melebihi harga pasaran jatah preman di daerah lain. Sungguh ujian yang besar bagi pak Dede dan keluarganya.

Waktu terus berjalan, pekerjaan bangunanpun sudah hampir selesai, kesabaran dan keteguhan keluarga pak Dede membuahkan hasil. Mereka mampu melewatinya dan membuktikan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, pertolongan Allah pasti datang bagi hamba-Nya yang senantiasa memohon kepada-Nya.

@Tagur hari ke-7, Pamulang, 16-11-2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ceritanya sangat menarik Bu. Keren banget. Tapi biar pembacanya lebih nyaman, cara penulisan dialog harus dibuat paragraf baru. Maaf ya Bu.

16 Nov
Balas



search

New Post