Dia Lebih Memilih Mahasiswa Magister
Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah selesai. Rian seorang guru SDI di Jakarta bersiap untuk pulang ke rumahnya. Pukul 14. 30 menit setelah beres-beres administrasi segera Rian pamit dengan kepala sekolah dan meninggalkan sekolah tempat Ia mengajar. Tetapi sebelum pulang ke rumahnya, siang itu Ia mengunjungi Wartel untuk menelpon kekasihnya.
Assalamualaikum Dek, sapa Rian. Apa kabar Adek di sana? Sehat-sehat yah. Dengan senang hati Nila menjawab, Alhamdulilah sehat di sini. Sekarang aku sedang ada kuliah Kak, nanti sore Kakak telpon lagi yah. Rian pun pulang ke rumahnya dan tak sabar menunggu waktu sore. Nanti sekitar pukul 21.00 Rian pun ingin menelpon Nila kembali, waktu Jakarta lebih awal 5 jam dari waktu Mesir tempat kuliah Nila saat ini. Sambil menunggu waktu menelpon tak luput juga Rian membuat puisi cinta untuk Nila. Entah berapa surat cinta yang sudah terkirim untuknya. Begitu cinta dan setianya Rian menunggu Nila yang jauh di sana.
Jam dinding menunjukkan pukul 21.00 WIB, Rian bergegas ke wartel, kata-kata indah sudah disiapkan untuk melepaskan rindu pada pujaan hatinya, janji terlontarkan untuk meyakinkan Nila agar segera menuntaskan kuliahnya, seraya janji suci akan diikrarkan nantinya. Mulailah telpon disambungkan, dan Nila pun menerima panggilannya. Rona bahagia terpancar di wajah Rian, karena Komunikasi malam itu penuh suka cita dan cinta.
Kurang lebih 3 tahun Rian memupuk cinta dan meyakinkan Nila agar tetap setia bersamanya. Memasuki tahun terakhir masa kuliah, Nila bertemu dengan seorang mahasiswa yang pandai mencuri perhatiannya. Jarak yang dekat serta intensitas pertemuan membuat Nila mulai ada ketertarikan. Sangat wajar karena memang Nila dan Adam itu berada dalam satu kampus, hanya saja berbeda level, Adam mahasiswa magister, sementara Rian jauh dan tidak pernah berjumpa selain hanya lewat telpon saja, karena memang waktu itu belum ada Hp Android seperti sekarang ini.
Kabar kedekatan Nila dengan Adam terdengar di telinga Rian, tapi Rian tetap yakin bahwa Nila adalah kekasih setia dan tak mungkin berpaling ke pria lain. Rian pun berusaha sering menelpon dan meyakinkan Nila. Cinta Rian yang begitu besar tak tergoyahkan walaupun banyak juga teman Rian yang mengadukan kedekatan Nila dengan Adam, tapi Rian tidak menghiraukan.
Hubungan Nila dan Adam-pun semakin jelas. Keduanya sudah mendapat restu orang tua dan akan segera melangsungkan pernikahan di jakarta selepas Nila lulus sarjana.
Bagai disambar petir di siang bolong, Anto teman sekelas Nila memberi kabar Rian, bulan depan Nila akan kembali ke Jakarta dan akan menikah dengan Adam. Rian hanya terduduk lemas, dan sedikit berkaca-kaca. Dengan terbata-bata Rian berucap, terima kasih Anto, akhirnya kabar buruk itu sampai ke telingaku. Ku terima taqdirku. Dia sudah milik orang lain, sahut Rian.
Siang hari itu, saat Rian baru saja pulang mengajar, tukang post mengantarkan sepucuk undangan pernikahan Nila. Subhanallah ....Rian berucap. Rian berusaha menenangkan pikirannya tetapi hati dan jantungnya berdetak kencang. Namun demikian di benaknya, terbersit niat untuk menelpon Nila, mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Rian memberanikan diri menelpon Nila. Assalamualaikum Dek.... Kebetulan pas Nila yang menjawab, waalaikum salam Kakak. Belum lagi Rian melanjutkan bicara, Nila menyambar pembicaraan. Kakak...maafkan Nila dan Nila mohon izin mau menikah dengan pria pilihan orang tua Nila. Doakan Nila semoga lancar dan langgeng pernikahan Nila, dan semoga kakak mendapat wanita yang mencintai kakak dengan tulus. Terima kasih kakak. Wassalamualaikum Kak, kata terakhir yang Nila ucapkan dan telponpun ditutup.
Rian menjawab salam Nila dan menutup telpon itu. Semoga kamu bahagia Nila. Seketika Ibu Rian menghampiri Rian, dengan tenang dan penuh senyum, Ibu Rian memeluk dan berbisik, Ikhlaskan Nila....ibu doakan kamu mendapat wanita yang lebih baik dari Nila. Insya Allah.
@Tagur hari ke-15, Pamulang, 24-11-2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar