Selamat Hari Baba

Sejak kecil ku terbiasa memanggil ayahku dengan sebutan baba. Namanya H Mursid, putra dari H Muhammad yang terkenal dengan tukang pijat, sedangkan ibunya adalah pedagang emas. Bakat dagangnya menurun kepadanya.

Memasuki usia remaja Baba sudah belajar berdagang, bukan dagang emas melainkan dagang kembang. Berkat keuletan dan sikap royalnya menghantarkan dirinya menjadi pedagang kembang yg sukses. Berlanjut hingga beliau menikah dengan ibuku ( mama) . Usaha dagangnya semakin maju. Baba mampu dan sukses menjadi suplier hotel ternama di Jakarta. Diantaranya Hotel Grand Hayyt, Hotel Mulia dan Hotel Borobudur. Tidak sedikit pundi-pundi rupiah diraihnya. Namun demikian beliau tidak terlena dengan hartanya, justru beliau banyak berderma, terbukti dengan sangat sayang dan perhatiannya dengan anak yatim dan janda yang tidak mampu baik di lingkungan tempat tinggalnya.

Baba, sosok ayah yang penuh kasih, tanggung jawab, adil, bijaksana, dan perhatian. Tidak banyak bicara namun wibawa. Keras kemauannya dan sangat berprinsip. Tapi apapun yang dilakukan penuh pertimbangan yang matang.

Baba begitu sayang dengan mama, mudah cemburu karena mama adalah kembang desa yang kecantikannya sekelas artis jaman dulu.

Kesuksesan baba tidak lepas dari manajerial mama. Keduanya saling melengkapi. Sukses terbesar adalah ketika baba mama mendirikan sebuah yayasan pendidikan islam di daerah Tangerang. Bukan di kampung sendiri, justru di kampung orang lain yang jauh dari rumah. Wasilah dagang kembang dan àtas petunjuk guru Kh Syafii Hadzami, baba mendirikan yayasan tersebut. Sebuah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga hari akhir nanti.

Baba....Kau tak lagi bersamaku di dunia ini, tapi kau segalanya buatku , bagiku kaulah pahlawan sejatiku, teladan bagiku bahkan hingga anak cucumu. Kuyakin saat ini tempatmu adalah Surga Firdaus, tempat terlayak untuk orang sebaik dirimu.

Selamat Hari Baba....

Umi Kalsum, anakmu yang selalu mencintai dan mendokanmu.

@Tagur hari ke-3, Pamulang, 12-11-2021