Pelajaran Tambahan Yang Membuat Jera
Kelas 9B merupakan kelas yang sering dibicarakan oleh banyak guru. Bukan karena prestasinya atau kebaikan kelas itu. Namun ada beberapa siswa yang sering membuat ulah. Tidak banyak siswa, namun hanya beberapa saja yang sejak dahulu sudah terkenal. Mereka sering melanggar peraturan sekolah diantaranya sering mengeluarkan baju seragamnya, sering terlambat, sering ramai , tidak memperhatikan selama pelajaran dan sering tidak mengerjakan tugas.
Setiap mengajar di kelas ini, hampir semua guru pasti mengeluh atas apa yang mereka lakukan. Maka banyak yang kurang suka mengajar kelas ini. Bahkan ada kelakar dari salah seorang guru bahwa ia siap menjalankan semua tugas, asal tidak mengajar kelas 9B. Tentu ini hanya guyonan, hanya sebuah ekspresi bahwa kelas 9B memang “luar biasa.”
Bila akan mengajar kelas 9B maka kami para guru harus mempunyai energi yang cukup karena mereka memang ekstra. Ekstra energi, suara dan kelakuannya. Bila suatu hari salah seorang atau beberapa mereka yang sering membuat ulah tidak masuk sekolah, rasanya tenang. Mengajar berjalan dengan lancar tanpa gangguan.
Pada hari Kamis saya mengajar kelas 9B pada jam terakhir setelah jadwal sholat dhuhur berjamaah. Setelah bel berbunyi saya segera menuju ke lantai atas dimana ruang kelas 9B berada. Ditangga saya berpapasan dengan beberapa anak laki-laki kelas kelas 9B, mereka yang sering berbuat ulah.
“ Bu, ijin ke kamar kecil dulu,” kata Alvin, salah satu dari mereka. Sebelum saya menjawab, mereka sudah berjalan turun sambil berkata, “ Sebentar, Bu.”
“ Segera masuk, ya…” saya berbalik untuk memasuki ruang kelas 9B. Beberapa menit kemudian Alvin dan kawannya memasuki kelas. Saya menyuruh mereka segera menyesuaikan teman-temannya, membuka buku Bahasa Inggrisnya.
Pada waktu itu saya mengajar materi Teks Procedure yang merupakan kelanjutan dari pertemuan minggu yang lalu. Hari ini waktunya membahas bacaan How to Make Brownish dan How to Make Photo Frame. Dari kedua teks itu siswa mempelajari fungsi sosial, unsur kebahasaan dan struktur teks. Setelah itu mereka mengerjakan latihan menjawab pertanyaan dari kedua bacaan.
Semua siswa mengerjakan tugas baik diskusi dengan temannya sebangku maupun mengerjakan sendiri, kecuali kelompok Alvin dan kawan-kawannya yang berjumlah 4 anak. Mereka sejak awal masuk langsung mengobrol sendiri walaupun dengan pelan. Yang lain menulis fungsi sosial, unsur kebahasaan dan struktur teks serta mengerjakan soal, tapi Alvin, Kelvin dkk tidak sama sekali.
Sudah beberapa kali saya tegur untuk tidak mengobrol sendiri dengan kelompoknya, supaya mengikuti pelajaran namun mereka hiraukan sebentar lalu mengobrol lagi. Akhirnya saya biarkan untuk menanti sampai bel pulang nanti.
Pada pukul 13.40 menit saatnya bel pulang berbunyi. Setelah berdoa bersama mereka salim untuk pamit pulang. Sengaja kelompoknya Kelvin saya suruh duduk dahulu. Mereka saya suruh menunjukkan pekerjaan yang harus dikerjakan hari ini, yaitu menganalisa fungsi sosial, unsur kebahasaan dan struktur teks serta menjawab pertanyaan. Mereka saya ijinkan pulang setelah selesei mengerjakan.
Mereka panik. Lalu kemudian membuka kembali buku dan kamus untuk mengerjakan. Saya tunggui mereka sambil memperingatkan apa yang telah mereka lakukan hari ini. Mereka sibuk mengerjakan dan membuka kamus. Untuk meyakinkan jawabannya, mereka bertanya. Akhirnya saya terangkan lagi materi yang tadi, dimana tadinya mereka tidak memperhatikan. Akhirnya mereka paham dan bisa mengerjakan. Bahkan mereka menganggap saat itu sedang les, menerima pelajaran tambahan.
Sekolah sudah sepi. Waktu sudah menunjukkan pukul 14.20 menit. Mereka baru selesei mengerjakan.
“Besok bisa diulangi lagi ya, bila tak mengerjakan dilanjutkan les. OK, saya siap,” jelas saya sambil berkemas turun ke kantor.
“Tidak, Bu. Besok saya mengerjakan,” jawab mereka serentak. Setelah berdoa dengan keras mereka salim dan pulang. Setelah menuruni tangga, ada seorang bapak dari salah satu mereka menghampiri dan memarahi. Mengapa ia berbuat ulah disekolah. Ternyata bapak tadi mendapat laporan dari para guru dikantor bahwa anaknya sering membuat masalah. Menurut mereka, anak-anak tersebut masih diberi pembinaan dan harus pulang belakangan.
“Hey, kamu berbuat apa saja disekolah! Jangan macam-macam, ya. Siapa yang mengajak kamu nakal. Hingga disidang sampai jam segini. Ayo pulang!” kata bapak itu sambil berteriak marah.
“ Lho, Pak. Ini tadi les. Les Bahasa Inggris,” jawab salah satu siswa dan diiyakan oleh yang lainnya. Bapaknya melihat saya dan akhirnya tersenyum sambil mohon pamit.
Sejak saat itu Kelvin dan teman-temannya tidak lagi berbuat ulah selama pelajaran. Mereka mau memperhatikan dan mengerjakan tugas. Daripada mengerjakan sendiri sampai sore hari…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Alvin dan Kelvin penurut sekali. Kalau murid saya, pasti langsung melarikan diri, menolak untuk tambahan les. hehehe.
itu sebenarnya hukuman pak. Tapi saya perhalus jadi les, hehe....Terima kasih
Syukurlah. Semoga "waras" seterusnya. Hehe.... Salam sukses, Bu.
Semoga Bu..hehe...Terima kasih. Salam sukses juga untuk Bu Cicik