Gagal Maning, Son. .
Oleh : Umi Maghfiroh
#Tagur ke 71
# Remidi 3
Harus bersyukur atau kecewa, saat mendapat kabar seperti gambar diatas? Yang pasti, rasa yang sempat membuncah harus luruh bagaikan bara api yang disiram air, padam seketika!
Tak bisa dipungkiri, kasus Covid saat ini meningkat tajam. Bisa dilihat dari media massa maupun elekrtonik, setiap hari mengabarkan perkembangannya. Bagaimana tidak! Saya sendiri mengamati perilaku masyarakat saat ini cenderung abai terhadap protokol kesehatan. Terlebih pasca vaksinasi. Anggapan kebal terhadap virus Corona setelah divaksin masih beredar dimasyarakat. Bisa dilihat dari kesadaran mematuhi Protkes, terutama memakai masker sudah menurun drastis. Saat ini, setiap saya belanja disekitar rumah selalu saya perhatikan. Dari 10 orang, yang menggunakan masker hanya 2-3 orang termasuk saya. Padahal sebelum puasa dan vaksinasi, mereka masih aktif menggunakan masker.
Sebenarnya, tanpa disadari, perilaku masyarakat yang abai inilah yang menjadi sebab mandeknya banyak kegiatan yang seharusnya berangsur normal. Sebut saja kegiatan keagamaan, ekonomi, pariwisata, dan pendidikan. Yang terakhir inilah yang menjadi keluhan banyak masyarakat atau wali murid. Kegalauan mereka terhadap masa depan pendidikan anak-anak secara tidak langsung akibat dari perilaku masyarakat juga. Kedisiplinan terhadap aturan, harusnya tidak diembel-embeli dengan alasan yang cenderung menunjukkan masa bodo atau apatis. Sebagai contoh; pertanyaan "mengapa mall tetap dibuka sedangkan selolah tutup?". Harusnya, ini bukan menjadi alasan kita untuk akhirnya tidak patuh dan abai dengan himbauan pemerintah. Seharusnya, kita menahan diri untuk tidak terpancing dengan perilaku abai tersebut. Sebagai. masyarakat yang baik, kita harus bersatu untuk menyudahi keadaan ini.
Memang kedisiplinan masih menjadi barang mahal di negeri kita ini. Tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak sekali pelanggaran aturan dilakukan oleh masyarakat +62 ini. Tak perlu membahas siapa dan kenapa, yang pasti, kejadian luar biasa ini harus diselesaikan dengan cara yang luar biasa pula. Kepedulian juga kedisiplinan masyarakat akan pentingnya memutus rantai penyebaran virus ini menjadi kunci dan PR besar negeri ini. Semoga, kita bisa bersama-sama dan bertekad bulat untuk mengatasi masalah ini agar semua bisa berjalan seperti dulu lagi. Dan kamipun, para guru, tidak lagi diminta memendam rasa rindu untuk berdekatan dan bercanda bersama murid-murid tercinta, tidak lagi. . . Mungkinkah? Semoga saja, Aamiin.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap dinikmati dan disyukuri, mungkin itu yang terbaik untuk semua Bu Umi Maghfiroh, Barokallah
Betul, Pak, tapi gemes dg mereka yang masa bodoh dan dg santainya. Betul, semua adalah atas izin-Nya, tapi apakah lantas kita tidak berusaha dan menerima semua dengan pasrah? Tentunya tidak! Karena Alloh akan merubah suatu kaum kalau kaum itu mau berusaha merubah dirinya sendiri, betul, kan, Pak? Sehat dan Sukses selalu untuk Pak Syaihu.
Membiasakan disiplin memang sulit, dengan proses daring orang tua juga ikut serta mendidik anak dari rumah. Salam literasi.
Daring maning, semoga ini yang terbaik untuk semuanya. Sukses selalu buat Ibu Umi Maghfiroh
Iya, Pak. Begitulah, ininjalan terbaik untuk memutus penyebaran virus yang terus bermutasi. Terima kasih telah berkenan mampir, Sehat san sukses selalu untuk Pak Bambang
Kalau berita begini bun jadi sedih sekali tanggal merah terus
Betul, Bund. rasanya sedih, dan saya tidak bisa menikmatinya. Kalau ada yang bilang "santai saja", jujur ndak bisa santai. . . terbayang beban yang menggunung saat nanti anak-anak PTM. Entahlah. . . Sukses a selalu untuk Bunda Andi Alnillah
Hiks. Daring maneh. Semoga masyarakat semakin sadar untuk menjaga prokes agar wabah ini segera berakhir. Sukses untuk bunda Umi Maghfiroh
Iya, Bu Ririn. Daring lagi, itu keputusannya untuk Tulungagung. Bersabar lagi, itu artinya. . . Sehat dan sukses selalu untuk Bu Ririn.
Amin YRA.
Amin YRA.
Aamiin yra, semoga ya pas masuk sekolah, pas keadaan sudah aman sehingga rindu kita bisa terobati. Sukses selalu buat umi maghfiroh.