Oleh : Umi maghfiroh

# Tagur ke 105

# Remidi 3

Pak Andi tak habis pikir dengan salah satu warganya yang sulit diberi nasehat ini. Sebagai ketua RT, Pak Andi menghimbau semua warga untuk mematuhi protokol kesehatan. Tak bosan rasanya Pak Andi selalu mengingatkan warganya untuk memakai masker, juga tidak berkerumun. Namun himbauan ini selalu ditaggapinya dengan mengatakan Pak Andi terlalu berlebihan dan takut terhadap Covid 19.

Sore itu, Pak Andi berkeliling komplek seperti biasanya untuk terus mengingatkan warga akan kondisi yang saat ini semakin mengkhawatirkan. Lonjakan korban akibat virus ini belum juga melandai. Vaksinasi yang dilakukan bukan menjadi jaminan bagi siapa saja akan kebal terhadap paparan virus ini. Pak Andi selalu mengatakan bahwa mengikuti protokol kesehatan menjadi satu-satunya senjata ampuh yang tak bisa ditawar lagi. Semua warga mengikuti himbauan Pak Andi dengan tenang dan tanpa interupsi. Pak Andipun menjadi lega, ternyata warga sudah lebih pintar.

Dalam perjalanan pulang, Pak Andi berfikir keras. Sepertinya ada yang aneh dengan kondisi warganya akhir-akhir ini. Pak Andi mulai mencari tahu tentang apa yang terjadi. Ditengah perjalanan Pak Andi bertemu dengan Mang Udin dan menanyakan kabar Pak Dadang. Ternyata Pak Dadang harus isolasi mandiri setelah seluruh keluarganya terpapar. Pantesan, warga menjadi tenang. Pak Dadang yang selalu memprofokasi warga, sekarang kena batunya.