Umi Maghfiroh

Penulis adalah seorang guru bahasa Inggris dengan 2 putri. Lahir di Tulungagung, 15 April 1978. Mengajar sejak tahun 2003 di MTsN 6 Tulungagung. Pendidikan tera...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mamah Keliru!
https://www.idntimes.com/travel/journal/keenanthy/minyak-gosok-cap-tawon-makassar-c1c2

Mamah Keliru!

Mamah, Keliru

Oleh : Umi Maghfiroh

Kemarin, kami berkunjung ke rumah Eyang (ibuku). Sebenarnya, rencana ini sudah sejak dua minggu yang lalu, namun karena banyaknya tugas dari sekolahku, akhirnya tertunda hingga kemarin. Hampir setiap hari putra sulungku Gibran selalu menanyakan kapan ke rumahnya Eyang dan selalu kujawab besok, sampai dia protes “Mamah selalu bilang besok-besok terus lo, besoknya sudah habis, Mah”. Meskipun Gibran masih TK B, namun dia bisa memprotesku atau ayahnya saat tidak sesui dengan keinginannya. Hadech, terkadang kewalahan aku mengimbangi celotehnya.

Kami berangkat dari rumah pukul 08.00. jarak rumah Eyang dengan rumahku tidak terlalu jauh, sekitar 30 menit perjalanan. Kami tinggal di kota yang sama, aku di selatan kota, Eyang di utara kota. Semua persiapan kulakukan karena kami berencana menginap selama tiga malam. Tentu saja bekal Gibranlah yang paling banyak. Semua mainannya di bawa. Katanya “Biar Mamah ndak belikne mainan di rumah Eyang”. Ya sudahlah, lebih baik aku mengalah dan menurutinya. Kalau dipikir benar juga, karena saat Gibran ndak bawa mainan, selalu minta eyang untuk belikan mainan, dan kebetulan di sana dekat dengan toko grosir mainan yang menawarkan harga murah. Kan, kasihan Eyang, diporotin Gibran terus meskipun dengan senang hati, bahkan menawarkan untuk membelikan mainan.

Sesampainya di rumah eyang, Gibran langsung berlari mencari Eyang dan Akungnya dan bercerita banyak hal, tentang truk dan bis yang tadi dilihatnya dalam perjalanan juga tentang sekolah dan teman-temannya. Terlihat betapa bahagianya Gibran bertemu Eyang dan Akung. Perlu diketahui, Gibran adalah cucu terkecil diantara ke 7 cucunya. Inilah yang membuat orang tuaku (Akung dan Eyang) sangat menyayanginya. Saat kami datang, Akung bersiap ke kebun untuk memetik buah pepaya dan pisang. Kebun Akung agak jauh dari rumah, sekitar 1 kilo ke arah barat rumah Akung. Mengetahui Akungnya mau berangkat ke kebun, Gibran merengek untuk ikut. Akhirnya, Akung mengajaknya ke kebun. Biarlah, itu jadi pengalaman dan petualangan Gibran untuk lebih dekat dengan alam. Biar ada bahan cerita nanti saat pulang ke rumah. Apalagi mau tidur, pasti seru, tuh!

Tak berapa lama, akhirnya mereka datang. Kulihat Gibran menggaruk-garuk badannya. Setelah kulihat ternyata ada bentol akibat gigitan nyamuk. Segera kucari minyak Tawon di kotak P3K, minyak ajaib untuk segala kondisi yang menjadi andalan keluarga kami.

“Gib, sini, Le, tak kasih minyak Tawon, biar hilang gatelnya” kataku sambil mendekatinya.

“Ndak mau, Mamah” dia menolak dan tak mau mendekat.

“Iya, Le, dikasih minyak dulu, biar ndak gatel” Akungpun ikut membujuk Gibran.

“Ndak, mau” dia tetap saja menolak dengan tetap menggaruk tangan dan kakinya.

“Kenapa kok, ndak mau, itu tangan dan kakimu digigit nyamuk, dikasih minyak tawon biar ndak gatal” kudekati Gibran dan memegang tangannya.

“Mamah keliru, Gibran itu digigit nyamuk, harusya dikasih minyak nyamuk, bukan minyak tawon!” protesnya kepadaku. Hiks! Serentak semua tertawa mendengar protesnya. Dasar Gibran, ada aja ulahnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

11 Aug
Balas

Keren cerritanya Bu Umi , Barokallahu fiik

12 Aug
Balas

Cerdas nak Gibran hahahha. Sukses selalu buat Ibu Umi Maghfiroh

11 Aug
Balas

Cerdas anaknya Bund. Lucu lagi....

13 Aug
Balas

Haha Gibran pintar, kan udah gak gatal lagi badannya Gibran setelah dikasih obat Tawon. Keren ceritanya Bu Umi

11 Aug
Balas

Gibran yang pinteerr... miyak tawon, ya untuk tawon..hehe... Salam sukses, Bu.

12 Aug
Balas

Betul juga Gibran tuh. Jadi ikut tersenyum saya. Sukses untuk Bunda Umi Maghfiroh.

11 Aug
Balas

Lhah, penerus Einstein ini. Jenius ... hehehe .... Keren ceritanya.

11 Aug
Balas

Cerpen yg menarik Bunda. Salam literasi dan sukses selalu

11 Aug
Balas

mantap keren cadas...ikut senyumin Gibran... salam sehat sukses selalu bunda Umi Maghfiroh

12 Aug
Balas



search

New Post