umi najibah

History Education Undergraduated (S. Pd) State University Of Surabaya East Java...

Selengkapnya
Navigasi Web

Implementasi Metode Ceramah pada Pembelajaran

1. Mengapa digunakan metode ceramah dalam pembelajaran?

Metode ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran dari sekian banyaknya metode yang dapat dikembangkan oleh pendidik di dalam kelas. Menurut persepsi saya metode ceramah merupakan metode yang paling mudah digunakan. Sayangnya ketika metode ini dibandingkan dengan metode lain, maka dianggaplah yang paling tidak efekfif (paling lemah), tetapi justru malah banyak digunakan oleh guru. Apa yang melandasi pernyataan tersebut? Ada apa dengan metode ceramah yang dikembangkan pendidik didalam kelas? Benarkah metode ini paling tidak efektif? Salahkan jika pendidik menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran?. Banyak pertanyaan yang muncul terkait bermanfaat dan tidaknya metode pembelajaran dalam kelas tersebut.

Penggunaan metode pembelajaran oleh guru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang baik. Sebaliknya, penggunaan metode yang tidak tepat akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang tidak baik. Adapun penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran dapat dikatakan efektif. Hal tersebut dikarenakan dalam metode ceramah ini guru akan bertindak leluasa dalam menyampaikan informasi dalam kelas dan dapat mengontrol kondisi kelas tersebut. Sehingga peran guru dalam pembelajaran dalam kelas sangatlah besar. Selain itu, menurut metode ceramah seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas agar dapat menyampaikan materi secara detail dan jelas dalam waktu yang singkat. Guru merupakan gudang pengetahuan yang memiliki peran sebagai pemberi pengetahuan kepada peserta didik yang sedang belajar. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah akan terjadi proses pemindahan pengetahuan dari guru kepada peserta didik.

Selain itu, kebermanfaatan metode ceramah ini juga dapat membatu siswa dalam memahami suatu informasi yang tidak ada dalam literatur tertentu. Sehingga disinilah peran guru dalam kelas ketika menggunakan metode ceramah sangat diperlukan. Seorang guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contoh: di suatu kelas, guru mengajarkan Sejarah perkembangan kerjaan maritim di Indonesia pada masa Hindu-Budha. Namun di perpustakaan sekolah tidak tersedia bukti yang menggambarkan terkait sejarah perkembangan kerajaan maritim tersebut. Maka tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.

Penggunaan metode ceramah juga dapat dikatakan sangat mudah dipahami maupun mudah diterapkan oleh guru. Dapat dikatakan demikian karena dalam metode ini terdapat langkah-langkah pembelajaran yang terkesan tidak ribet dan dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dalam kelas. Pertama, Tahap persiapan. Dalam tahapan ini, seorang guru berperan dalam menciptakan kondisi belajar dikelas dengan baik sebelum proses belajar mengajar dimulai seperti penyiapan bahan ceramah secara matang, merumuskan tujuan pembelajaran khusus, menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan, merumuskan materi ceramah secara garis besar, bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi beberapa penggalan, dan masih banyak lagi.

Kedua, Langkah Penyajian. Pada tahapan ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok materi. Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung pada tahapan ini. Oleh karena itu, penguasaan materi harus benar-benar ditekankan oleh guru. Selain itu guru juga harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

Ketiga, Menutup materi diakhir pembelajaran. Pada tahapan ini, seorang guru harus mampu mengintegrasikan terkait materi-materi yang disampaikan. Sehingga hasil akhir dari adanya metode ceramah ini adalah suatu kesimpulan dengan bahasa yang dapat dipahami siswa.Setelah memberikan kesimpulan, guru kemudian melakukan melaksanakan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan sebagai hasill dari perilaku yang timbul.

2. Apakah tujuan dari metode ceramah ?

Adapun tujuan dilaksanakannya suatu metode ceramah dalam kelas ialah tidak lain karena dalam metode ini penyampaian materi pelajaran yang bersifat informasi akan lebih meluas. Seperti penyampaian, yaitu konsep, pengertian, dll. Selain itu, dengan adanya metode ini memiliki tujuan agar dapat melatih pengalaman berpikir sisiwa melalui bahan tertulis hasil ceramah yang disampaikan oleh guru, menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat dalam isi pelajaran, memperkenalkan informasi baru dan memberikan penjelasan secara mudah mengenai teori dan prakteknya sesuai gaya bahasa yang mudah dipahami, merangsang siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pengayaan dan evaluasi belajar dilakukan oleh guru.

Oleh karena itu, dengan digunakannya metode ceramah ini,seorang guru akan berperan aktif dalam mengatur pembelajaran dalam kelas sehingga kelas dapat berjalan secara interaktif, menyenangkan dan penuh dengan kerjasama.

3. Kaitan teori belajar dengan metode ceramah dalam pembelajaran

Sebenarnya apa yang melandai digunakannya metode ceramah dalam kelas? Apakah ada keterkaitan antara metode ceramah dengan teori belajar yang ada?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka diperlukan analisis mengenai praktik dari metode ceramah itu sendiri. Oleh karena itu dapat diulas kembali bahwa metode ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Dalam metode tersebut, penyampaian informasi sebagian besar dilakukan oleh guru. Sehingga dalam praktiknya guru memiliki peran andil dalam terlaksananya suatu pembelajaran. Guru memberikan informasi-informasi secara langsung dan mudah dipahami oleh siswa didalam kelas yang berjalan secara kondusif dan menyenangkan dan nantinya diharapkan dapat terjadi timbal balik atau respon yang diberikan oleh siswa tersebut. Namun berangkat dari salah satu kelemahan dari metode ini adalah ketika suatu pembelajaran kelas siswa terlihat pasif, maka seorang guru hanya akan bertindak sebagai komunikator belaka. Sehingga pembelajaran akan terjadi satu arah saja atau one way communication.

Oleh karena itu, dengan adanya pembelajaran satu arah tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa metode ceramah dapat berkaitan dengan teori belajar behavioristik atau teori pelaku. Dalam sistem perilaku tersebut, pembelajaran diartikan sebagai proses pembentukan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan balas (respon) seperti halnya yang terjadi dalam pembelajaran yang menganut metode ceramah. Seorang guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku peserta didik merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

Adapun keterkaitan antara metode ceramah dengan teori behaviotistik atau teori perilaku dapat terlihat dari langkah-langkah pembelajaran yang ada pada metode ceramah yakni tahap persiapan, tahap penyajian dan tahap kesimpulan dan evaluasi seperti yang telah dijelaskan diatas. Pada tahap kesimpulan seorang guru akan memberikan penegasan terhadap materi yang telah disampaikan sebagai suatu kesimpulan pada pembelajaran tersebut. Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan peserta didik itu sendiri guru akan melakukan evaluasi berupa soal-soal baik secara tertulis maupun lisan sebagai stimulus agar mendapatlan jawaban atau respon dari peserta didik.

Pernyataan diatas juga dapat dikaitkan dengan teori belajar behavioristik dimana menurut Pavlov, ia mengadakan suatu percobaan labolatoris terhadap anjing. Dalam percobaan tersebut anjing diberikan stimulus bersarat. Contoh situasi tersebut pada peserta didik adalah ketika melalui tahapan persiapan dari metode ceramah, guru akan menjelaskan tentang syarat-syarat ketercapaian pembelajaran yang akan terjadi jika peserta didik telah melampaui tahapan akhir yakni sampai tahapan kesimpulan dan evaluasi yang telah ditetapkan. Misalnya guru memberikan penugasan tertulis ataupun simulasi berupa presentasi. Adanya penugasan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mengukur dan menandakan evaluasi tingkat kemampuan peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru sekaligus sebagai penanda bahwa suatu pembelajaran telah dilaksanakan dan dapat dipahami oleh peserta didik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih, kami dapat informasi.

21 Jan
Balas

Sama sama bu, jika ada kritik dan saran silahkan disampaikan sebagai penambah khasanah pengetahuan saya

22 Jan



search

New Post