umi najibah

History Education Undergraduated (S. Pd) State University Of Surabaya East Java...

Selengkapnya
Navigasi Web
Resensi Buku
"Geger Pecinan 1740-1743: Persekutuan Tionghoa-Jawa Melawan VOC"

Resensi Buku "Geger Pecinan 1740-1743: Persekutuan Tionghoa-Jawa Melawan VOC"

Dalam bukunya, Daradjadi Gondodiprojo mencoba mengungkapkan berbagai kronologi peristiwa - peristiwa berupa peperangan yang terjadi antara laskar Tiongkok yang beraliansi dengan penduduk pribumi melawan kompeni (VOC) yang pada waktu itu telah membuat rakyat menderita terutama warga Tiongkok terlepas dari pembantaian massal yang telah dilakukan oleh kompeni tersebut dimulai. Kronologi dimulai saat itu terdapat industri gula yang berkembang pesat dan Batavia membutuhkan banyak tenaga kerja, maka didatangkan penduduk dari Tiongkok untuk menjadi pekerja di sana. Sedangkan posisi rakyat Jawa pada waktu itu tidak begitu dipercayai oleh Batavia.

Namun perkembangan penduduk yang sangat pesat kemudian menimbulkan kekuatiran, ditambah lagi jatuhnya harga gula, mengakibatkan tingkat kriminalitas semakin tinggi yang kebetulan banyak dilakukan oleh kaum Tionghoa yang pengangguran. VOC kemudian melakukan razia terhadap penduduk Tionghoa yang menimbulkan perlawanan dari masyarakat Tionghoa, ditambah dengan adanya kebakaran di Batavia yang semakin meningkatkan tensi dari pihak kompeni sehingga puncaknya terjadi pembantaian 10.000 penduduk Tionghoa di Batavia. Selain itu penyebab lain penduduk Tiongkok yang ada di Nusantara semakin meradang karena adanya resolusi yang dikeluarkan oleh mereka (kompeni) pada 25 Juli 1740 yang isinya memerintahkan :

“Bahwa semua orang Cina yang mencurigakan tanpa peduli mereka memiliki surat izin atau tidak, harus ditangkap dan diperiksa. Apabila mereka ternyata tidak mempunyai penghasilan atau menganggur, mereka akan dipulangkan ke Tiongkok atau dibuang ke Ceylon (Sri Lanka) dan Tanjung Harapan untuk bekerja di perkebunan dan pertambangan sebagai kuli.”

Sejak saat itu VOC kemudian menetapkan kuota untuk imigran Cina yang datang ke Kepulauan yang akhirnya menimbulkan perlawanan dari rakyat sebagai upaya pembalasan setelah sebelumnya Kompeni membantai ribuan warga etnis Tionghoa yang ada di Batavia di tahun 1740. Mereka (kaum Tionghoa) yang selamat dari pembantaian tersebut kemudian menyebar menyelamatkan diri dan menghimpun kekuatan untuk membalas. Mereka kemudian memasuki wilayah-wilayah Kerajaan Mataram yang menguasai sebagian besar Pulau Jawa di saat itu. Aliansi pun terbentuk karena di saat yang bersamaan Mataram mulai merasa jengah atas keberadaan Kompeni di tanah Jawa. Perlawanan kaum Tionghoa & Jawa-Mataram terhadap Kompeni pun berkobar di berbagai tempat di Pulau Jawa. Perlawanan ini pun dianggap sebagai salah satu perlawanan terbesar selama Kompeni berkuasa di Nusantara.

Adapun tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pertempuran ini dimainkan oleh Raden Mas Said dan Sunan Kuning (Sunan Kuning), alias Raden Mas Garendi, yang dinobatkan sebagai Sunan Amangkurat V, Raja Mataram. Ketika ia berusia enam belas tahun agaknya dia mendapat nama Sunan Kuning karena dia memiliki pasukan tentara Cina dan yang kemudian bersatu membantu rakyat Tiongkok untuk melawan Kompeni di Jawa. Selain itu, ketika pada tahun 1740 ribuan penduduk kota Batavia Cina dibantai oleh Belanda. Kemudian muncullah Kapiten Sepanjang yang dikenal sebagai (Khe Panjang / Tan Way Soey) memimpin pasukan Tiongkok yang berperang melawan VOC. Sosok yang agak misterius ini dikatakan saudara tiri kaisar Tiongkok, Kian Liong. Ada juga tokoh lain yang ikut serta berperan penting dalam peristiwa tersebut yakni Sunan Pakubuwono II (Raja Mataram berkuasa), Pangeran Mangkubumi (Bangsawan Mataram), Adriaan Valckenier (Gubernur Jendral VOC saat terjadi pembantaian etnis Tionghoa di Batavia), dan Hugo Verijsel (Pimpinan Militer VOC), dll.

Dalam buku karangan Daradjadi Gondodiprojo tersebut, menurut persepsi saya terdapat suatu pendekatan teori sosial yang menonjol, diantaranya yakni adanya teori konflik yang dicetuskan oleh Karl Marx, dimana menurutnya teori konflik ini muncul karena adanya konflik atau pertentangan antara segmen-segmen masyarakat untuk memperebutkan aset-aset yang bernilai. Biasanya konflik terjadi karena perebutan sumber daya, baik sumber daya politik, sosial, ekonimi, atau simbolik. Dengan demikian Karl Marx membagi kelas masyarakat menjadi tiga yakni Kelas elit (Bourjois), Kelas menengah dan Kelas bawah (proletar).

Teori konflik ini berkembang sebagai reaksi teori fungsionalisme struktural. Teori konflik memiliki akar tradisi dari Marxian. Teori konflik melihat relasi sosial dalam sebuah sistem sosial sebagai pertentangan kepentingan. Masing-masing kelompok atau kelas memiliki kepentingan yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini ada karena beberapa sebab: Pertama, manusia memiliki pandangan subjektif terhadap dunia. Kedua, hubungan sosial adalah hubungan saling memengaruhi atau orang mempunyai efek pengaruh terhadap orang lain. Ketiga, efek pengaruh tersebut merupakan potensi konflik interpersonal. Dengan demikian stratifikasi sosial berisi relasi yang sifatnya konfliktual.

Jika dikaitkan dengan buku Geger Pecinan karya Daradjadi Gondodiprojo yang berisi konflik yang terjadi antara VOC dengan aliansi rakyak Tiongkok dengan Pribumi, seperti layaknya teori Karl Marx yang didalamnya terdapat kelas-kelas sosial begitupula dengan buku tersebut, saya dapat mengklasifikasikan kelas sosial yang ada dalam mayarakat pada waktu itu yakni adanya kelas atas yang diduduki oleh Kompeni (VOC) yang menguasai seluruh sistem agraria Nusantara pada waktu itu terutama perkebunann Gula yang pada waktu itu sangat berkembang pesat. Kemudian kelas menengah yang diduduki masyarakat asing yang terdiri dari rakyat Tiongkok yang ada di Nusantara pada waktu itu yang kemudian dijadikan pekerja atau tangan kanan VOC karena keterampilannnya bekerja dibanding masyarakat pribumi sendiri. Dan yang terakhir adalah kelas proletar atau kelas bawah dimana kelas tersebut pastinya diduduki oleh penduduk pribumi yang notabene nya dijadikan buruh atau pelayan oleh VOC terutama rakyat Mataram.

Adapun salah satu hal yang menyebabkan adanya konflik tersebut karena adanya sentimen sosial antara pihak VOC terhadap rakyat Tiongkok atau Cina yang berujung pada peristiwa pembataian massal yang menyebabkan terbunuhnya orang-orang Cina sebanyak 10.000 korban. Sedangkan disisi lain yakni dari penduduk pribumi sendiri juga dapat dikatakan menderita akibat perlakukan dari VOC dengan berbagai kebijakan dan monopoli perdagangan yang dijalankan VOC. Namun tokoh-tokoh penting pada waktu itu termasuk Pakubuwono II merasa bimbang bersikap terhadap VOC. Satu sisi ia ingin membantu rakyatnya yang begitu menderita darisegi sosial ekonomi, tetapi di sisi lain ia masih membutuhkan bantuan VOC. Perusahaan dagang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pelindung dalam menghadapi berbagai pemberontakan yang mungkin dilakukan bawahannya atau kerabatnya. Namun dengan segala perlakuan VOC yang ternyata semakin meresahkan dan merugikan bagi Mataram kala itu, salah satu beban yang harus ditanggung oleh Mataram seperti beban hutang yang semakin menggelembung, dimana yang awalnya bisa dibayar lancar tapi pada masa dimana VOC melakukan revaluasi mata uang yang membuat beban yang sangat tinggi sehingga tagihan yang harus dibayarkan kepada VOC semakin membengkak, itulah yang menyebabkan peperanganpun tak tertahankan.

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa dalam buku Geger Pecinan 1740-1743: Persekutuan Tionghoa-Jawa melawan VOC karya Daradjadi Gondodiprojo tersebut terdapat teori konflik yang dicetuskan oleh Karl Marx yang disebabkan karena ada reaksi atas teori fungsionalisme struktural dimana salah satu momok atau penyebab adanya konflik yang terjadi antara Kompeni dengan aliansi penduduk Tiongkok dengan penduduk Pribumi karena adanya sentimen sosial terhadap penduduk Cina begitupula dengan perlakukan Kompeni kepada penduduk pribumi terutama penduduk Mataram yang membuat mereka menderita akibat ekspliotasi yang telah dilakukan.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut, akhirnya terjadilah persekutuan antara rakyat pribumi dengan penduduk Tiongkok dalam melawan dan mengusir VOC dan sekutunya keluar Jawa. Disitulah variabel terhadap teori sosial muncul, dimana antara dua jenis masyarakat yakni masyarakat Cina dengan masyarakat Bumiputera untuk pertama kalinya berseteru dan menyatukan kekauatan demi satu tujuan yang sama yakni menginginkan Kompeni atau VOC pergi dari Nusantara. Namun meskipun begitu, aksi pembalasan dendam yang dilakukan oleh persekutuan penduduk Tiongkok dengan rakyat pribumi atas dukunngan Paku Buwono II berakhir dengan kekalahan. Meskipun belum dapat menandingi kekuatan VOC yang cukup dapat memecah belah persekutuan antara penduduk Tiongkok dengan penduduk Bumioputera, namun tidak dapat dipungkiri bahwa peperangan yang telah terjadi telah menjadikan VOC kewalahan. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana benteng pertahanan VOC di Kartasura itu jatuh. Sementara disaat yang sama, Bupati Madura, yaitu Cakraningkat juga membantu VOC karena kebenciannya terhadap PB II, walau dia adalah adik ipar PB II, karena awalnya akan dijanjikan Pasuruan sewaktu menikahi adik PB II, tapi tidak diberikan. Dan pedomannya adalah musuh dari musuh adalah teman.Juga muncul sosok Bupati Martopuro dari Grobogan yang loyal terhadap notokusumo.

Adapun alasan saya menggunakan teori konflik yang dicetuskan oleh Karl Marx tidak lain karena inti dari buku Geger Pecinan 1740-1743: Persekutuan Tionghoa-Jawa melawan VOC karya Daradjadi Gondodiprojo itu sendiri telah mengungkapkan terkait urutan konflik-konflik yang terjadi antara VOC dengan aliansi penduduk tiongkok dan rakyat Bumiputera dari pembahasan terkait perkembangan komunitas Tionghoa, arus perdagangan yang dikuasai VOC hingga terjadinya perecahan atau pembantaian massal tersebut. Selain itu, didalam buku Daradjadi yang terbagi menjadi 10 bab tersebut juga telah menjelaskan bahwa adanya konflik yang terjadi tidak semata-semata melibatkan keseluruhan rakyat pribumi terutama rakyat Mataram saja, namun juga adanya campur tangan dari pemerintahan Mataran itu sendiri terutama konflik politik yang terjadi didalam kerajaan yang juga ikut serta menambah peperangan kian membesar. Salah satunya

5. Temuan dari hasil penelitian

Dalam buku ini saya dapat menemukan berbagai penjelasan terkait sejarah mengenai latar dan dinamika sosio-ekonomi-budaya dari etnis Tionghoa di Jawa yang datang dari dataran Tiongkok, motivasi dan sepak terjang monopoli perdagangan yang dilakukan oleh VOC (Kompeni), hingga dinamika politik dan kekuasaan di Kerajaan Mataram. Hal lain yang juga menarik perhatian saya adalah penjelasan terkait sejarah tentang interaksi dan persekutuan antar etnis Tionghoa dan Jawa yang diiringi oleh upaya-upaya Kompeni untuk memecah belah kedua kelompok ini. Selain itu didalam buku ini juga tak lupa penulis telah mengulas seputar tema sejarah kolonialisme di Nusantara dan bagaimana dinamika masyarakat multi etnis yang ada di Nusantara saat itu berhimpun dan bersatu untuk melakukan perlawanan. Selain itu dalam buku ini pula saya telah menemukan satu poin penting didalamnya, diantaranya bukti sejarah bahwa masyarakat cina sudah akrab dengan masyarakat nusantara jauh sebelum bangsa kulit putih masuk ke nusantara. buku ini sangat bagus untuk memberitahu sebagian dari sejarah tentang persaudaraan antara masyarakat cina dan masyarakat nusantara. selain itu adanya peperangan ini telah memberi perspektif baru hubungan antara orang Jawa-Tionghoa- Belanda. Pemerintah kolonial Belanda mulai melakukan pemisahan antara kedua etnis sejauh mungkin. Suatu siasat guna mencegah terjadinya koalisi Tionghoa-Bumiputra melawan Belanda di masa selanjutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap bukunya

15 Jan
Balas



search

New Post