Umi Nasikah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

JURNAL REFLEKSI MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

JURNAL REFLEKSI

MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

NAMA

: UMI NASIKAH, S.PdSD

ANGKATAN

: 7 KABUPATEN TULUNGAGUNG

KELAS LMS

: 218

UNIT KERJA

: SDN PODOREJO 02

Refleksi minggu ini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan dan saya alami selama satu minggu , apa yang menarik buat saya kemudian rencana selanjutnya yang akan saya lakukan dalam minggu selanjutnya jurnal refleksi minggu ini saya menggunakan model I yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) atau 4P yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

Peristiwa

Saya memulai belajar modul 1.4 budaya positif adalah pada tanggal 6 Desember Tahun 2022 pada alur mulai dari diri dan eksplorasi konsep. Pada alur mulai dari diri saya melakukan refleksi tentang bagaimana seseorang bisa memegang kendali pada dirinya sendiri atau melakukan kontrol diri dengan cara membuat simulasi permainan buka tutup tangan. Pada alur eksplorasi konsep terdapat 6 sub bagian yang perlu saya pelajari. Eksplorasi konsep dipelajari mulai tanggal 7 Desember sampai dengan tanggal 10 Desember Tahun 2022.

Pada sub bagian pertama dari eksplorasi konsep saya mempelajari tentang pengertian disiplin dari berbagai tokoh fokus perhatian saya adalah pengertian disiplin menurut Ki Hajar Dewantara yaitu bahwa Ki Hajar Dewantara memiliki pandangan disiplin dapat membuat seseorang mampu untuk menggali potensinya, mampu mengontrol diri atau menguasai diri serta mampu memilih tindakan yang mengacu pada nilai yang dihargai. Kesimpulannya adalah orang yang disiplin adalah mereka yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya . Kemudian pada eksplorasi konsep saya juga mempelajari tentang perubahan paradigma belajar tentang teori kontrol bahwasanya ilusi guru mengontrol murid yaitu guru pada dasarnya tidak bisa memaksa murid berbuat sesuatu jika mereka memilih untuk tidak melakukannya, kemudian ilusi bahwa semua penguatan efektif dan bermanfaat artinya adalah bahwa penguatan positif atau bujukan merupakan sebuah kontrol untuk murid mengulangi sebuah perilaku yang baik namun penguatan sifatnya hanya sementara, kemudian ilusi tentang kritik akan membuat orang bersalah dapat menguatkan karakter bahwa perasaan bersalah berguna untuk seseorang bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan namun hal tersebut bisa membuat merasa rendah diri, orang dewasa memiliki hak untuk memaksa ilusi ini dapat diterima jika kedisiplinan tersebut berdasarkan pada sebuah pengukuran kinerja namun tidak efektif untuk dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena akan menimbulkan sebuah permusuhan.

Bagian selanjutnya adalah tentang teori motivasi menurut Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Disipline menyatakan bahwa ada tiga buah motivasi perilaku manusia yang mendasari perilakunya tersebut yaitu yang pertama untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, yang kedua ingin mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, dan yang ketiga adalah untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang mereka percayai. Dari ketiga teori motivasi ini maka kita berharap bahwa peserta didik kita memiliki teori motivasi yang ketiga yaitu motivasi intrinsik untuk menjadi orang yang diinginkan berdasarkan nilai-nilai yang mereka dipercayai.

Pada bagian selanjutnya dari eksplorasi konsep saya mempelajari tentang hukuman dan penghargaan menurut Diane Gossen dia berpendapat bahwa disiplin yang berupa hukuman itu bersifat tidak terencana atau tiba-tiba hukuman bisa diberikan oleh guru tanpa melalui sebuah kesepakatan antara murid dan guru dan bisa berupa hukuman fisik maupun psikis, Sementara disiplin yang berupa konsekuensi sifatnya sudah terencana atau sudah disepakati antara guru dan murid namun hal tersebut tetap saja membuat murid merasa tidak nyaman dan guru harus senantiasa memonitor perilaku murid-muridnya jika melakukan pendisiplinan dengan cara konsekuensi.

Hukuman dan penghargaan. Pada bagian sebelumnya sudah diterangkan bahwa hukuman itu membuat rasa tidak nyaman bagi seseorang kebalikannya penghargaan itu sangat diinginkan oleh seseorang tetapi penghargaan hanya memiliki pengaruh jangka waktu yang pendek saja jika kita tidak memberikan penghargaan lagi kepada seseorang tersebut maka orang tersebut akan kehilangan motivasi dari dalam diri, dan ketika kita menghentikan sebuah penghargaan pada seseorang maka orang tersebut tidak dapat menyadari tindakan baik yang mana yang harus dia lakukan.

Bagian sub eksplorasi konsep yang sangat menarik bagi saya adalah bagian kontrol posisi guru di sini saya mempelajari tentang lima macam posisi kontrol guru dalam menangani kedisiplinan atau ketaatan peserta didik terhadap aturan yang ada di sekolah, kelima posisi control tersebut adalah yang pertama posisi kontrol penghukum, yang kedua pembuat rasa bersalah, yang ketiga posisi kontrol sebagai teman, keempat posisi kontrol sebagai pemantau, dan yang terakhir adalah posisi kontrol manajer. Dari kelima posisi kontrol guru yang paling ideal untuk membudayakan Siswa memiliki disiplin positif adalah posisi kontrol sebagai manajer di mana guru berperan membantu siswa untuk mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi atas kesalahan yang mereka buat.

Selanjutnya adalah kebutuhan dasar manusia, kebutuhan dasar manusia yang pertama adalah kebutuhan bertahan hidup yang kedua kebutuhan untuk diterima yang ketiga kebutuhan akan penguasaan atau kompetensi yang ke-4 kebutuhan kebebasan atau kesempatan untuk memilih dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk merasa senang. dari kelima kebutuhan tersebut kebutuhan nomor 2 sampai dengan nomor 5 berupa kebutuhan yang bersifat psikis sedangkan yang pertama yaitu bertahan hidup adalah kebutuhan secara fisiologis. Ketika kebutuhan dasar manusia itu jika tidak terpenuhi maka seseorang akan cenderung untuk melakukan perbuatan yang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan itu dan biasanya seseorang bisa melakukan sebuah kesalahan karena ingin memenuhi kebutuhan kebutuhan dasar manusia itu.

Dalam proses untuk membentuk disiplin positif dan budaya positif di sekolah maka perlu ada upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mewujudkan impian tersebut salah satunya adalah dengan membuat keyakinan kelas kelas adalah sebuah upaya nyata untuk membangun disiplin positif dimana keyakinan kelas dibuat berdasarkan kesepakatan kata guru dan murid yang bertujuan untuk membentuk lingkungan kelas yang kondusif dan mendukung tumbuhnya budaya positif. Pembentukan keyakinan kelas diawali dengan mencari tahu tentang nilai-nilai kebajikan yang diyakini bersama kemudian melakukan curah pendapat tentang keyakinan yang dibuat bersama selanjutnya menyimpulkan keyakinan kelas dan memasang poster keyakinan kelas di tempat yang mudah untuk diketahui atau dibaca oleh warga kelas tersebut.

Bagian yang sangat menarik buat saya selanjutnya adalah tentang restitusi karena menurut saya adalah hal yang baru atau istilah yang baru yang saya baru saya kenal di pendidikan calon guru penggerak. Pada modul ini saya mengetahui bahwa restitusi merupakan proses kolaborasi yang mengajak siswa untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapinya siswa diajak berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain dengan benar. Dalam melaksanakan proses segitiga restitusi maka kita perlu memahami adanya proses yang yang runut dari restitusi tersebut yaitu yang pertama adalah menstabilkan identitas yaitu menggali kebenaran dari informasi yang diterima tentang siapa yang melakukan tindakan yang salah. Selanjutnya adalah validasi tindakan yang salah yaitu menggali informasi kepada seseorang yang melakukan tindakan yang salah dengan cara cara menanyakan alasan mereka melakukan hal itu dan menanyakan kebutuhan apa yang mereka inginkan ketika mereka melakukan kesalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah menanyakan keyakinan yang telah dilanggar dan menanyakan ingin menjadi pribadi yang bagaimana.

Alur selanjutnya adalah ruang kolaborasi dimana saya melaksanakan diskusi di ruang kolaborasi bersama teman-teman calon guru penggerak pada tanggal 12 Desember Tahun 2022 di sana kami mendiskusikan tentang perbedaan antara hukuman konsekuensi dan restitusi di dalam LMS terdapat empat buah kasus yang harus kami diskusikan bersama di mana di dalamnya terdapat persoalan tentang restitusi dan kaitan nya dengan 5 posisi kontrol guru selanjutnya pada tanggal 13 Desember tahun 2022 kami mempresentasikan hasil diskusi kelompok di ruang presentasi ruang kolaborasi pada LMS. Kamudian pada tanggal 14 dan 15 Desember tahun 2022 saya memasuki alur demonstrasi kontekstual. Pada alur demonstrasi kontekstual saya diminta untuk membuat 2 buah script proses restitusi selanjutnya mempraktekkan percakapan tersebut dengan peserta didik saya dan diunggah di LMS. Pada hari Jumat tanggal 16 desember Tahun 2022 saya mengikuti alur elaborasi bersama instruktur dan calon guru penggerak yang lain di ruang elaborasi di sini saya semakin memantapkan pemahaman saya tentang modul 1.4 dan kaitannya dengan modul modul sebelumnya yaitu modul 1.1, 1.2 dan 1.3.

Pada hari ini Sabtu tanggal 17 Desember Tahun 2022 saya menulis refleksi modul 1.4 di mana saya menuliskan hal-hal yang sudah saya pelajari yang saya lakukan dan yang saya pahami selama 2 minggu ini ketika saya mengikuti program guru penggerak di modul 1.4 budaya positif.

Perasaan:

Yang saya rasakan ketika saya mempelajari modul 1.4 ini adalah pada saat eksplorasi konsep dipikiran saya materi yang begitu banyak membuat saya sulit memahami perlu beberapa kali saya membaca untuk mendapatkan pemahaman yang saya inginkan saya harus betul-betul membagi waktu antara tugas sekolah dan tugas di program guru penggerak sampai pada tahap kolaborasi Alhamdulillah saya mulai bisa memahami inti dari modul 1.4 ini tentang budaya positif.

Pembelajaran

Dari kegiatan pembelajaran pada modul 1.4 saya mempelajari tentang disiplin positif yang selanjutnya akan membentuk budaya positif sekolah yang diperlukan sebagai wujud dari nilai dan peran guru penggerak berpihak pada siswa. Dimana pendisiplinan dilakukan dengan cara menumbuhkan motivasi intrinsik pada diri siswa agar siswa dapat mengetahui nilai-nilai apa yang mereka pegang dan mereka yakini untuk mereka wujudkan sebagai karakter. Budaya positif adalah sebuah upaya untuk mewujudkan karakter yang dicita-citakan pada pelajar Indonesia yaitu profil pelajar Pancasila yang ada pada modul 1.2. di dalam langkah untuk menumbuhkan budaya positif perlu cara-cara yang baik untuk mendisiplinkan siswa yaitu dengan membuat keyakinan kelas dan melaksanakan segitiga restitusi.

Penerapan ke depan (Rencana)

Penerapan ke depan atau Rencana tindak lanjut dari pengalaman yang saya dapatkan dari modul 1.4 ini saya sesuaikan dengan kapasitas saya di lembaga saya sebagai guru yaitu saya akan mulai melakukan upaya untuk membuat disiplin positif pada diri siswa saya dan berharap bahwa kedepan akan tumbuh budaya positif pada sekolah saya. yang akan saya lakukan adalah saya akan meninjau ulang tentang keyakinan kelas yang telah kami buat pada awal tahun pembelajaran di mana ketika membuat keyakinan kelas tersebut siswa dan saya sendiri tidak menentukan nilai kebajikan apa yang mendasari keyakinan tersebut maka karena dianggap penting nilai kebajikan yang mendasari sebuah keyakinan maka saya akan melakukan upaya untuk membuat keyakinan kelas melengkapi dengan nilai-nilai kebajikan dimana saya berharap bahwa hal tersebut akan makin menguatkan motivasi intrinsik siswa saya untuk menaati keyakinan kelas. Saya juga berharap Setelah mempelajari modul 1.4 ini saya akan bisa melakukan posisi kontrol sebagai manajer yaitu bisa melakukan segitiga restitusi ketika peserta didik saya melakukan sebuah kesalahan Karena saya merasa hal ini adalah pilihan terbaik dari kelima posisi kontrol yang bisa dilakukan oleh guru yang akan menumbuhkan disiplin positif dan budaya positif di sekolah saya. Saya juga akan mengurangi sikap saya selama ini yaitu yang memiliki posisi kontrol sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah dan pengalaman ini juga akan saya terapkan ketika saya berada di rumah dalam mendidik anak laki-laki saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post