Umi Nasikah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI  MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR  MURID

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

JURNAL REFLEKSI

MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

NAMA

: UMI NASIKAH, S.PdSD

ANGKATAN

: 7 KABUPATEN TULUNGAGUNG

KELAS LMS

: 218

UNIT KERJA

: SDN PODOREJO 02

Refleksi minggu ini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan dan saya alami selama satu minggu , apa yang menarik buat saya kemudian rencana selanjutnya yang akan saya lakukan dalam minggu selanjutnya jurnal refleksi minggu ini saya menggunakan model I yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) atau 4P yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.

Peristiwa

Saya memulai belajar modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi Kebutuhan Belaja Murid didahului dengan mengerjakan Pre tes modul 2 pada tanggal 8 pebruari 2023 pada alur mulai dari diri pada hari dan tanggal yang sama. Dalam kegiatan alur mulai dari diri saya melakukan refleksi dengan menjawab beberapa pertanyaan di LMS yang bisa jabarkan sebagai berikut, Murid kelas 1 yang saya ampuh terdiri dari 10 orang. di mana pada awal tahun pengajaran baru saya melakukan diagnostik literasi dan numerasi dari hasil diagnostik tersebut saya menawarkan kemampuan awal peserta didik saya dari 10 orang siswa satu diantaranya baru bisa mengenal suku kata huruf hidup 'a' satu siswa tidak bisa atau belum mampu mengenal huruf secara lengkap dua orang siswa sangat lancar membaca dan selebihnya masuk masuk kategori bisa membaca. dari keadaan yang saya alami ini saya memberi perhatian lebih kepada dua orang siswa yang belum bisa mengenal huruf dengan baik tersebut Kemudian pada saat saya mengajar di semester 1 siswa yang bisa dan lancar membaca mengerjakan tugas kegiatan belajar pada pembelajaran setiap hari kemudian dua peserta didik yang belum bisa mengenal huruf saya bimbing di depan dekat dengan meja guru. strategi ini cukup berdampak positif dalam hal membaca dan menulis terbukti dengan peserta didik yang belum bisa mengenal dan menulis huruf pada saat ini sudah bisa mengenal huruf kemudian sekarang belajar tahap guru konsonan dobel namun saya kurang memperhatikan dampak sosial dan emosional dari siswa yang saya bimbing sendiri itu apakah itu membuat siswa saya merasa rendah diri atau tidak akan tetapi teman-teman satu kelas yang lain tidak ada yang melarang mereka. Dari pengalaman tersebut juga saya mengalami kondisi di mana Ketika saya membimbing anak-anak yang memiliki kebutuhan lebih akan perhatian saya anak-anak yang lain yang sudah bisa membaca dan menulis Lebih cepat mengerjakan tugas sehingga kelas menjadi gaduh Saya berharap pada modul 2.1 ini saya akan mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut. kemudian dari siswa yang sudah bisa membaca juga saya temukan ada satu siswa yang memiliki pemahaman yang kurang baik ketika harus menulis kembali Apa yang dibaca dan dia simak. ada juga satu siswa saya yang ketika membaca sendiri kemudian kurang baik dalam menuliskan kembali apa yang dia bacaTetapi dia sangat senang menanggapi dengan lisan apa yang dia dengarkan dan mampu menuliskan kembali apa yang dia simak dengan runut dan baik. Dari kondisi kondisi di kelas saya memiliki harapan untuk melakukan pembelajaran gold differensiasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik saya. ada juga satu siswa saya yang ketika membaca sendiri kemudian kurang baik dalam menuliskan kembali apa yang dia bacaTetapi dia sangat senang menanggapi dengan lisan apa yang dia dengarkan dan mampu menuliskan kembali apa yang dia simak dengan runut dan baik. Dari kondisi kondisi di kelas saya memiliki harapan untuk melakukan pembelajaran gold differensiasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik saya. ada juga satu siswa saya yang ketika membaca sendiri kemudian kurang baik dalam menuliskan kembali apa yang dia bacaTetapi dia sangat senang menanggapi dengan lisan apa yang dia dengarkan dan mampu menuliskan kembali apa yang dia simak dengan runut dan baik. Dari kondisi kondisi di kelas saya memiliki harapan untuk melakukan pembelajaran gold differensiasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik saya. Pada alur eksplorasi konsep pada hari rabu dan kamis , 8 dan 9 pebruari saya mempelajari banyak hal yang dapat saya tuliskan pada refleksi dwi mingguan ini yaitutentang pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan : tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar, Manajemen kelas yang efektif, Penilaian berkelanjutan, selain itu pembelajaran berdeferensiasi diharapkan mampu menjawab kriteria Standar pendidikan Nasional bahwa perencanaan pembelajaran harus dilakukan dengan memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Aspek kebutuhan belajar murid yaitu diantaranya ada 3, kesiapan belajar (readiness) murid, minat dan profil beajar. Mengidentifikasi kebutuhan belajar dengan melihat kesiapan belajar.kesiapan belajar adalah kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru. Kesiapan ini terkait dengan berbagai hal, diantaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid; salah konsepsi; tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Hal ini yang dilakukan guru sangat membantu beliau dalam proses penyampaian suatu materi pembelajaran agar efektif. Kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru. Kesiapan ini terkait dengan berbagai hal, diantaranya: pengetahuan, konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid; salah konsepsi; tingkat perkembangan kognitif, afektif dan fisik; keterampilan berpikir, dan sebagainya. Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya. Perspektif kesiapan belajar yaitu 1 Bersifat mendasar - Bersifat transformatif 2. Konkret - Abstrak 3. Sederhana - Kompleks 4. Terstruktur - Terbuka 5. Tergantung - Mandiri 6. Lambat – Cepat. Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat bisa bersifat situasional ataupun dalam jangka waktu lama terhadap objek atau topik tertentu, minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. Cara menjaga minat siswa antara menciptakan situasi pembelajaran yang menarik, menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat siswa, menghubungkan kegiatan dan manfaatnya, meberikan kesempatan belajar agar siswa dapat menyelesaikan masalah masalah (problem_base learning). Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. faktor faktor yang mempengaruhi profil belajar siswa al: Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal. Preferensi gaya belajar, gaya belajar ada 3 yaitu visual: belajar dengan melihat ( melalui materi gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer ); auditori: belajar dengan mendengar (mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik); kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on), Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk multiple intelligences yaitu visual-spasial, musical, bodily- kinestetik, interpersonal intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic- matematika. Mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya. Mengidentifikasi kebutuhan belajar murid sangat penting untuk dilakukan agar kita dapat menyesuaikan pembelajaran dengan tepat dan membantu murid-murid kita sukses dalam proses belajar mereka meluangkan waktu dan memberikan perhatian terhadap murid-murid kita sebagai individu untuk mengetahui kebutuhan belajar mereka sesungguhnya dapat membantu kita mengantarkan peserta didik pada tujuan peembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan dengan 3 strategi yaitu diferensiasi proses, konten dan diferensiasi produk. Diferensiasi proses adalah mengacu pada serangkaian proses yang harus dilalui oleh siswa, diferensiasi konten adalah metode pembelajaran dengan cara memberikan materi kepada siswa berdasarkan ketrampilan, profil belajar, dan pengetahuannya, sementara diferensiasi produk adalah strategi yang membedakan produk hasil belajar murid hasil latihan dan penerapan dan pengembangan yang telah dipelajari.

Pada Jumat 10 Februari dan Senin 13 Februari 2023 memasuki alur eksplorasi konsep diskusi di LMS. Dimana kegiatan dilakukan diskusi bersama teman sesame CGP di LMS yang mendiskusikan tentang bagaimana cara mengelola pembelajaran secara efektif sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar murid, Bagaimana murid saya harus belajar, difasilitasi pembelajarannya dan berinteraksi satu sama lain, dan Bagaimana mereka menunjukkan pemahaman atau hasil pembelajaran mereka, serta peran penghakiman penilaian di dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Peristiwa selanjutnya adalah pada hari Selasa tanggal 14 Pebruari 2023 memasuki alur Diskusi ruang kolaborasi. Di dalam sesi ini saya menelaah scenario pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan oleh Pak Darmawan bersama 2 orang teman CGP. Dari hasil diskusi ini saya membuat presentasi kelompok untuk menjawab 3 pertanyaan yang ada di LMS yaitu Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut? Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya? Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan? Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian? Dari skenario pembelajaran yang ditelaah maka kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh pak Darmawan adalah 1 tentang minat siswa 2 profil siswa dan yang ketiga adalah kesiapan belajar siswa Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri . Untuk memenuhi kebutuhan minat siswa terhadap bacaan maka Pak Darmawan menyediakan buku bacaan dari perpustakaan majalah sains dengan bahasa yang lebih ringan dan komik buatan salah satu siswa. Profil belajar siswa adalah pendekatan yang disukai murid untuk belajar yang dipengaruhi oleh gaya berpikir atau belajar kemudian kecerdasan budaya latar belakang jenis kelamin dan lain-lain . Pak Darmawan memperhatikan gaya belajar siswanya yaitu yang memiliki gaya belajar visual audio audio visual dan kinestetik . Kesiapan belajar adalah kapasitas atau kesiapan murid untuk mempelajari materi baru meliputi pengetahuan konsep dan keterampilan awal yang saat ini dikuasai oleh murid yang dilakukan pak Darmawan dalam memenuhi kesiapan belajar siswa adalah dengan cara mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam membaca. Untuk pertanyaan nomor 2 yaitu strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan oleh pak Darmawan . Dari hasil diskusi maka saya mendapatkan informasi bahwa yang dilakukan pak Darmawan adalah melakukan diferensiasi yang pertama diferensiasi proses yaitu strategi yang membedakan proses yang harus Yang harus dilakukan oleh siswa pak Darmawan mempersiapkan daftar kegiatan lengkap dengan instruksinya seperti membaca buku artikel komik kemudian mengamati poster diagram dan mendiskusikannya kemudian membuat ringkasan untuk menunjukkan pemahaman tentang isi poster tersebut kemudian ada juga kegiatan wawancarai petugas UKS dan menjawab kartu-kartu pertanyaan aktivitas-aktivitas tersebut walaupun berbeda-beda. Namun semua memiliki tujuan agar siswa memahami cara kerja sistem pencernaan. Strategi diferensiasi yang kedua adalah strategi diferensiasi konten yaitu metode pembelajaran dengan cara memberikan pembelajaran berdasarkan keterampilan profil belajar dan pengetahuan siswa di mana pak Darmawan mempersiapkan berbagai konten untuk memvisualisasikan pembelajaran dengan berbagai bentuk antara lain poster bahan bacaan komik dan sumber belajar berupa video. Diferensiasi yang ketiga adalah diferensiasi produk yaitu strategi yang membedakan produk hasil belajar dalam penerapan dan pengembangan yang telah dipelajari oleh siswa pak Darmawan menentukan produk yang dihasilkan siswa berdasarkan tingkat kemampuan siswa, untuk murid-murid yang kemampuannya kurang ia menugaskan membuat diagram pencernaan sederhana yang dilengkapi dengan kosakata sederhana sesuai dengan yang telah di display di kelas untuk murid-murid yang berkemampuan sedang ia meminta membuat narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi untuk murid-murid yang berkemampuan tinggi ia meminta mereka membuat cerita kreatif dari perspektif seorang makanan yang menarasikan alur pencernaan. Kemudian diskusi yang selanjutnya adalah bagaimana guru tersebut melakukan penilaian. Penilaian dibagi menjadi tiga yaitu asesment for learning yaitu berlangsung selama pembelajaran berupa observasi mengobservasi dan memantau pemahaman murid-murid kemudian mendata dan mengajukan pertanyaan dan memberi pertanyaan lanjutan kepada siswa yang memerlukan bantuan atau perlu diberikan tantangan yang lebih. asesment of learning penilaian yang dilakukan setelah pembelajaran selesai yang berfungsi untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dibuktikan dengan produk yang ditagihkan secara berdiferensiasi. asesmen yang ketiga adalah assessment as learning adalah penilaian sebagai proses belajar yang melibatkan murid pada kegiatan tersebut pak Darmawan membuat catatan-catatan penilaian selama proses belajar murid pertanyaan murid kemudian memperhatikannya ia gunakan informasi ini sebagai bentuk upaya agar bisa memberikan tingkat bantuan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan siswanya.

Kegiatan selanjutnya adalah pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2023 memasuki alur diskusi ruang kolaborasi yang kedua, di mana saya bersama teman CGP lainnya melakukan presentasi hasil diskusi pada hari sebelumnya. Di dalam diskusi tersebut banyak kita gali pengetahuan baru bersama-sama antara lain yaitu ,mengapa guru melakukan lebih dari satu strategi diferensiasi dalam satu pembelajaran hal ini memiliki tujuan untuk menjawab kebutuhan belajar siswa di mana siswa banyak memiliki latar belakang minat, gaya belajar, maupun kesiapan belajarnya kemudian kami berdiskusi tentang bagaimana sebuah produk pembelajaran berdiferensiasi bisa dibuat sebagai bahan evaluasi untuk bekal pembelajaran berikutnya, dari diskusi bersama teman calon guru penggerak kita mendapatkan pengetahuan baru bahwa hasil penilaian produk dapat digunakan sebagai dasar untuk memetakan kesiapan belajar sebagai dasar untuk pembelajaran diferensiasi selanjutnya, kemudian apakah pembelajaran berdiferensiasi sudah menunjukkan kemerdekaan siswa dalam belajar, bahwasanya pembelajaran berdiferensiasi berakal dari kebutuhan belajar siswa di dalam kelas yang memiliki kebutuhan belajar yang bermacam-macam sehingga hal itu tentu saja melayani kebutuhan siswa itu sendiri.

Kegiatan selanjutnya adalah pada tanggal 16 dan 17 Februari 2023 memasuki alur demonstrasi kontekstual dimana di dalam LMS ada tugas untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdiferensiasi, dari kegiatan demonstrasi kontekstual saya melakukan identifikasi kebutuhan belajar siswa kelas 1 SDN Negeri 2 Podorejo di mana terdiri dari tiga kategori siswa yaitu kelompok A adalah siswa yang mampu dan bisa memahami ragam belajar secara tulis atau visual kemudian kelompok B adalah siswa yang mampu membaca namun kurang bisa memahami bacaan sehingga perlu diberikan sumber belajar selain berupa poster ringkasan materi maupun komik sehingga saya menyiapkan video pembelajaran yang saya adopsi dari YouTube kemudian saya download untuk sumber belajar berupa video, kemudian yang ketiga adalah kelompok C siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam membaca sehingga tidak bisa memahami ragam materi secara tertulis, itu juga perlu difasilitasi dalam pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran. Dari identifikasi tersebut maka saya merencanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran berdiferensiasi proses, diferensiasi konten dan diferensiasi produk di dalam prosesnya siswa saya akan mengalami tiga buah proses belajar yaitu membaca secara mandiri tanya jawab dan mengamati video bagi siswa yang membutuhkan bantuan lebih. Kemudian dari diferensiasi konten saya merencanakan konten pembelajaran yang berupa ragam sumber tertulis berupa poster ringkasan materi dan cerita bergambar atau komik kemudian juga sumber berupa video sebagai sumber audio visual, untuk diferensiasi produk maka saya merencanakan untuk siswa yang mampu menggambar sendiri di denah rumahnya maka dipersilahkan untuk menggambar denah rumah sementara untuk siswa yang hanya mampu memahami bagian-bagian rumah tetapi tidak bisa menggambar sendiri denah rumahnya maka bisa menggambar denah sesuai yang ada pada poster yang sudah disediakan di kelas Kemudian untuk siswa yang masih belum mampu menggambar denah rumah dan belum mampu menuliskan bagian-bagian rumah maka bisa menjelaskan pemahamannya menggunakan gambar sederhana maupun tanya jawab secara lisan.

Perasaan

Yang salah rasakan ketika saya mempelajari modul 2.1 ini adalah pada saat saya mempelajari eksplorasi konsep di pikiran saya adalah matahari yang begitu banyak membuat saya sulit untuk langsung memahami modul ini namun setelah melalui fase eksplorasi konsep dan saya membuat rangkuman sendiri yang saya gunakan sebagai bekal saya untuk melanjutkan ke fase berikutnya maka saya lebih memahami modul ini dan saya semakin tercerahkan pengetahuan saya ketika saya memasuki fase atau alur diskusi kolaborasi, di ruang kolaborasi. Sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman saya tentang kebutuhan belajar siswa berdasarkan minat siswa profil belajar siswa dan kesiapan belajar siswa ke dalam rencana pembelajaran yang saya buat pada saat fase demonstrasi kontekstual.

Pembelajaran

Dari kegiatan pembelajaran pada modus 2.1 saya mempelajari tentang kebutuhan belajar siswa yang terdiri dari minat siswa kesiapan belajar dan profil belajar siswa profil belajar siswa tidak hanya mengacu pada gaya belajar saja tetapi profil belajar siswamerupakan kecenderungan siswa untuk bisa belajar dengan caranya sendiri Sehingga masing-masing Siswa memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan jawaban dari tuntutan merdeka belajar yang memberikan ruang kemerdekaan kepada siswa untuk belajar secara menyenagkan bahagia dan bermakna.

Penerapan ke depan ( Rencana)

Penerapan ke depan atau Rencana tindak lanjut dari pengalaman saya yang saya dapatkan dari mempelajari modul 2.1 ini adalah bahwa saya akan menyesuaikan dengan kapasitas saya sebagai guru saya akan mencoba dan menerapkan apa yang telah saya pelajari dengan cara membuat perencanaan pembelajaran berdiferensiasi agar mampu untuk menjawab kebutuhan belajar siswa kemudian saya juga akan menularkan pengetahuan saya kepada teman-teman sejawat saya agar dapat membuat perencanaan pembelajaran dan melakukan pembelajaran secara berdiferensiasi sehingga kebutuhan belajar di sekolah saya akan terpenuhi dengan lebih baik lagi. Diharapkan ke depan akan menciptakan profil siswa yang memiliki kemerdekaan di dalam belajar sehingga mampu menumbuhkan karakter profil belajar Pancasila yaitu profil pelajar yang dicita-citakan oleh pendidikan nasional Indonesia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post