JURNAL REFLEKSI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
JURNAL REFLEKSI
MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
NAMA
: UMI NASIKAH, S.PdSD
ANGKATAN
: 7 KABUPATEN TULUNGAGUNG
KELAS LMS
: 218
UNIT KERJA
: SDN PODOREJO 02
Refleksi minggu ini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan dan saya alami selama satu minggu , apa yang menarik buat saya kemudian rencana selanjutnya yang akan saya lakukan dalam minggu selanjutnya jurnal refleksi minggu ini saya menggunakan model I yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) atau 4P yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
Peristiwa
Alhamdulillah minggu ini masih diberikan kesehatan sehingga masih bisa mengikuti pendidikan Guru penggerak, senin, 20 Pebruari 2023 alur elaborasi modul 2.1 dimana kita bisa belajar secara daring bersama Instruktur. Koneksi antar materi modul 2.1 saya laksanakan satu hari sesudahnya. Saya memulai mempelajari modul 2.2 Pembelejaran Sosial Emosional pada Hari Rabu, 22 Pebruari 2023 dengan memasuki alur Mulai Dalam Diri dengan menjawab pertanyaan refleksi di LMS. Pada Hari Kamis tanggal 23 Pebruari 2023 memasuki alur Eksplorasi konsep saya mempelajari modul 2. 2 ini secara mandiri dengan menjawab serangakian tugas di LMS sebanyak depan belas halaman. Kemudian mulai hari Jumat 24 Pebruari sampai dengan Senin 27 Pebruari 2023 memasuki alur diskusi eksplorasi konsep, dada lima buah kasus yang harus didiskusikan untuk mendalami Pembelajar Sosial dan Emosional. Alur Diskusi ruang kolaborasi dilaksankana pada hari rabu dan kamis dimana saya bersama teman sesama calon CGP menyusun lima ide penerapan KSE sesuai dengan karakteristik gambaran pendidikan di sekolah dengan cara ATM, amati tiru dan mmodifikasi ide yang ada pada LMS.
Perasaan
Yang salah rasakan ketika saya mempelajari modul 2.2 ini adalah pada saat saya mempelajari eksplorasi konsep di pikiran saya adalah materi yang begitu banyak membuat saya sulit untuk langsung memahami modul ini namun setelah melalui fase eksplorasi konsep dan saya membuat rangkuman sendiri yang saya gunakan sebagai bekal saya untuk melanjutkan ke fase berikutnya maka saya lebih memahami modul ini dan saya semakin tercerahkan pengetahuan saya ketika saya memasuki fase atau alur diskusi kolaborasi, di ruang kolaborasi. Sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman saya tentang Kerangka Kompetensi Sosial Emosional (CASEL) sehingga dapat saya implementasikan ketika saya mengerjakan tugas Demontrasi Kontekstual dan Koneksi antar Materi.
Pembelajaran
Di dalam modul ini saya belajar banyak hal, saya merasa seperti memasuki dunia bimbingan konseling, itu yang saya rasakan. Modul 2.2 ada beberapa hal yang saya pahami yaitu yang pertama tentang mindfullnes, Mindfulness merupakan istilah dari Kesadaran penuh. Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan .
Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan. Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Kegiatan-kegiatan seperti latihan menyadari nafas (mindful breathing); latihan bergerak sadar (mindful movement), yaitu bergerak yang disertai kesadaran tentang intensi dan tujuan gerakan; latihan berjalan sadar (mindful walking) dengan menyadari gerakan tubuh saat berjalan, dan berbagai kegiatan sehari-hari yang mengasah indera (sharpening the senses) dengan melibatkan mata, telinga, hidung, indera perasa, sensori di ujung jari, dan sensori peraba kita. Well-being (kesejahteraan hidup) adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kompetensi social emosional terdiri dari, kesadaran diri, managemen diri, kesadaran social, kemampuan berelasi dan penagmbilan bertanggung jawab. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan. Managemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi. Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda, Keterampilan berelasi, kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok. Pembelajaran social emosional dilakukan secara kolaboratif dari seluruh warga sekolah yang emmungkinkan berkembangnya aspek social emosional yang dapat dilakukaan dengn empat impleentasi yaitu pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek pembelajaran, penguatan iklim kelas dan sekolah serta penguatan kompetensi social emosional pendidik dan tenaga kependidikan.
Penerapan ke depan ( Rencana)
Penerapan kedepan untuk murid saya adalah memberi kesempatan untuk menumbuhkan kompetensi social emosional dengan cara yang responsive yang diintegrasikan kedalam pembelajaran secara eksplisit dan membentuk budaya kelas dan sekolah yang mendukung perkembangan aspek social emosional, untuk teman sejawat dan sekolah saya berharap bisa menjadi model atau contoh bagi teman sejawat, kemudian saya juga akan belajar mengembangkan KSE bersama sama dan berkolaborasi untuk membentuk lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan kompetensi social emosional.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar