JURNAL REFLEKSI MODUL 3.2-1 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
JURNAL REFLEKSI
MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
NAMA
: UMI NASIKAH, S.PdSD
ANGKATAN
: 7 KABUPATEN TULUNGAGUNG
KELAS LMS
: 218
UNIT KERJA
: SDN PODOREJO 02
Refleksi minggu ini saya akan menuliskan apa yang telah saya lakukan dan saya alami selama satu minggu , apa yang menarik buat saya kemudian rencana selanjutnya yang akan saya lakukan dalam minggu selanjutnya jurnal refleksi minggu ini saya menggunakan model I yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) atau 4P yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
Peristiwa
Alhamdulillah minggu ini masih diberikan kesehatan sehingga masih bisa mengikuti pendidikan Guru penggerak setelah libur dalam rangka hari raya Idul Fitri selama 2 minggu. Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dimulai pada hari Senin, 2 Mei 2023 memasuki alur Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep. Kemudian diskusi LMS bersama teman teman sesame CGP dilaksanakan pada hari Selasa 3 Mei 2023. Diskusi ruang kolaborasi dilaksanakan selama dua hari yaitu hari Kamis dan Jumat tanggal 4 dan 5 Mei 2023 dengan melaksanakan analisis asset dilingkungan daerah tempat CGP berada dalam hal ini Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.
Perasaan
Yang saya rasakan pada saat mempelajari modul 3.2 ini adalah merasa tertantang untuk terus bersemangat dalam mengikuti pendidikan guru penggerak dimana pada modul ini kita menggali kekuatan atau asset yang kita miliki untuk dipergunakan sebagai sarana pengembangan peserta didik.
Pembelajaran
Di minggu ini banyak sekali pembelajaran yang saya dapatkan dari modul 3.2 pada saat saya melalui alur Mulai dari diri, yaitu mereflkesi tentang asset dan pemimpin yang saya impikan berada di sekolah saya, pada saat saya belajar secara mandiri di alur eksplorasi konsep saya belajar banyak hal dintaranya tentang paradikma berpikir berbasis kekuarangan dan paradigm berpikir berbasis asset. Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita melihat sesuatu. pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit berarti bagaimana kita memandang sumber daya sekolah, apakah dianggap sebagai aset/kekuatan atau kekurangan/masalah. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dimana paradigma IA ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann
Pendekatan pengembangan komoditas berbasis aset atau pkpa muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional yang menekankan pada masalah kebutuhan dan kekurangan yang ada pada sebuah komunitas yang menyebabkan anggota di dalam komunitas itu merasa tidak memiliki daya upaya bersifat pasif dan tergantung pada pihak lain.
Pendekatan PKBA menekankan pada cara berpikir terhadap dunia dimana pendekatan ini lebih memberikan nilai kepada kapasitas kemampuan pengetahuan jaringan dan potensi yang dimiliki oleh sebuah komunitas dengan demikian pendekatan ini menciptakan sebuah kesejahteraan bukan hanya sekedar penerima bantuan. pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk memberdayakan aset yang dimilikinya dalam membangun aset-aset tersebut supaya lebih berdaya guna. pendekatan PKBA juga menekankan kepada kemandirian dari sebuah komunitas untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang dihadapi dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang dimiliki. pendekatan PKBA berfokus pada potensi aset atau sumber daya yang dimiliki oleh komunitas tersebut dimana selama ini komunitas itu sibuk pada sebuah strategi dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi kemudian bkpa juga merupakan pendekatan yang diterapkan oleh seluruh pihak yang ada di dalamnya sehingga di dalam prosesnya sekelompok orang tersebut dimotivasi oleh peluang yang ada dan akan melakukan suatu usaha dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri sehingga seorang pemimpin akan berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan memimpin komunitasnya.
Ciri-ciri komunitas yang sehat dan resilien
1. Mempraktekkan dialog yang berkelanjutan dan perilaku menghargai keberagaman serta partisipasi aktif anggota-anggotanya. Apabila diaplikasikan ke sekolah maka bisa berwujud dialog berkelanjutan sekaligus mendorong perilaku yang menghargai keberagaman di sekolah
2. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat perilaku dan koneksi Vitas warga apabila di aplikasikan di sekolah maka berwujud sebagai komitmen warga sekolah untuk saling bergotong-royong Demi kemajuan murid
3. Membangun koneksi dan kolaborasi. Jika di aplikasikan di sekolah maka dapat berwujud sebagai hubungan dan jejaring kerja antara warga sekolah masyarakat sekitar di mana dapat membangun hubungan antar warga sekolah secara menyeluruh
4. Mampu mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada. Yaitu sekolah harus mampu untuk melihat pada kekuatan potensi dan tantangan sehingga terfokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia kapasitas yang kita miliki serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada
5. Membentuk masa depan. Yaitu sekolah menciptakan visi sebagai perwakilan dari cita-cita yang ingin diwujudkan kepada peserta di
6. Bertindak dengan Obsesi ide dan peluang. Yaitu Setiap unsur sekolah harus mampu mengembangkan sumber daya internal dan eksternalnya dengan mencari ide-ide baru.
7. Merangkul perubahan dan bertanggung jawab. Yaitu titik awal sebuah perubahan sekolah adalah sebuah perubahan pola pikir dan sikap yang positif dari warganya
8. Menghasilkan kepemimpinan. Yaitu faktor utama dalam perubahan berkelanjutan di sekolah adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus-menerus
Pendekatan komunitas berbasis aset harus ditunjang dengan pemenuhan 7 aset utama dalam lingkungan sekolah diantaranya
· model manusia
· modal sosial
· modal fisik
· modal lingkungan/alam
· modal finansial/keuangan
· model politik
· model agama/budaya
Cara yang dilakukan adalah fokus pada kekuatan aset yang dimiliki, mendorong komunitas memberdayakan asset, menekankan kemandirian untuk menyelesaikan tantangan dengan potensi dan kekuatan yang ada, membuat rencana berdasarkan visi misi dan kekuatan, dan mewujudkan aksi sesuai dengan rencana yang diprogramkan.
Penerapan ke depan ( Rencana)
Penerapan ke depan saya berharap mampu melakukan analisis asset di lingkup sekolah saya sehingga dapat dipergunakan sebagai modal untuk mengembangkan peserta didik. Dan saya berharap saya dapat menyelesaikan tugas belajar saya di pendidikan guru penggerak ini dengan lancar dan bisa mengambil manfaat dari semua pengetahuan yang saya dapatkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar