Siti Ropiah, perempuan hebat inspirasi dunia. Pertama kali bertemu beliau dan lebih tepatnya masih menjadi pertemuan satu-satunya masih begitu berkesan. Hari itu tanggal 24 September 2018 di TMII dalam acara malam puncak Gerakan Akbar Seribu Guru Menulis Puisi yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur.

Kami bertemu di meja bazaar buku. Awalnya aku tidak tahu kalau bukunya berjajar diantara buku-buku yang berderet di meja. Seorang ibu dengan pembawaan teduh dan menyenangkan, entah apa yang kami obrolkan hari itu namun aku mulai tertarik ketika beliau mengenalkan bukunya yang berjudul “Indahnya Poligami”. Beliau menulisnya. Hari itu juga beliau mengungkapkan pendapat diluar kepala. Poligami itu sah dan boleh dilakukan.

Sebagai gadis yang belum sekalipun menikah sempat tidak terima. Bahkan lebih tepatnya belum mampu menerima kenyataan tentang kehadiran poligami. Terlebih lagi bila aku harus menjadi bagian cerita poligami dalam sebuah keluarga. Membayangkan saja aku tidak sanggup. Namun hari itu beliau membuka mata hati, tentang penerimaan kodrat sebagai perempuan. Tidak ada yang salah mempersiapkan diri untuk menerimanya.

Aku bertanya pada beliau bagaimana bisa beliau dapat aktif menulis ditengah-tengah kesibukan sebagai seorang guru. Maka jawaban beliau sangat sederhana namun efeknya terasa hingga hari ini. Niat yang kuat, punya komunitas dan terus menulis.

Beliau mengenalkan aku dengan gurusiana.id. Beliau menunjukkan beberapa tulisannya di halaman gurusiana, membuatku terbelalak dan seakan tidak percaya. Mampu sedemikan hebat produktif menulis. Berhari-hari aku membaca tulisan penulis-penulis hebat di gurusiana, seakan tidak pernah kehabisan ide. Awalnya aku hanya menjadi pembaca dan akhirnya aku membuat akun dan menuliskan postingan pertama. Entah kenapa di postingan pertama yang aku tulis, beliaulah yang pertama aku beri kabar.

Tidak hanya meneladani beliau yang ramah, supel, teduh pandangan matanya, aku juga belajar rendah hati dan kedermawanan dari beliau. Beliau menjadi salah satu sosok yang hebat dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang aku lakukan bersama teman-teman. Semakin hari semakin belajar dari beliau tidak hanya lewat tulisan yang setiap hari beliau posting namun juga dari sikap yang tercermin dalam kesehariannya. Meski kaki Lawu jauh dari kediaman beliau, aku berharap akan terjaga silaturahmi diantatra kami.

Ibu, dapat titipan salam dan terimakasih dari teman-teman TPA Sekar Melati. Hanya doa yang dapat kami kirim dan semoga Allah membalas kebaikan ibu. Terimaksih untuk inspirasi yang telah sampai kepada kami.

Karanganyar, 9 November 2018