Alhamdulillah akhirnya 50 halaman buku yang diwajibkan telah usai. Benar-banar sebuah perjuangan yang sangat. Sangat menyita waktu, ah tidak juga. Karena aku sendiri saja yang mengulur-ulur waktu yang seharusnya bisa aku kerjakan sejak dulu. Aku saja yang enggan menuliskan cerita.

Di saat teman-teman pelatihan sudah mulai menulis, aku masih dengan santainya membiarkan waktu berlalu begitu saja. Kemalasan, yaa kemalasan yang aku buat sendiri. Aku telah menciptakan kemalasan dari dalam jiwaku. Kemalasan sumber masalah hingga aku melupakan semuanya.

Mengapa aku harus malas? Yaa, mungkin aku mengira 31 hari itu waktu yang sangat lama. Aku terbuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah membuatku lupa akan tugasku. Yaa tugas menulis buku. Sebuah tugas yang diberikan team Sagusabu agar para peserta lebih kreatif menuangkan ide-ide cemerlangnya. Mengajak para peserta terutama para guru untuk bisa menciptakan sebuah karya. Tidak hanya membaca buku karangan orang lain, tetapi bukunya sendiri yang mereka tulis bisa dibaca orang lain. Sebuah motivasi yang sangat super.

Aku memulai menulis baru seminggu yang lalu. Itu pun karena “The Power of Kepepet”. Kata-kata penyemangat untukku segera merampungkan tulisanku. Apalagi saat di grup Sagusabu telah ada info siapa saja yang sudah mengirim naskah, hingga aku seperti kebakaran jenggot akhirnya. Di grup telah di share siapa-siapa saja yang sudah terlebih dulu merampunkan tulisan dan mengirimkan ke Media guru.

Hampir tiap malam sebelum tidur, aku selalu didepan computer jadulku. Kurangkai kata sehingga menjadi kalimat yang padu dan menarik. Ahh benar saja, ternyata ide selalu hadir saat aku menuliskannya. Tidak sesulit yang aku bayangkan. Setelah semalam 10 halaman, berlanjut 20 halaman, terus melaju ke halaman 40, akhirnya mentog. Kesibukan kembali hadir. Bukan, bukan kesibukan, tetapi “kemalasan” kembali hadir menyelimuti jiwaku. Tiga hari aku sama sekali tidak menulis. Kok menulis, menghidupkan computer saja aku malas.

Yaahhh, baru semalam aku kembali menulis lagi. Dari mulai pukul 01.00 hingga pukul 2.30 pagi aku masih setia di depan computer jadulku. Saat itu masih sempat aku buka WA, ada teman yang jam 12 malam masih menulis buku juga. Ahh ada teman juga ini malam, pikirku. Memasuki halaman ke 48, mata ini sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Setelah sholat malam, aku tertidur.

Jam 13.00 aku mulai menulis lagi. Sambil mengawasi anak bermain, aku melanjutkan tulisanku. Yak, 50 halaman selesai juga. Di akhir cerita aku bingung ingin menuliskan apa, karena kalau aku lanjutkan ceritaku, bisa lebih dari 50 halaman. Saat aku menulis ini, aku masih menunggu jawaban dari Pak Leck. Apakah tulisanku di halaman terakhir sudah sesuai atau belum. Belum juga terjawab, aku pun melanjutkan untuk menuliskan buku keduaku.

Semoga saat aku telah merampungkan tulisanku ini, sudah ada jawaban dari grup WA.Aamiin.