Anggrek merupakan tumbuhan bunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta) kelompok monokotil (keping biji tunggal). Secara alami, anggrek hidup menempel di batang pepohonan atau bersifat epifit. Anggrek mendapatkan makanan dari air hujan yang mengandung mineral dan unsur nitrogen. Anggrek juga tahan terhadap kondisi kekurangan air asal suhunya tidak terlalu tinggi dan cukup mendapatkan angin.

Ada banyak jenis anggrek di seluruh dunia. Salah satu yang saya miliki adalah vanda. Ciri-cirinya batang monopodial (memiliki satu batang pokok/utama), daun sempit memanjang dan memeluk batang dengan jarak yang sangat dekat, memiliki akar serabut, bunga dengan jumlah perhiasan 6 (5 daun mahkota dan 1 lidah). Bentuk daun dan perhiasan bunga sangat bervariasi.

Anggrek jenis vanda yang dibudidayakan ditanam dengan atau tanpa media. Media yang sering digunakan berupa papan kayu, papan pakis, sabut kelapa, sekam, bahkan ada jenis vanda tanah. Vanda yang ditanam tanpa media biasanya diletakkan pada pot lalu digantung. Sistem penanaman seperti ini disebut aeroponik. Penanaman dengan media memiliki syarat porous (melewatkan air), karena jika media tanam menyimpan air dalam waktu lama dapat menyebabkan kebusukan.

Penyiraman dilakukan setiap hari bila tanaman tidak terkena air hujan. Pemupukan diberikan dua minggu sekali berselang seling dengan pemberian insektisida, bakterisida, dan fungisida. Kalau anggrek dirawat dengan perlakuan tadi secara rutin, pasti mereka sehat, segar, dan akan berbunga pada waktunya. Kita tidak perlu memberikan pupuk pembungaan, mereka akan menunjukkan pesona bunganya secara rutin pula. Alhasil, mata kita akan selalu termanjakan bila melihat keindahan mereka. Mulut kita pun akan mengucap syukur kepada Sang Maha Pencipta, Sang Maha Indah.