Hari Pertama Menjadi Guru Wiyata Bakti (Sebuah Catatan Harian)
Aku terbangun mendengar alarm dari ponsel. Aku tidak segera bangkit. Setelah ruhku kembali, barulah aku menuju kamar mandi.
Hari ini pertama aku mengajar di MTs swasta di desaku. Memang aku tak punya pendidikan mengajar. Kalau bukan karena Mbah Met (paman ibuku), aku takkan mau kerja di sana.
Aku mematut diri di depan cermin, biarlah aku memakai baju ini, toh aku belum punya seragam seperti guru yang sudah lebih lama mengajar di sana. Sepatu pun mungkin belum layak untuk seorang guru. Bukankah aku belum menjadi guru? Besok kalau sudah dapat honor, aku akan membeli kain seragam dan menjahitkannya, juga membeli sepatu yang layak. Malu minta uang orang tuaku.
Kulangkahkan kaki dengan mantap untuk menjalani takdirku hari ini. Bismillah, ucapku dalam hati. Ya Allah, lancarkan kaki ini dan mudahkanlah urusanku.
Tiba di madrasah, kuamati siswa-siswi yang sudah datang. Seolah tahu ada guru baru, beberapa siswi menyalami dan mencium tanganku. Aku tersenyum dan menjawab salam mereka. Kulangkahkan kaki menuju ruang guru. Di sana sudah ada dua orang guru dan seorang staf TU. Aku mengucap salam, menyalami bu guru dan mengobrol sejenak. Satu per satu guru berdatangan dan berjalanlah rutinitas setiap hari di ruang guru.
Kepala madrasah memberitahu bahwa aku harus mengajar IPA kelas 1, 2, dan 3 sekaligus karena memang masing-masing kelas hanya memiliki satu rombongan belajar (rombel). Dalam hati aku berkata, “Waduh, aku harus mempelajari buku 3 kelas. Paling tidak aku harus lebih dulu tahu materinya sebelum muridku.”
Pertama masuk kelas dadaku berdebar-debar, tapi segera kuusir perasaan grogiku dengan mengucap salam dan memperkenalkan diri, lalu berkenalan dengan para siswa. Beberapa di antara mereka bertanya tentang statusku. Setelah kujawab masih lajang, salah seorang menyelutuk, “wah, masih ting-ting” dan seluruh kelas tertawa. Aku tersenyum melihat tingkah mereka. Ah, semoga saja mereka dapat menjadi ladang ibadahku untuk bersama-sama menuntut ilmu.
Magelang, Juli 2000
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita pengalaman yang sangat keren, Bun.
Terima kasih Enin
tetap semangat bun... salam sukses selalu
Terima kasih Bu
tetap semangat bunda, sukses selalu
Terima kasih bunda
Keren salam LiterasiGuru baru , semangat baru, akan menambah gairah siswa juga di sekolah dengan hadirnya guru baru. Selamat menjalankan tugas baru. Keren salam Literasi
Terima kasih Bu Hasnah. Itu kenangan tahun 2000
Siip mantap tetap semangat salam kenal dan salam sukses
Terima kasih Bu Rini
Menjadi guru wiyata bakti punya cerita tersendiri, jauh dari orang tua dengan honor tak seberapa untuk naik bis saja jauh asap dari panggang. Tapu rezeki bukan matematika yg bisa dihitung dengan angka... semangat bunda... nilai ibadah yg tak luar biasa insyaallah..
Benar Bu. Terima kasih telah berkunjung
Pengalaman yang mengesankan. Selamat meneruskan perjuangan mendidik anak bangsa Bu. Keren
Terima kasih Bu
Hati berdebar, jadi ingat pertama latihan mengajar. Deg degan penuh rasa. Salam kenal bunda.saya follow ya bunda,
Salam kenal juga. Terima kasih
Keren ulasan ceritanya bucan, salam kenal dan sdah sy follow
Terima kasih. Salam kenal juga
Waduh, seru, Bu. saya jadi membayangkan tempat itu. Sudah pernah jadi pengawas ujian di sana, hehehe...
Hehehe, sekarang banyak perubahan Bu
Terima kasih. Salam literasi
Keren ulasannya bunda. Salam sukses selalu.
Terima kasih Bun. Salam...
pengalaman yang aduhai.... salam sukses selalu
Terima kasih. Salam sukses juga untuk Ibu
Alhamdulillah. Mantap dan semangat.
Terima kasih Bu
Tetap semangat bunda.
Semangat! Terima kasih Bu
Pengalaman yang bermakna ya Bu.Keren kolomnya
Benar Bu. Terima kasih
Pengalaman mengajar pertama kali jadi guru ya, Bun. Berdebar-debar tentunya. Sukses selalu untuk Bunda Umi Zahroh.
Benar. Terima kasih
Ulasan yang mengulas pengalaman ya bund. Sukses slalu
Benar Bu. Terima kasih telah berkunjung
keren.....Barakallahu, sukses selalu dan salam literasi
Terima kasih. Salam literasi