Umi Zahroh

Lahir di Magelang pada tanggal 15 Desember 1975. Pernah mengajar sebagai guru wiyata bakti di sebuah MTs swasta. Sekarang dia bekerja di MTs Negeri 3 Magelang....

Selengkapnya
Navigasi Web

Hari Pertama Menjadi Guru Wiyata Bakti (Sebuah Catatan Harian)

Aku terbangun mendengar alarm dari ponsel. Aku tidak segera bangkit. Setelah ruhku kembali, barulah aku menuju kamar mandi.

Hari ini pertama aku mengajar di MTs swasta di desaku. Memang aku tak punya pendidikan mengajar. Kalau bukan karena Mbah Met (paman ibuku), aku takkan mau kerja di sana.

Aku mematut diri di depan cermin, biarlah aku memakai baju ini, toh aku belum punya seragam seperti guru yang sudah lebih lama mengajar di sana. Sepatu pun mungkin belum layak untuk seorang guru. Bukankah aku belum menjadi guru? Besok kalau sudah dapat honor, aku akan membeli kain seragam dan menjahitkannya, juga membeli sepatu yang layak. Malu minta uang orang tuaku.

Kulangkahkan kaki dengan mantap untuk menjalani takdirku hari ini. Bismillah, ucapku dalam hati. Ya Allah, lancarkan kaki ini dan mudahkanlah urusanku.

Tiba di madrasah, kuamati siswa-siswi yang sudah datang. Seolah tahu ada guru baru, beberapa siswi menyalami dan mencium tanganku. Aku tersenyum dan menjawab salam mereka. Kulangkahkan kaki menuju ruang guru. Di sana sudah ada dua orang guru dan seorang staf TU. Aku mengucap salam, menyalami bu guru dan mengobrol sejenak. Satu per satu guru berdatangan dan berjalanlah rutinitas setiap hari di ruang guru.

Kepala madrasah memberitahu bahwa aku harus mengajar IPA kelas 1, 2, dan 3 sekaligus karena memang masing-masing kelas hanya memiliki satu rombongan belajar (rombel). Dalam hati aku berkata, “Waduh, aku harus mempelajari buku 3 kelas. Paling tidak aku harus lebih dulu tahu materinya sebelum muridku.”

Pertama masuk kelas dadaku berdebar-debar, tapi segera kuusir perasaan grogiku dengan mengucap salam dan memperkenalkan diri, lalu berkenalan dengan para siswa. Beberapa di antara mereka bertanya tentang statusku. Setelah kujawab masih lajang, salah seorang menyelutuk, “wah, masih ting-ting” dan seluruh kelas tertawa. Aku tersenyum melihat tingkah mereka. Ah, semoga saja mereka dapat menjadi ladang ibadahku untuk bersama-sama menuntut ilmu.

Magelang, Juli 2000

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita pengalaman yang sangat keren, Bun.

14 Mar
Balas

Terima kasih Enin

14 Mar

tetap semangat bun... salam sukses selalu

14 Jan
Balas

Terima kasih Bu

15 Jan

tetap semangat bunda, sukses selalu

06 Jan
Balas

Terima kasih bunda

06 Jan

Keren salam LiterasiGuru baru , semangat baru, akan menambah gairah siswa juga di sekolah dengan hadirnya guru baru. Selamat menjalankan tugas baru. Keren salam Literasi

06 Jan
Balas

Terima kasih Bu Hasnah. Itu kenangan tahun 2000

06 Jan

Siip mantap tetap semangat salam kenal dan salam sukses

07 Feb
Balas

Terima kasih Bu Rini

07 Feb

Menjadi guru wiyata bakti punya cerita tersendiri, jauh dari orang tua dengan honor tak seberapa untuk naik bis saja jauh asap dari panggang. Tapu rezeki bukan matematika yg bisa dihitung dengan angka... semangat bunda... nilai ibadah yg tak luar biasa insyaallah..

17 Feb
Balas

Benar Bu. Terima kasih telah berkunjung

20 Feb

Pengalaman yang mengesankan. Selamat meneruskan perjuangan mendidik anak bangsa Bu. Keren

19 Feb
Balas

Terima kasih Bu

20 Feb

Hati berdebar, jadi ingat pertama latihan mengajar. Deg degan penuh rasa. Salam kenal bunda.saya follow ya bunda,

24 Feb
Balas

Salam kenal juga. Terima kasih

14 Mar

Keren ulasan ceritanya bucan, salam kenal dan sdah sy follow

09 Jan
Balas

Terima kasih. Salam kenal juga

15 Jan

Waduh, seru, Bu. saya jadi membayangkan tempat itu. Sudah pernah jadi pengawas ujian di sana, hehehe...

06 Jan
Balas

Hehehe, sekarang banyak perubahan Bu

06 Jan

Terima kasih. Salam literasi

29 Mar
Balas

Keren ulasannya bunda. Salam sukses selalu.

05 Jan
Balas

Terima kasih Bun. Salam...

05 Jan

pengalaman yang aduhai.... salam sukses selalu

27 Mar
Balas

Terima kasih. Salam sukses juga untuk Ibu

29 Mar

Alhamdulillah. Mantap dan semangat.

23 Feb
Balas

Terima kasih Bu

29 Mar

Tetap semangat bunda.

15 Feb
Balas

Semangat! Terima kasih Bu

20 Feb

Pengalaman yang bermakna ya Bu.Keren kolomnya

14 Mar
Balas

Benar Bu. Terima kasih

29 Mar

Pengalaman mengajar pertama kali jadi guru ya, Bun. Berdebar-debar tentunya. Sukses selalu untuk Bunda Umi Zahroh.

06 Jan
Balas

Benar. Terima kasih

06 Jan

Ulasan yang mengulas pengalaman ya bund. Sukses slalu

13 Jan
Balas

Benar Bu. Terima kasih telah berkunjung

15 Jan

keren.....Barakallahu, sukses selalu dan salam literasi

11 Mar
Balas

Terima kasih. Salam literasi

29 Mar



search

New Post