BAHAGIAKAH KITA?
Bahagia adalah rasa. Rasa yang ingin dinikmati oleh semua manusia di bumi ini. Untuk mendapatkan rasa bahagia, manusia bisa melakukan apapun. Entah itu perilaku yang baik ataupun yang buruk. Baik buruknya apa yang dilakukan manusia, tergantung pada makna bahagia yang ada dalam hatinya. Andai manusia mengerti makna bahagia yang sebenarnya, maka dia akan mendapatkan banyak jalan untuk menuai kebahagiaan. Bahkan, dia akan merasakan nikmatnya surga dunia, sebelum menikmati kebahagiannya di akherat kelak.
Makna kebahagiaan bagi setiap orang berjuta-juta atau bahkan milyaran macam dan rasanya. Bahagia bagi sebagian orang, mungkin ketika mereka berlimpah dengan harta kekayaan. Menurutnya harta kekayaan mampu melambungkan keinginannya. Dengan berlimpah harta manusia bisa menginginkan segala yang diinginkan dalam waktu singkat. Dengan harta, manusia merasa harga dirinya meningkat dan dihormati oleh orang lain. Bagi sebagian yang lain, bahagia bisa berarti ketika memiliki jabatan yang tinggi atau jabatan sesuai yang diharapkan. Bahagia yang luar biasa juga akan dirasakan oleh seorang ibu ketika memiliki buah hati setelah sekian lama belum dikarunia anak oleh Yang Maha Kuasa. Sungguh rasa bahagia yang dirasakan oleh setiap manusia di muka planet bumi ini beribu-ribu bahkan mungkin berjuta-juta jenisnya.
Bahagia bagi seorang guru ketika dia melihat anak didiknya mampu memahami ilmu dan pengetahuan yang dia sampaikan, bahkan anak didiknya mampu menjuarai berbagai perlombaan. Bagi seorang petani, bahagia bilamana dia mendapati tanaman yang dia tanam tumbuh subur, tidak terkena hama, berbunga dan berbuah lebat sehingga panennya melimpah. Bagi seorang pedagang, dia merasa bahagia bila produk dagangannya laku keras sehingga modalnya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Banyak macam ragam rasa bahagia. Setiap profesi pun ternyata memberikan rasa sensasi bahagia yang berbeda-beda pula.
Namun apa sejatinya bahagia itu?
Bahagia adalah sesuatu rasa yang diciptakan oleh Tuhan Semesta Alam. Kebahagiaan itu bersifat abstak. Tak terlihat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahagia adalah keadaan atau perasaan senang tenteram, bebas dari segala yang menyusahkan.
Salah satu yang tampak terlihat ketika seseorang merasa bahagia adalah berupa senyuman seseorang. Ketika orang tersenyum , bisa dikatakan bahwa orang tersebut merasa bahagia. Bahkan ada yang mengatakan, senyum adalah sedekah. Hal ini terjadi karena dengan senyuman, dapat menularkan rasa bahagia seseorang kepada orang lain. Bila bertemu dengan seseorang kemudian yang didapatinya orang yang cemberut terus, pasti hal ini akan menyebabkan orang lain juga merasakan ketidaknyamanan bila berasa di dekatnya.
Tidak sedikit orang yang mengklaim bahwa kebahagiaan hanyalah ungkapan belaka, yang tidak pernah terwujud dalam dunia nyata. Kebahagiaan hanyalah imajinasi yang lahir dari pikiran manusia, dan dari paradigma yang bertentangan dengan realitas.
Bila seorang manusia tidak menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, sungguh amat tragis hidupnya. Alloh SWT menciptakan manusia di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat. Bahkan setiap waktu, manusia diharuskan berdoa untuk mendapatkan kebahagiaan itu.
Alloh menciptakan kita di alam semesta ini, penuh dengan kebaikan, kenikmatan dan keberkahan, Alloh tidak menginginkan kesengsaraan pada diri kita. Kebahagiaan dapat dinikmati bila kita mengikuti petunjukNya. Mengimani perinta-perintahNya. Apapun yang menjadi perintah Alloh dilaksanakan penuh dengan ketaatan dengan rasa tunduk dan syukur kepadaNya. Niscaya kebahagiaan akan muncul pada dirinya.
Orang yang bahagia adalah orang yang mau menerima apa adanya terhadap situasi dan kondisi yang ditakdirkan kepadanya. Kebahagiaan tidak terletak pada kekayaan, bukan pula pangkat atau sejenisnya. Bukan pula pada cinta dan kelezatannya. Kebahagiaan bukan terleak pada ilmu, cahayanya atau manfaat-manfaatnya. Tidak juga terletak pada kebodohan, ketololan, kelucuan. Kebahagiaan juga tidak terletak pada keindahan dan implikasinya.
Kebahagiaan tidak terleak pada kesemuanya, namun kebahagiaan terletak pada paradigma orang yang bahagia bahwa dia merasa bahagia. Tidak disangkal bahwa kebahagiaan muncul dari berbagai peristiwa yang diharapkan atau hasil dari buah kerja yang dilakukan. Apa yang dirasakan tersebut merupakan nikmat Alloh yang tiada tara yang selalu dianugrahkan kepada ummatnya.
Sebenarnya, kita hidup ditengah-tengah kondisi yang penuh dengan nikmat-nikmat Allah yang dianugrahkan kepada kita. Kita tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat tersebut. Betapa banyak manusia tidak mampu mengetahui anugrah Allah kecuali setelah nikmat tersebut dicabut oleh Allah SWT. Oleh karena itu belajarlah menerima dengan lapang dada terhadap anugrah Allah, meski tampak sedikit, niscaya kita akan merasa bahagia.
Berbagai cerita bahagia mewarnai kehidupan manusia. Dari yang tampaknya sederhana sampai kebahagiaan yang dicapai melalui perjuangan yang berliku-liku dan membutuhkan waktu yang lama. Bahagia dibangun dari sebuah keyakinan diri bahwa kita mampu menikmati bahagia di setiap waktu dan di setiap suasana. Lalu patut kita pertanyakan, dengan segala apa yang kita alami, bahagiakah kita???
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
"Bahagia adalah rasa." Jika kota tidak menemukan bahagia betapa ruginya ya bu Ummi.
Sangat merugi pak bila kita tak mampu mengukir bahagia di setiap waktu yang kita lalui.
Alhamdulillah pencerahan bu ummi
Alhamdulillah... Bila bermanfaat