Berbicara literasi di sekolah seolah kita berbicara makanan. Makanan itu agar bisa dinikmati harus diolah sedemikian rupa dengan bumbu-bumbu yang pas, sehingga yang ketika disajikan menggugah selera siapa saja untuk menikmatinya. Kalau hanya disajikan apa adanya, siapapun tak akan tertarik untuk mencicipinya.

Begitulah literasi. Literasi adalah kebutuhan sehari-hari. Kehidupan di sekolah tak lepas dari kegiatan berliterasi, bahkan terkadang kita tak menyadari bahwa setiap kegiatan belajar yang dilakukan adalah kegiatan berliterasi. Mulai dari mengamati, membaca, memahami, menganalisa, mendiskusikan, mengkomunikasi, mengkreasikan, dan menciptakan sesuatu, kesemuanya adalah bagian dari kegiatan berliterasi.

Untuk menarik orang agar mau menikmati kegiatan literasi, hal tersebut harus dikemas dengan kegiatan-kegiatan yang menarik, sehingga berliterasi dalam proses pembelajaran di sekolah terwujud dengan aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Menyenangkan bagi guru maupun menyenangkan bagi para siswa.

Madrasahku, MTsN 1 Kota Bandung mulai menggeliat mewujudkan madrasah yang berliterasi. Sejak dicanangkan Gerakan Literasi Sekolah atau GLS oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, madrasah berinisiatif melakukan beberapa kegiatan untuk menciptakan budaya baca di madrasah. Diawali dengan semangat religi yang tinggi, madrasah mengajak seluruh warga sekolah menikmati awal pagi dengan lantunan doa pagi dan membaca kitab suci. Al-Qur’an menggema setiap pagi dari semua kelas , dilanjutkan dengan hafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Melalui literasi ini, diharapkan semua siswa terbiasa membaca Al-Qur’an, memaknai bacaanya dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan berliterasi diharapkan dilaksanakan oleh semua guru sebelum pembelajaran utama berlangsung. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, siswa diminta untuk membaca dan menggali pengetahuan terkait dengan pembelajaran. Setelah membaca, beberapa siswa diminta untuk berperan menjadi guru dan menjelaskan pemahaman mereka tentang hal-hal yang mereka pahami dari bacaan. Bilamana ada hal-hal yang kurang sesuai, guru yang bertugas untuk meluruskan dan menjelaskan ulang.

Khusus untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, tentunya guru punya kewajiban yang lebih untuk memberi motivasi pada siswa untuk membaca buku-buku bacaan baik berupa buku fiksi maupun non fiksi. Setiap semester, siswa harus memiliki target bacaan dan siswa menyampaikan resume dari bacaan tersebut. Hal ini diharapkan bisa menjadi kebiasaan siswa dan menjadi budaya bagi dirinya.

Pada moment-moment tertentu, madrasah mengadakan kegiatan Gebyar Literasi Madrasah (GLM) yang diselenggarakan bertepatan dengan kegiatan Bulan Bahasa. Tepatnya pada bulan Oktober. beberpa kegiatan yang dilaksanakan adalah perlombaan-perlombaan menulis seperti menulis cerpen dan puisi, disamping lomba-lomba kreativitas yang lain.

Walau kebijakan gerakan literasi ini tidak digaungkan secara khusus oleh Kementerian Agama, namun MTsN 1 Kota Bandung tetap berupaya semaksimal mungkin menjadikan literasi sebagai budaya madrasah sehingga harapan madrasah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berbudaya dapat tercapai. Aamiin.

Ummi Habibah Nor Apriliyanti

Guru Bahasa Indonesia

MTsN 1 Kota Bandung