UMMI NELWATI,S.Pd, M.Pd

Sebagai seorang guru matematika di SMPN 1 BINTAN KEPRI, menulis merupakan keinginan yang lama sudah terpendam dari semenjak aku kecil. Ketika muncul keinginan u...

Selengkapnya
Navigasi Web

Hari Kedelapan

#TantanganGursiana

#Tantangan30HariMenulis

#TantanganHariKedelapan

Kuliah Subuh Islam itu Indah

Mengikuti ANTEVE kajian Islam itu indah di chanel 87 dan TV Muslim di chanel 92 sudah seperti mengikuti SKS perkuliahan.

Sahabat seiman, aku sangat merasa kehilangan dengan kajian mamah dedeh yang setiap kali kubuka indosiar tidak kujumpakan mamah idolaku.

Biasa tayang setelah Islam itu indah hampir berakhir, apakah sudah pindah jam tayang?

Merasa haus siraman rohani sangat wajar bagiku karena belum diberi kesempatan duduk dibangku sekolah baik tingkat menengah, atas atau perkuliahan yang berbasis agama.

Serasa ada yang kurang jika belum mengikuti semua chanel, itu selalu karena banyak ilmu yang didapat dari berbagai ahli di bidangnya.

Kucoba mengulas kembali dari sekian banyak kajian yang telah ditayangkan dan sempat menjadi catatan paling bermakna bagiku .

Menjadi mulia adalah keinginan setiap manusia, namun bagaimana mengetahui hakekat kemuliaan. Kemuliaan yang hakiki adalah mulia di sisi Allah.

Mulia di sisi Allah pasti mendatangkan keberkahan yang sebenarnya. Lalu ukuran apakah yang bisa digunakan untuk menilai seseorang mulia di sisi Allah atau tidak?

Satu-satunya ukurannya adalah ketaqwaaan. Jika seseorang sudah mencapai derajat taqwa, dia telah mulia di sisi Allah.

Semakin tinggi tingkat ketaqwaannya, semakin mulia kedudukannya di sisi Allah.

Sekadar ber-Islam dan beriman tanpa bertaqwa bukanlah ukuran mulia di sisi Allah. Apatah lagi harta, kedudukan, jabatan, profesi, gelar akademik dan gelar-gelar lainnya, prestasi akademik dan prestasi-prestasi lainnya, pakaian kebesaran dan pakaian-pakaian lainnya, popularitas, ketampanan atau kecantikan, dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]:13)

Salah satu ciri orang-orang yang bertaqwa dalam al-Quran adalah “yuqiimuun ash-sholah” (mendirikan shalat) sebagaimana tersebut dalam dua ayat berikut ini.

“Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah [2]:2-3)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzaariyaat [51]:15-18)

Sedangkan ciri lain orang yang paling bertaqwa adalah menafkahkan hartanya di jalan Allah.

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya.” (QS. Al-Lail [92]:17-18)

Kemudian, keuntungan apa saja yang pasti diperoleh oleh orang-orang bertaqwa?

Salah satu keuntungan yang didapatkan orang bertaqwa di dunia adalah ketika ajal datang kepadanya malaikat mencabut nyawanya dalam keadaan baik. Ketika meninggal, setiap orang berbeda keadaannya, ada yang baik dan ada yang tidak baik. Baik atau tidak tergantung masing-masing individu, apakah telah mencapai derajad taqwa atau tidak.

“(yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS. An-Nahl [16]: 31-32)

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali I’mron [3]:133)

Dengan menggarisbawahi keberkahan yang pasti diperoleh bagi yang bertaqwa tidak bisa diragukan lagi pasti mulia di sisi Allah, timbul pertanyaan kepada diri sendiri apakah saya masih mengejar kemuliaan diri menurut kacamata dunia?

Ya Allah beri aku hidayah untuk istiqomah

Beri kesempatan untuk selalu mengikuti jalan ketaqwaan.

Beri hamba kekuatan untuk selalu muhasabah diri

Beri hamba perlindunganMu dalam berbuat, bersikap dan berucap

Tuntun hamba dalam menjalankan amanah Mu Ya Allah.

Amin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin....Wauww.. Luar biasa pencerahannya..

05 Feb
Balas



search

New Post