UMMI NELWATI,S.Pd, M.Pd

Sebagai seorang guru matematika di SMPN 1 BINTAN KEPRI, menulis merupakan keinginan yang lama sudah terpendam dari semenjak aku kecil. Ketika muncul keinginan u...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari Keempatbelas

Hari Keempatbelas

#TantanganGurusiana

#Tantangan30HariMenulis

#TantanganHariKeempatbelas

Luar biasa generasi masa 4.0, kemampuan berfikir tingkat tingginya boleh dibilang okelah., mengajak siswa untuk menerapkan 4 C yakni Critical Thinking, Creatif Thinking dan Colaboratif Thinking., Communikation bukan perihal mudah menurutku.

Era 4.0 terkait dengan pembelajaran HOTS atau Higher Order Thinking Skill dengan mengajak peserta didik untuk berfikir kritis menggunakan logika, sehingga berdampak terhadap kecerdasan dalam menganalisa masalah, mengevaluasi dan menyelesaikan masalah yang dikenal dengan Critical Thinking

Konsep belajar kreatif bagi siswa merupakan suatu kemampuan untuk mengeksplorasi ranah berfikir terkait hal-hal baru dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi seperti memunculkan ide-ide baru sesuai dengan tingkat usianya disebut juga dengan Creatif Thinking

Manusia adalah kodrat lemah yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Kegiatan pembelajaran menfasilitasi siswa untuk mampu memadukan kerangka berfikir diri sendiri dengan teman sejawat untuk memperoleh solusi dalam menghadapi permasalahan yang dikenal dengan Colaboratif Thinking

1. Model Discovery/Inquiry Learning

Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.

Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiriadalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut: a. Sintak model Discovery Learning

1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);3) Pengumpulan data (Data Collection);4) Pengolahan data (Data Processing);5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization). Langkah-langkah Model Discovery/Inquiry Learning

2. Model Pembelajaran Problem-based Learning (PBL)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan,dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).

Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep- konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan (Norman and Schmidt).

Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain:

1. masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;

2. biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured);

3. masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);

4. masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;

5. sangat mengutamakan belajar mandiri;

6. memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan

7. pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif. Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.

Pada PBL guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya. Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012) sebagai berikut:

a. Orientasi peserta didik pada masalah

b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Berdasarkan sintaks tersebut, langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:

Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan [2] antara lain:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;

b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;

c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;

d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;

e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;

f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;

g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;

h. Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;

i. Memotivasi pembelajaran;

j. Peserta didik memeroleh keterampilan mengelola waktu;

k. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.

3. Model Pembelajaran Project-Based Learning.

Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.

Karakteristik PJBL antara lain:

a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk

b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat d. Melatih kemampuan berpikir kreatif

sebagai berikut:

a. Topik/ materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/ karya yang menarik

b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja, (satu peserta didik menghasilkan satu proyek)

c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan 3-4 pertemuan)

d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar

e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan sekitar dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/ sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna

f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan dan menyampaikan produknya kepada orang lain

Pengembangan indikator dan materi pembelajaran merupakan 2 (dua) kemampuan yang harus dikuasai seorang guru sebelum mengembangkan RPP dan melaksanakan pembelajaran. Analisis yang dilakukan guru terhadap SKL, KI dan KD dapat membantu guru dalam mengembangkan IPK yang dijadikan dasar dalam menentukan pembelajaran dengan meningkatkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan literasi dan pengembangan keterampilan Abad 21 pendidik dapat merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif serta indikator keterampilan berkaitan tidak hanya keterampilan bertindak, tetapi juga keterampilan berpikir yang juga dikatakan sebagai keterampilan abstrak dan konkret.

Pengembangan IPK memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD.

b. Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang bisa diukur

c. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.

d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda

e. Hanya mengandung satu tindakan.

f. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;

Kategorikan Indikator Pencapaian Kompetensi:

a. Indikator Kunci

· Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian).

· Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.

· Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.

· Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran. b. Indikator Pendukung

· Membantu peserta didik memahami indikator kunci.

· Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.

b. Indikator Pengayaan

· Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.

· Tidak selalu harus ada.

· Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.

Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah (1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL), (3) model Pembelajaran Berbasis Projek (Project- based Learning/PJBL). Selain 3 model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, guru juga diperbolehkan mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS), Example not Example, Picture and Picture, dan lainnya. Selanjutnya dalam buku ini akan dibahas 3 model pembelajaran Discovery/inquiry Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning.

file:///D:/BUKU/01._Buku_Pegangan_Pembelajaran_HOTS_2018%20(1).pdf

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu ilmunya. Salam kenal ya.

12 Feb
Balas

Salam kenal dari kepri.Trimaksh bu, sukses buat kita smua

16 Feb



search

New Post