Sepulang dari sekolah langsung kupacu gas motorku menuju toko benang. Tentu bukan hanya benang yang dijual disana, melainkan segala perlengkapan jahit bahkan jasa obras, bris, dan permak juga dilayahani. Lebih ringkas saja menyebut toko semacam itu dengan sebutan toko benang.

Langsung kusodorkan gamis hasil permakkanku semalaman pada pegawai di toko itu. "Bris mbak, ini saja". Kutunjukkan bagian kecil itu. Kebetulan di rumah tidak ada benang putih. Ah tak perlu ambil pusing. Dibris saja.

"Mbak, anda penjahit?", tetiba seorang ibu paruh baya bertanya padaku. Kuamati ia dari tadi memilah-milah renda. Sesekali ke teras toko meminta pendapat perempuan muda yang mengantarkannya.

"Em...kakak saya penjahit", aku masih belum tau arah pertanyaannya.

"Renda seperti bisa dijahit ya mbak?"

"Oh bisa itu bu. Dijahit dengan benang yang sama, sudah tidak terlihat benangnya"

"Oh lha iya..", ibu itu bercerita panjang akhirnya.

Di perjalanan pulang aku kembali teringat pada seorang teman. "Kawan itu penting. Buktinya Rasulullah saja mengajak Abu Bakar ketika hijrah ke Madinah".

Kawan itu penting, tak melulu untuk menimbang pilihan tapi untuk mendengarkan. Dengan adanya kawan, terhindar dari kesepian. Dengan kehadiran kawan, terjagalah kewarasan. Iya! Butuh kawan adlah bukti bahwa kita masih manusia.

8 Ramadhan 1442H