Ummu Taqiyya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sad atau Happy Ending?
Sad atau happy ending?

Sad atau Happy Ending?

Pelajaran berharga bisa diperoleh tanpa harus mengalaminya. Dari kisah hidup seseorang kita mampu mengambil ibrahnya. Pun seseorang yang dimaksud adalah tokoh fiktif. Nah, anda termasuk penyuka novel atau drama? Apapun itu, setiap kisah pasti bermuara.

Sebagai penikmat pasti kita menghendaki sebuah akhir yang indah hingga membuat senyum kita merekah. Happy ending orang menyebutnya. Meski hanya sebuah serial drama, dada terasa sesak jika berakhir dengan kesedihan. Atau bisa disebut tidak sesuai ekspektasi kita.

Semasa kuliah saya suka menonton serial drama. Tapi ya.. tak sesuka itu sih. Belakangan setelah menjadi ibu beranak satu, tak lagi menyempatkan diri duduk manis menyimak film atau drama. Tapi, saya melihat banyak orang tetap menonton drama berapapun usianya. Mereka asyik dengan jalan cerita dan pemerannya. Lalu saya jadi penasaran.

Bertanya pada google, apa rekomendasi drama korea yang perlu saya tonton. Satu serial drama telah rampung. Ada spirit baru yang saya rasakan. Semangat untuk lebih bertanggungjawab dalam mengajar dan berkarya. Serial drama selanjutnya adalah Twenty Five Twenty Nine. Sebuah serial yanh direkomendasikan seorang selebgram.

Spirit yang saya rasakan juga berdampak baik pada pekerjaan saya. Hanya saja akhir dari drama ini adalah Sad-Happy. Iya, cukup membuat dada saya sesak dan penasaran. Kisah cinta na Hee Do dan Back Si Jin yang telah terajut lama dan sangat manis, harus berakhir tragis. Namun masing-masing daru mereka akhirnya menerima takdir dengan legowo, dan melanjutkan kehidupan masing-masing dengan baik.

Saya jadi teringat sebuah novel karya Tere Liye, Bidadari-bidadari Surga. Dalam kisahnya, pengabdian dan perjuangan kak Laisa harus berakhir dengan kesedihan yang sejalan dengan kepergiannya dari dunia. Iya kisah itu tak berakhir bahagia, namun setiap tokoh akhirnya harus ikhals menerima takdir.

Ya memang sesak rasanya ketika menjumpai kisah dengan akhir seperti itu. Tapi bukankah akhir yang seperti ini sangatlah dekat dengan kehidupan kita? Tak selamanya sebuah cerita berakhir happy dan sesuai keinginan publik. Bukankah setiap dari kita justru memang harus belajar menerima setiap takdir terbaik kita meski kadang memilukan? Juga kenyataannya kita tak mampu hidup dengan berimajinasi maupun halusinasi. Jadi, mari kita terima apapun ending kisah yang kita ikuti. Hehe, mungkin ini terasa receh untuk dibahas dan dibaca. Tapi saat ini saya mendapatkan pelajaran berharga darinya.

Salam Literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya Bunda

23 May
Balas

Terimakasih apresiasinya Bunda.. salam literasi

28 May

Mantap ulasannya, bu. Salam kenal!

22 May
Balas

Terimakasih Bunda.. salam kenal

28 May



search

New Post