Herlin Variani

Bundo Kanduang dari Ranah Minang. Generasi Bunda Siti Raham berikutnya. Insya Allah. Awali semunya dengan Bismillah...

Selengkapnya
Navigasi Web
3 Jam Pertama
Tantangagurusiana hari ke 7

3 Jam Pertama

3 Jam Pertama

Oleh : Herlin Variani,S.Pd

Apa yang terbayang oleh anda saat membaca judul di atas? Sesuatu yang ekstrim? Atau sebuah perjalanan panjang? Mari kita kulik.

***

Lagi-lagi ini tentang balada penulis pemula. Keinginan semankin menguat mewujudkan mimpi menjadi seorang sastrawan. Memiliki banyak karya penuh makna yang bermanfaat untuk pembaca saat ini dan generasi selanjutnya.

Namun realita yang dihadapi membuat mimpi mulai diuji. Pekerjaan di luar sana menyita hampir separuh waktu yang dimiliki dalam sehari. Belum lagi aktifitas perjalanan yang harus ditempuh menuju tempat kerja lumayan panjang. Paling sedikit, satu jam dapat dihabiskan saat berangkat menuju tempat pengabdian dengan menggunakan kendaraan umum. Maka pulang pergi dapat menyedot waktu minimal dua jam. Itu terjadi setiap hari.

Tambah lagi segudang aktifitas di rumah yang telah menanti kehadiran diri. Semuanya harus terselasaikan, walaupun lelahnya raga terus menjerit. Meraung meminta kesempatan istirahat sejenak. Namun teriakan itu kerap diabaikan sampai semua target hari itu selesai.

Lalu, apakah harus menyerah dengan alasan keadaan? Fisik tak kuat dan ruang imaji enggan untuk terbuka karena keletihan yang terus mendera.

Tak mau menyerah karena harapan yang sudah tertancap kuat di dalam hati. Ruang mimpi terus berteriak untuk segera diukir dengan prestasi gemilang.

Solusi dicari dengan mencoba membuka kitab kesuksesan yang telah ditinggalkan oleh pendahulu. Berupaya mengintip perjalanan dibalik kejayaan yang telah ditorehkan hingga dikenang sampai saat ini. Walaupun tulang belulangnya munkin sudah tak ada lagi.

Lirikan pertama jatuh pada seorang pelukis legendaris. Ia terkenal dengan hasil lukisan seorang perempuan bernama Monalisa. Leonardo Da Vinci namanya. Informasi yang didapatkan, ia hanya tidur dua puluh menit hingga empat jam dalam sehari. Terilihat sangat eksrtem bagi kita yang biasa memiliki waktu berlayar di pulau kapuk hingga delapan jam setiap harinya.

Fakta yang didapatkan membuat rasa penasaran penulis semankin meningkat. Hingga catatan kehidupan tokoh dunia lain pun jadi santapan.

Tergerak hati ingin mengintip keseharian Thomas Alfa Edison. Sang penemu bohlam lampu. Jika di zaman silam, ia mendengkur sepanjang hari, maka munkin saat ini malam kita akan dipenuhi kegelapan tanpa ada sumber cahaya.

Ternyata beliau hanya memiliki waktu tidur sepanjang lima sampai enam jam perharinya. Bahkan bisa tidak rebahan selama berhari-hari jika sudah sibuk bekerja. Sangat fantastis sekali.

Seorang komponis musik genius yang bernama Wolfgang Mozart hanya memilki waktu tidur selama lima jam saja perhari. Kadang dia mampu untuk tidak memicingkan mata seikitpun selama dua hari ketika menciptakan sebuah musik. Ia telah membuat lebih kurang tujuh ratus musik semasa hidupnya.

“Amazing.” Itu kata yang terlontar ketika tangan terus membuka lembaran cerita yang ditinggalkan oleh tokoh-tokoh melegenda ini.

Tak terkecuali nabi Muhammad Salallu’alaihi wasaallam. Rasul akhir zaman junjungan umat islam ini, juga sangat menjaga pola tidur beliau.

Tak pernah tercatat dalam sejarah beliau menghabiskan waktu untuk berbaring lebih dari delapan jam dalam sehari. Metode yang digunakan adalah cepat tidur dan cepat bangun. Hingga kondisi tubuh tetap kuat dan stabil.

Berangkat dari kisah yang telah dilihat, penulis mencoba untuk menerapkan waktu tidur yang singkat namun berkualitas. Selesai solat isya, segera terlelap dan bangun pukul 00.30 WIB dini hari.

Segera bangkit dari peraduan lalu membuka laptop kesayangan berwarna hitam metalik itu. Penulis mulai menuangkan barisan kata yang berjejalan di kepala yang mengalir deras menjadi sebuah prasa.

Ketika rasa kantuk kembali mengintai, aktifitas bergerak pun dilakukan. Yakni menguras bak mandi. Tempat penampungan air menjadi bersih, mata kembali terbuka lebar. Untaian kata terus belanjut. Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 03.30 WIB.

Penulis bangkit lalu berwudhu. Mamberikan hak Sang Pencipta sekaligus merengek manja agar dianugrahi lautan ilmu yang bermanfaat. Selesai melakukan aktifitas spiritual ini, penulis berencana ingin melanjutkan bercengkrama dengan komputer mini tempat menuangkan ide-ide.

Namun kelopak mata kembali memberat. Enggan menyerah dengan keadaan, mandi dan keramas menjadi pilihan terbaik walaupun suhu sangat dingin saat itu.

Kesegaran menyelimuti dan ruang imaji pun terbuka lebar. Rangkaian kata kembali meluncur.

Singkat cerita, seharian itu penulis benar-benar hanya tidur tiga jam saja. Siangnya kembali beraktifitas seperti biasa. Tak terlintas rasa kantuk sama sekali. Namun hari berikutnya, karena baru bisa terlelap hampir dini hari penulis hanya mampu bangun pukul 04.00 wib pagi. Tak ada satu tulisan pun yang hadir dalam layar komputer.

Hari berikutnya, dampak berbeda mulai dirasakan mata. Kelopaknya terasa berat. Sulit diajak kompromi. Rasa kantuk begitu setia mengiringi aktifitas. Berbagai cara yang dilakukan untuk mengusirnya begitu sia-sia. Ia tetap tak mau pergi.

Karena tak bisa memaksakan diri menghasilkan tulisan dengan kondisi seperti itu, penulis memutuskan pergi ke KUD (Kantor Unit Desa) yang berada tak jauh dari rumah. Tujuannya untuk membayar tagihan listrik dan air.

Disinilah cerita memalukan itu terjadi. Saat berada dalam barisan antrian yang tak seberapa, penulis mendekat ke sebuah meja. Tanpa direncanakan dan dikomandoi, kepala mencari posisi terbaik disana.

Beberapa detik kemudian, tertidurlah dengan pulas di meja itu. Baru terbangun setelah dibangunkan oleh petugas. Munkin karena masih dalam keadaan setengah sadar, tak ada rasa malu yang hadir.

Hanya bergegas pulang dan melanjutkan tidur yang tertunda. Tulisan ini dibuat sebelum berangkat ke Koperasi Unit Desa tersebut. Baru selesai beberapa menit yang lalu setelah menikmati dengkuran panjang.

Oretan sore yang diselesaikan dengan tersipu malu di ruang mimpi

Rabu, 15 Juli 2020 pukul 17.19 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjutkan bunda. Mantap

15 Jul
Balas

Mohon doanya ya bun. Sukses selalu untukmu

15 Jul

Masya Allah... Alhamdulillah dibangunin yak sama petugas.. He.. He.. He.. Syemangaat terusas

15 Jul
Balas

Wkwkwk. Makanya pasang foto pakai helm bun.wkwkwk

15 Jul

Udah keren abis uni

16 Jul
Balas

Mohon masukan perbaikannya ya pembaca yang budiman

15 Jul
Balas



search

New Post