Herlin Variani

Bundo Kanduang dari Ranah Minang. Generasi Bunda Siti Raham berikutnya. Insya Allah. Awali semunya dengan Bismillah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemarahan Bunda
Tantangangurusiana hari ke 12

Kemarahan Bunda

Kemarahan Bunda

Oleh : Herlin Variani

 

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu do’a orang tua, do’a orang berpergian dan do’a orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud)

 

Ibu merupakan sosok paling sakti mandra guna dalam kehidupan kita. Itu menurut penulis. Setiap ucapan terhadap anaknya adalah doa tanpa hijab. Langsung di ijabah oleh Sang Khalik tanpa menunggu waktu lama.

Sekarang, ini lah yang terjadi pada penulis dan adik-adik. Pada masa kanak tempo dulu, kami kerap bersikap nakal pada orang tua. Khususnya ibu. Setiap diberi tugas oleh beliau, kami selalu mengiyakan. 

Tidak pernah menolak. Tapi tak langsung mengerjakannya. Bahkan acap kali lupa.

Hal itu memancing kemarahan sang ibu yang sedang didera rasa lelah. Sumpah serapah pun kadang tak terelakkan.  Jika itu terjadi, tiga bersaudara cilik ini, langsung lari terbirit-birit dengan muka pias. Kejadian seperti itu terus berulang.

Sungguh mengherankan. Sebagai anak waktu itu, kami ketakutan mendengar sumpah beliau yang berapi-api. Namun luncuran kata beliau itu, menuai tawa pejalan kaki yang melewati jalan setapak di depan gubuk kami. Entah apa sebabnya. 

Ketika beranjak dewasa, hal tak terduga pun terjadi. Kami memetik hasil sumpah beliau dengan bahagia. Mau tau apa yang beliau teriakkan saat marah?

 "Oi nak, sabana pamaleh kalian. Nan ka kayo gadang lah kalian. Banyak pambantu. Bia sanang iduik kalian!!!" Itu salah satu bunyi sumpah kemarahan ibu penulis.

Tau apa artinya? Orang Minang Insya Allah pasti mengerti maksudnya. Bagaimana dengan yang lain?

Oke, penulis terjemahkan dengan baik dan benar.

"Oi nak, betapa pemalasnya kalian. Semoga kalian jadi saudagar kaya. Punya banyak asisten rumah tangga. Biar kelak kalian hidup bahagia!!!"

Hehehe. Wajar orang dewasa yang mendengar masa itu terkekeh. Kami yang belum tau maknanya, ketakutan mendengar luapan kemarahan beliau yang meledak.

Kadang bait senada masih meluncur dari lisan beliau. Walaupun kami sudah beranjak dewasa. Itu bisa terjadi, bila yang dilakukan anak tak sesuai dengan keinginan beliau.

Kali ini reaksi kami berbeda. Tidak lari terbirit-birit penuh ketakutan. Melainkan memeluk beliau dan menyampaikan maaf serta terima kasih. Lalu memberi penjelasan atas pilihan kami.

Syair kemarahan beliau itu, kini perlahan terwujud. Anak pertama menjadi seorang guru. Bahkan sekarang sedang berusaha meretas jalan untuk menjadi penulis. 

Buah hati beliau yang kedua, sempat bekerja di salah satu perusahaan elit di Indonesia. Sudah keliling tanah air. Namun setelah si bungsu menyelesaikan pendidikannya, ia memilih berhenti. Lalu membuka usaha kecil-kecilan. 

"Bosan jadi staf." Begitu katanya.

Lain lagi dengan si bungsu. Anak bontot yang dulunya sangat penakut. Bahkan selau mabuk dalam perjalanan. Sekarang, ia menjadi pelaut yang sukses. 

Sebuah perusahaan di Jerman, langsung mengikatnya dengan kontrak kerja. Setelah ia selesai praktek lapangan pada perusahaan ternama di Eropa itu. Dalam waktu singkat, jabatan mualim dua diraihnya.

Nyaris seluruh dunia telah ditapaki nya. Kami hanya mampu melihat berbagai negara dari peta dan media yang ada. Namun ia, setiap saat mengirimkan gambarnya yang sedang menginjakkan kaki diberbagai benua yang dikunjunginya. 

Tak jarang, potretnya yang sedang bermain ski di tengah lautan salju itu dipamerkan pada kami.

Tau kah pembaca? Siapa ibu yang telah mengeluarkan sumpah serapah namun berefek dahsyat pada putra putri mereka itu?

Beliau adalah petani miskin dari sebuah negeri kecil yang tidak terlihat pada peta. Pendidikan pasangan suami istri ini hanya hingga sekolah menengah atas. Tak mengenyam bangku perkuliahan sama sekali.

Hidup di gubuk derita tanpa cahaya listrik. Suara jangkrik menemani malam mereka. Namun tak pernah sekalipun mengatakan hal buruk terhadap anak-anaknya. Walaupun sedang dikuasai kemarahan yang luar biasa.

Merasakan fenomena tak biasa ini, banyak pelajaran yang dapat diambil. Tetap selipkan do’a indah untuk ananda. Dalam keadaan marah sekalipun. Atau memilih diam, jika tak sanggup menahan kata-kata yang tidak baik untuk mereka. Agar ucapan tak terkendali, tidak menjadi bumerang pada anak kelak.

Penulis kerap menyampaikan juga pada rekan sejawat. Jika kemarahan pada anak tak dapat dibendung lagi, pakailah gaya ibu penulis. Atau menjauh dan diam. Namun saran itu, kerap ditanggapi dengan tawa saja. Sebagian dari mereka mengaku, belum sanggup melakukan itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap herlin.

21 Jul
Balas

Hehehe. Sagan se awak samo ustad. Thanks ustd

21 Jul

Bundanya hebat.

21 Jul
Balas

Alhamdulillah bun. Anugrah terbesar yg Allah berikan pda kami. Walaupun masa kecil penuh keterbatasan. Tapi suasana hangat.hehe

21 Jul

Masya Allah. Marahnya saja Doa kebaikan

21 Jul
Balas

Bener Pak. Dahsyatnya efek tiap perkataan seorang ibu

21 Jul

Alhamdulillah...Selamat Bun..

21 Jul
Balas

Makasih bun

21 Jul

Mantap ulasannya. Semoga menjadi renungan kita..

21 Jul
Balas

Aamiin ya Rabb. Makasi Pak

21 Jul

keren banget bunda, salam sukses selalu dan salam literasi

21 Jul
Balas

Alhamdulillah bun. Mudah2an Allahbridho dg tulisan ini. Aamiin ya Rabb. Sukses selalu juga buat bunda. Salam literasi

21 Jul

Tulisannya bermanfaat terimakasih bu

21 Jul
Balas

Alhamdulillah. Makasih bun

21 Jul

kangen ibu

22 Jul
Balas

Doain bun

10 Aug

Doain bun

10 Aug

Menulis sambil curi2 waktuHasilnya acak2an.hehehe

21 Jul
Balas

Keren bun tulisannya

21 Jul
Balas

Alhamdulillah. Allah yg bimbing bun. Makasi ya bun

21 Jul



search

New Post