Pakguru Untung

Di media sosial saya dikenalnya Untung Madurarasa, sebagai guru seni budaya di Surabaya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bermain Namun Tidak Main-main
sahabatkeluarga.kemendikbud.co.id

Bermain Namun Tidak Main-main

#tantangangurusiana (15)

Bisa kah kita mengajak siswa bermain, namun tetap dalam koridor belajar? Semua anak pasti senang, cukup diajak belajar di luar kelas saja mereka sudah penuh semangat.

Dengan diterapkannya full day school terkadang saya merasa kasian kepada anak-anak. Mereka harus belajar dari pagi sampai sore. Di sekolahk kami, tempat saya mengajar bel masuk berbunyi pukul 06.30 Wib. Dan pulang setelah shalat ashar berjamaah, sekitar pukul 16.00 Wib.

Lebih kasihan lagi jika pelajaran pada jam ke 7 (tujuh) ke atas. Setelah shalat dhuhur berjamaah. Jam-jam ini memang jam kritis, tidak jarang siswa ngantuk dan kurang fokus. Selain masalah ngantuk yang lebih nyita konsentrasi mereka adalah kondisi kelas yang panas.

Sekolah kami, berada di daerah pesisir utara di Surabaya. Panas dan gerah ditambah siswa yang rata-rata perkelas mencapai 40 (empat puluh siswa. Tambah terasa seperti oven. Anak-anak tidak jarang mengeluh panas.

Jika dipaksa dalam kondisi seperti ini, apakah pembelajaran bisa berjalan dengan efektif?

Dengan digaungkannya "Merdeka belajar" oleh Mas Nadiem, Menteri Pendidikan kita. Semua guru bisa lebih bebas dan kreatif dalam mengelola kelas. Guru diharapkan mampu memahami kondisi kelas sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan senang, dan anak-anak senang terhadap pelajaran. Guru bisa mengajak anak-anak ke luar kelas, belajar di bawah pohon rindang dan sejuk. Anak-anak bisa belajar dengan alam.

Bermain tapi tidak main-main. Jika sudah di luar kelas terkadang kita bingung dalam menyampaikan materi. Guru kesulitan untuk mengatur anak-anak. Karena sifatnya anak suka bermain, jika sudah diluar akan lebih sulit untuk diatur. Biarlah mereka merdeka, namun tetap belajar.

Kebiasaan saya, sebagai guru seni budaya dan mengajar materi drama. Membiarkan anak-anak bermain namun tidak boleh main-main. Contohnya pada materi seni peran, saya mengajak anak-anak untuk "bermain ke masa kecil". Salah satu permain ini adalah mengingat masa kecil mereka. Mengingat saat mereka masih suka bermain mobil-mobilan, jual-jualan, engklek, dsb. Biasanya mereka lebih memahami dan lebih mendalami peran masing-masing. Dari pada saya menjelaskan panjang lebar, rumus keliling akting itu bagaimana. Itu lebih sulit dipahami.

Untuk materi lain bisa disesuaikan dengan permain-permainan lain. Dengan dasar pemikirannya bagaimana siswa bisa menerima ilmu atau pelajaran dengan merdeka dan nyaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, ide yang luar biasa. Mengelola 40 siswa itu bukan pekerjaan ringan.

05 Feb
Balas

Hampir semua sekolah negeri di Surabaya kelasnya gemukgemuk. Terkhusus SMP. dan ratarata semua guru mendapat jam banyak. Minimala 35 JP, dan saya dapat 39 JP

06 Feb

Salam kenal, bu

06 Feb



search

New Post