Teater Sulit Tumbuh di Intrasekolah
#tantangangurusiana (6)
Obrolan ini terjadi di depan sanggar Apel, saya dan Bang Oci (Pelatih Sanggar Apel) membicarakan permasalah dan kendala teater anak, khususnya di Intra sekolah (SMP).
ini (obrolan kami) dilatarbelakangi masalah yang saya hadapi, disalah satu sekolah Negeri di Surabaya, tempat saya mengajar. Saya mengajar Mapel Seni Budaya dengan materi sesuai bidang saya, yaitu; teater.
Materi semester genap kelas 7 (Tujuh) adalah merancang dan memperagakan pementasan fragmen. Merancang, siswa akan belajar menajemen dan memproduksi teater sesuai kerja manajerial. Di dalam kerja produksi ini, ada bagian proses kreatif, dimana tugas mereka menyiapkan pementasan yang akan diperagakan nanti.
Untuk membuat sebuah pementasan (teater) diperlukan proses panjang; latihan yang tidak cukup hanya 1 (satu) kali.
Sebelum menginjak latihan, yang ditunjuk sebagai sutradara pertama kali harus mencari atau menentukan naskah, menganalisis naskah, membagi peran, merancang latihan, baru bisa memulai latihan.
Dalam proses latihan yang didampingi saya (sebagai guru), merek kesulitan mengatur waktu. Karena sekolah sudah full day. Sepulang sekolah pun, mereka masih harus mengikuti Pengembangan Diri (Ekstrakurikuler). Sekolah di Surabaya, siswa minimal mengikuti 2 (dua) Pengembangan Diri. Terpaksa saya coba buka jadwal latihan di hari sabtu dan minggu.
Sabtu dan minggu juga tidak menjadi solusi untuk anak-anak bisa berproses panjang. Karena, saya harus mengampu seni budaya dengan 39 JP (Jam Pelajaran), yang tersebar di 13 kelas. Jika satu kelas ada 4 (empat) kelompok, minimal ada 40 kelompok yang harus didampingi.
Hal tersebut yang membuat kami tertawa sambil pegang kepala. "jika semacam itu kondisi dilapangan, teater akan menemukan kesulitan untuk tumbuh dan berkembang di sekolah." ungkapan pesimis dari Bang Oci.
"namun, Untung bisa menyiasatinya satu kelas cukup satu kelompok pertunjukan saja. Nanti bisa dibuat festival antar kelas." solusi bang Oci. Solusi tersebut sangat mungkin dan masuk akal. Namun nanti akan terkendala dalam penilaian, ada penilaian individu dan kelompok. Disamping itu ada penilaian Pengetahuan dan Praktek.
Efektifkah jika satu kelas hanya satu kelompok?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar