#tantangangurusiana (19)

“Anak-anak tidak pernah baik dalam mendengarkan orang yang lebih tua. Namun mereka tidak pernah gagal dalam meniru orang yang lebih tua.” James Baldwin.

Kita sebagai guru baiknya merenungkan kata-kata bijak di atas. Apakah kita sudah banyak memberi contoh terhadap anak didik kita? Atau sekadar bercerita tentang apa itu seni? Apa itu sopan-santun? Dan apa hukum sosial? Serta apa itu materi pelajaran lainnya. Jika kita meyakina kata-kata bijak diatas itu benar, pasti apa yang kita lakukan kurang didengarkan oleh anak didik kita.

Mungkin kita pernah disambati atau diceritakan oleh salah satu guru, jika mengajar di kelas A sulit mengatur kelas. Anak-anaknya ramai. Jika diterangkan malah asyik bermain sendiri. Ada yang malah ngobro bersama teman sebangkunya. Kelas gaduh dan kegaduhan pasar ikan.

Jika terus-menerus kelas tersebut dibiarkan semacam itu, pendidikan pasti jauh dari tujuannya. Mungkin kita lupa bahwa guru tugasnya bukan sekadar penyampai pelajaran. Guru adalah pendidik, panutan bagi bagi anak didiknya.

Guru adalah digugu dan ditiru. Dengan kata lain, guru harus mampu menjadi panutan. Harus mampu memberi contoh, baik secara tingkah-laku, sopan santun dan ilmu-ilmu lainnya. Jangan sampai guru hanya bisa menyampaikan, namun tidak mampu melakukannya.

Mari kita intropeksi diri. Jangan salahkan anak didik kita, karena ramai saat kita menerangkan di depan kelas. Mungkin kita pernah sibuk bermain HP saat ada orang bicara di depan. Jangan salahkan siswa, jika mereka kurang menghormati kita. Siapa tahu kita memang belum memberi contoh bagaimana adab kita sebagai guru terhadap guru yang lebih senior. Jangan salahkan mereka jika anak-didik kita tidak memahamai hukum demokratis di Negara kita. Mungkin kita masih kurang demokratis terhadap anak-didik kita.