Untung Agus Purnama, S.S., M.Pd.

Tulislah apa yang ingin Anda tulis, jangan takut tulisanmu tidak dibaca orang...!...

Selengkapnya
Navigasi Web

Luka Hati Bunda

Luka Hati Bunda

Sore itu, Panjul berada di rumah orang tuanya, biasa berkunjung melihat kondisi orangtuanya yang sudah renta, namun masih kuat hidup seorang diri. Wajah ibunya yang keriput, badannya yang tinggal tulang dan dilapisi dengan kulitnya yang tipis, kekokohan tubuhnya sudah hilang. Rasa iba sebetulnya meilhat kondisinya. Namun, ibunya merupakan seorang ibu yang tangguh, orang yang tidak mau merepotkan anak cucunya.

Merawat orang tuanya, sebetulnya sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban Panjul.. Namun, dia tidak bisa mendampinginya karena Panjul tinggal di kota lain. Dan berkunjung 2 arau 3 hari dia sempatkan untuk menengok kondisi ibunya. Dan kadangkala dia sempatkan untuk menginap semalam atau dua malam, untuk menemani ibunya, dan untuk melepas kerinduan merekai.

Malam itu, malam yang naas bagi orang tuanya. Kegembiraan dan keceriaanya hilang sirna setelah mendengar percakapannya dengan kakak iparnya. “Jul, keraskan suara HPmu, biar ibu bisa dengar apa yang diomongkan mbakmu !” Kata ibuku. Tanpa sadar Panjul membesarkan volume HPnya. Didengarkaannya percakapan Panjul dengan kakak iparnya. Padahal waktu itu dia sedang bersitegang dengan kakaknya, sehingga ibunya tahu apa yang mejadi pangkal percecokan, yang seharusnya tak pantas dia ributkan. Setelah Panjul menutup HPnya, aurat muka ibunya begitu sedih. Hati ibunya tidak senang setelah mendengarkan omongan Dirinya debgan kakaknya.. “Jul, Jadi orang jangan suka ribut, mengalah lebih baik, mengalah itu tidak berart kalah yo…!, Ibumu ini ndak senang kalau kamu seperti itu !” sambung ibunya saat itu. Panjul hanya tertunduk lesu, menyesalinya karena dia belum bisa bersikap lebih dewasa. Walaupun sebetulnya hatinya masih jengkel juga dengan kata-kata kasar kakak iparnya. Panjul baru sadar, membuat bahagia orang tua itu tidak hanya dengan kebutuhan materi saja, namun sikap dan tutur kata yang baik akan bisa membahagiakannya. Yaa…perbuatan Panjul barusan membuat hati ibundanya gundah gulana.

Panjul melihat ibunya berbaring, tanpa sengaja melihat air mata menetes di pipi ibunya. " Maafkan aku Ibu !" Batin Panjul malam itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren

05 Jul
Balas

Makasih, Bueee ..!Salam Literasi !

05 Jul

Kasihan ibu.... Mantap tulisanya pak. Ditunggu karya hebat berikutnya. Barokallah

05 Jul
Balas

Makasih, Bue..! Iya, ndak disadari menyakiti hati seorang ibu...!

05 Jul

Mantap....salam Literasi

05 Jul
Balas

Makasih Apresiasinya, Bueee

05 Jul

Mantaaappp

05 Jul
Balas

Makasih, Buee

06 Jul

Literasi yang mengedukasi pak Untung ..sukses pak

06 Jul
Balas

Makasih Apresiasinya, Buee !

10 Jul

Bagus,salam literasi

05 Jul
Balas

Makasih, Bueee !

05 Jul

Mantap pak.Lanjut.Sukses sll nggih

05 Jul
Balas

Nggih, BueeeMatur nuwun Apresiasinya, Buee

05 Jul

Mantaaap.. Salam literasi

05 Jul
Balas

Makasih Apresiasinya, Pak !

05 Jul

niku Malem Minggu wingi ngghih Zpakmantap

05 Jul
Balas

Nggih, Leres PakMonggo lekas menulis, Pak

05 Jul

niku Malem Minggu wingi ngghih Zpakmantap

05 Jul
Balas

niku Malem Minggu wingi ngghih Zpakmantap

05 Jul
Balas



search

New Post