Untung Agus Purnama, S.S., M.Pd.

Tulislah apa yang ingin Anda tulis, jangan takut tulisanmu tidak dibaca orang...!...

Selengkapnya
Navigasi Web

Makanya Jangan Kepo

Makanya Jangan Kepo

#Tantangan ke 5#

Sejak Panjul lulus jadi Sarjana, dan setelah rencana pertunangannya gagal, Panjul mengajukan beberapa surat lamaran ke beberapa perusahaan di kota Klaten. Sudah hampir lima bulan dia merasakan menjadi pengangguran, usahanya melamar ke beberapa perusahaan periklanan belum membuahkan hasil. Dia masih sabar menanti dan berharap ada balasan surat panggilan. Detik demi detik , hari demi hari, bahkan bulan berganti bulan belum ada juga kedatangan surat dari instansi yang dia kirimin. Pernah waktu itu, ada satu surat balasan dari Harian Klaten, namun sayang pemberitahuan ujian wawancara itu terlambat sampai di tangan, sehingga pupus sudah harapannya.

Perasaan hatinya semakin tidak karuan, setelah beberapa tetangga membicarakan tentang dirinya, sudah jadi sarjana kok masih enak-enak di rumah, walaupun sebenarnya kedua orangtuanya tidak mempermasalahkan. Namun, hati kecilnya berontak, ia menyadari posisinya kini tidak sama dengan dulu. Kini dia sudah menjadi seorang sarjana, orang yang berpendidikan, orang yang bisa jadi contoh bagi keluarga, masyarakat, orang yang tidak lagi merepotkan kedua orang tuanya. Namun, kini dia masih menjadi tanggungan orangtuanya. Dia belum bisa hidup mandiri. Dia belum mendapatkan pekerjaan seperti yang dia cita-citakan selama ini. Dia masih menjadi penggangguran terselubung. Beban yang dia pikul semakin berat apabila dibandingkan sebelum dia kuliah. Tanpa sengaja dia mendengar perbincangan tetangganya. “Bude, Gimana kabarnya Mas Panjul kok masih di rumah aja…” Tanya tetangganya. “Ooo iya…masih betah di rumah, masih bantu-bantu kerjaan bapaknya, Lek !” jawab ibunya dengan berat. “Apa belum ada panggilan, De !” …. “Ntah, ndak tahu…Biarlah…sabar dulu aja !” jawab ibunya dengan lemah. Mendengar pertanyaan tetangganya itu, dia merenung. “Apa aku merantau aja yaa… ikut Mas ke Sumatra…” piker Panjul saat itu.

Tiba saatnya, dia mengambil keputusan untuk meninggalkan rumah, mengadu nasib di negeri orang, menyusul kakaknya yang sudah duluan merantau di pulau Sumatra. Tetangganya yang biasa kepo, ingin tahu segala kegiatannya, dan yang membuat perasaanya tidak enak, sore itu main ke rumahnya. Tanpa sengaja ketemu dengan Panjul sendiri, serta melontarkan pertanyaan kepadanya. “Mas panjul kapan mau melamar pekerjaan ?” katanya. Walaupun hatinya tidak suka mendengar pertanyaan itu, dengan tenang Panjul menjawab, “Saya mau melamar Dik Sri aja, Bulik ! Boleh tidak ?”. Dengan perasaan jengkel, tetangganya itu pergi meninggalkan Panjul.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Panjul..Panjul..hehehehe

23 Jun
Balas

Panjul..Panjul..hehehehe

23 Jun
Balas

Waah.... jawaban telak ini pak..Sal.literasi

21 Jun
Balas

Haha jawaban tepat membalas yang kepo ....

21 Jun
Balas

Wow keren Pak Untung salam literasi

21 Jun
Balas

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makasih, Bueee !Salam Literasi juga...!

21 Jun

Makin mantap pak Untung. Semangat !Salam literasi

21 Jun
Balas

Makasih, Pak !Salam Literasi juga !

21 Jun

Heeem tambah kreatif Pak

21 Jun
Balas

Alhamdulillah, Pak !Mencoba, mencoba, dan mencoba !

21 Jun



search

New Post