Untung Agus Purnama, S.S., M.Pd.

Tulislah apa yang ingin Anda tulis, jangan takut tulisanmu tidak dibaca orang...!...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menahan Diri

Menahan Diri

#Pentigraf#

Hari masih agak gelap. Di ufuk timur sang mentari telah menampakkan diri di celah gunung Lawu yang nampak gagah dari kejauhan. Pagi itu terdengar ayam jantan sudah mulai berkokok, pertanda pagi mulai tiba. Tak lama kemudian dari kejauhan terdengar sayup-sayup suara azan subuh, memanggil orang untuk mengingat kepada sang Khaliknya. Pagi itu, Panjul sudah bangun dan mempersiapkan diri pergi ke Mushola yang tidak jauh dari rumahnya. Sesudah melaksanakan sholat subuh, seperti bisanya Panjul melanjutkan membaca beberapa surat Al Quran di ruang kamarnya. Baru beberapa surat dia baca, tidak seperti biasanya terdengar dering telponnya. Namun Panjul tetap melanjutkan membaca kitab suci, dan membiarkan deringan telponnya. Konsentrasinya buyar setelah dering telpon terus berbunyi tanpa henti. Panjul akhirnya penasaran, siapa pagi-pagi ini sudah ada orang nelpon dan apa ada hal penting yang perlu disampaikan padanya. Ternyata yang menelpon tidak lain adalah ibunya. Panjul agak terkejut juga mengapa pagi-pagi ibunya sudah meneleponnya.

Waktu ibunya menelepon, Panjul hanya mendengarkan saja, tanpa menyahut sedikit pun. Diperhatikannya kata demi kata, kalimat demi kalimat yang disampaikan ibunya. Diresapinya perkataan ibunya, yang isinya masih berkaitan dengan konflik dengan kakak iparnya. Setelah kepergian dirinya meninggalkan ibunya seorang diri di rumah, ibunya bercerita semalaman beliau tidak bisa tidur memikirkan dirinya yang membuat hati ibunya tidak nyaman. Hati ibunya bagai dicabik-cabik, rasanya hancur kalau melihat anak-anaknya bertengkar, beliau menyarankan Panjul dapat membuat suasana yang damai, dan tentram. Ditutuplah telepon, Panjul tanpa menjawab sekatapun.

Panjul masih teringat kata-kata kasar mbak iparnya. Kata-kata yang belum pernah Panjul dapatkan selama ini. Kata-kata yang tak pantas keluar dari mbak iparnya yang mengaku dirinya orang terhormat. Perkataan yang begitu mudah meluncur dari mulutnya. Tanpa berpikir bahwa perkataannya bisa melukai hati orang lain. Panjul hanya berpikir apakah perkataan kasar itu pantas untuk dirinya. Rasa jengkel dan penolakan masih menghantui dalam dirinya. Panjul hanya ingin bertanya langsung pada mbak iparnya, dari mana ia dapat kata-kata kasar itu. Yang Panjul tahu kata-kata itu biasa dilontarkan anak-anak nakal, apakah pernah Mbak iparnya itu hidup di pelacuran, batin Panjul saat itu. Panjul teringat peristiwa sekitar 25 tahun yang lalu, apakah kakak laki-laki yang jadi polisi dulu juga sama seperti dirinya, mendapat sumpah serapah juga dari mbak iparnya ini. Sehingga kakak laki-lakinya sampai begitu benci sama mbak iparnya, dan sampai kini mereka tidak pernah pernah bertegur sapa.

Suara mbak iparnya memang begitu tajam, telah menyakiti hati Panjul. Tidak hanya pedang, atau belati saja yang bisa melukai, tapi lidah pun bisa membunuh dirinya. Pantang bagi Panjul untuk meminta maaf, karena dirinya tidak merasa bersalah. Malam itu dirinya cuma ingin meluruskan acara peringatan orang tuanya. Panjul belum menyampaikan maksudnya telah mendapat sumpah serapah. Lagaknya bak seorang penguasa, sehingga bebas menghantam siapapun. Walaupun malam itu hati Panjul panas bagaikan api membara, namun dia bisa mengendalikan diri tidak membalas kata-kata kasar mbak iparnya. Panjul sadar membalas hal yang sama, akan memperuncing keadaan. Ada pepatah menang jadi arang, kalah jadi abu. Tidak ada gunanya melawannya. Dan hati Panjul berkata, “ Siapa yang menanam dia akan menuai hasilnya.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Pak untung. Salam literasi, sukses selalu.

10 Jul
Balas

Ya, Pak !Makasih, Pak !

10 Jul

Mantap surantap Bapak Salam literasi

09 Jul
Balas

Makasih, Buee !

09 Jul

Keren Pak,,,,salam literasi

10 Jul
Balas



search

New Post