Upit Sarimanah

Penulis dan pengajar di MP-UIN Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penolakan, Tangga Sukses Penulis

Penolakan, Tangga Sukses Penulis

Penolakan, Tangga Sukses Penulis

Penulis: Upit Sarimanah (Pendidik MPUIN-Jakarta)

Bisa menembus media dan penerbit adalah impian sebagian besar penulis. Buku yang diterbitkan laku keras dan menjadi best seller. Diundang dalam bedah buku, menjadi pembicara di acara seminar, dan melayani permintaan tanda tangan dari para fans. Rasa senang sampai ubun ubun kalau seperti ini. Tambah jingkrak-jingkrak sambil tepuk tangan deh jika buku tenarnya di angkat ke layar lebar membetot jutaan penonton. Wuihhh... . keren kan.

Itu cerita enaknya saja guys... . Terkenal dan sukses. Namun, dibalik kesuksesan ada proses perjuangan berdarah-darah di dalamnya. Jatuh bangun atas penolakan dan penolakan berkali-kali. Kita sebagai penonton mengertinya hanya di garis finish kemenangan, tahunya bertepuk tangan.

Tere Liye contohnya, dibalik kesuksesannya sebagai penulis novel best seller Hafalan Surat Delisa yang diangkat ke layar lebar. Sejak SD Tere Liye sudah menjadi penulis puisi dan artikel tetapi kerap kali ditolak oleh pihak media hingga sempat membuatnya berhenti menulis. Saat SMA Tere Liye bangkit lagi dan mencoba mengirim artikel ke media lokal dan saat kuliah baru mencoba ke media nasional. 15 artikelnya ditolak, baru artikel yang ke-16 diterima.

Dalam wawancara salah satu media cetak Tere Liye bercerita “ Jika saya berhenti, kemungkinan tidak satu pun artikel saya yang akan diterbitkan”. Semangatnya mengalahkan penolakan. Semua penulis, sehebat apa pun pernah ditolak. Tapi mereka tidak pernah menyerah. Intinya adalah teruslah menulis, menulis, dan menulis. “Jangan pedulikan penolakan yang Anda terima, tugas seorang penulis adalah menulis dan menghasilkan karya.” Tambahnya.

J.K. Rowling adalah contoh penulis selanjutnya, penulis novel serial Harry Potter ini sempat diterpa 12 kali penolakan. Pada 25 Maret 2016 lalu, J.K. Rowling pernah mengunggah 2 surat penolakan pertamanya di twitter ketika dia mengajukan The Cukoo’s Calling dengan nama pena berbeda yaitu Robert E. Galbrath. Surat pertama memberi saran-saran penulisan, dan surat kedua menolak karena sedang tidak menerima buku baru. The Cukoo’s Calling akhirnya diterbitkan oleh Sphere Books, penerbit kecil di bawah Little, Brown & Company dan terjual sebanyak 1500 copy jauh sebelum nama J.K Rowling terungkap sebagai penulisnya. Setelah massa tahu siapa sebenarnya penulis The Cukoo’s Calling, penjualan meledak hingga 4000 persen.

Lain lagi, dengan Novel Harry Potter. Berkali-kali dianggap novel ‘aneh’ oleh penerbit. Sampai akhirnya diterbitkan oleh Bloomsburry di Britania Raya dan Scholastic Press di Amerika Serikat. Berdasarkan data yang dilansir Wikipedia, hingga Juli 2013, novel seri satu terjual sekitar 450 juta kopi di seluruh dunia, sebagai novel paling laris sepanjang masa diterjemahkan ke dalam 73 bahasa. Empat novel terakhir secara berturut-turut mencetak rekor sebagai buku dengan penjualan tercepat dalam sejarah.

Jatuh bangun penulis tenar menjadi inspirasi dan penyemangat. Penulis profesional dan fenomenal pun mengalami berkali-kali penolakan hingga mereka bertahan dan akhirnya mendunia. Dari dua kisah penolakan tokoh sekelas Tere Liye dan J.K Rowling, banyak hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran bagi penulis pemula.

Jiwa pejuang pantang menyerah

Siapapun yang mau coba-coba untuk berkiprah di dunia penerbitan harus menpunyai modal kegigihan dan sikap pantang menyerah. Penolakan satu penerbit bukanlah akhir dunia. Jika ditolak penerbit satu, masih ada penerbit lainnya. Sekarang ini dunia penerbitan sudah sangat menjamur, banyak peluang penulis dapat menerbitkan sendiri karyanya (self publising atau penerbit indie) tidak harus antri menunggu jawaban untuk diterbitkan. Silahkan saja mana yang lebih memudahkan. Jika dulu Rowling dan Tere Liye menyerah, dunia tak akan pernah mengenal mereka hingga saat ini.

Belum berjodoh

Kalau ditolak cewek saja sudah baperan, gimana bisa menghadapi penolakan penerbit. Penulis pemula itu harus tahan banting dan bermuka tembok. Duh segitunya ya... . Soal naskah ditolak memang belum jodoh saja kok karena naskah yang kita kirim belum tentu jelek juga, pe de aja lagi. Positive thinking is better daripada ngedumel. Terkadang ada juga kejadian naskah ditolak di media yang satu, tetapi malah diterima di media yang lain. Memang penilaian redaktur atau editor itu berbeda-beda setiap penerbit tergantung kecendrungan pasar. Makanya, banyak penerbit buku dan editor yang harus gigit jari karena pernah menolak naskah yang kemudian ternyata meledak di pasaran.

Ajang Introspeksi dan perbaikan

Masih bijak jika penolakan dari penerbit disertai pemberitahuan dan saran perbaikan, jadi penulis bisa mengukur diri untuk mematut dan memantaskan kembali tulisan. Jadi penolakan adalah ajang introspeksi dan perbaikan, penulis harus berterima kasih karena sudah diberitahu kekurangannya. Menulis itu memang butuh kemampuan khusus dan latihan yang intens karena naskah tulisan akan dibaca dan dinilai orang lain. Penerbit berhak menyatakan layak tidaknya sebuah tulisan sesuai ketentuan penerbitan yang sudah disepakati. Di sini, banyak penulis pemula tidak memahami aturan-aturan itu. Bahwa sasaran pembaca lebih diutamakan daripada sense penulisnya.

Apakah siap ditolak penerbit? Siapppp, atau menerbitkan sendiri karya Anda? Boleh juga. Berapapun banyaknya penolakan yang datang akan menjadi tangga sukses Anda, dimana anak tangganya saling mengokokohkan menghantar ke puncak mimpi menjadi penulis profesional. Jika naskah masih saja ditolak, ingatlah J.K Rowling dan Tere Liye. Buktikan, Anda akan membuat penerbit yang menolak tepuk jidat dengan meledaknya karya Anda dipasaran. Perjuangan belum selesai, Semangat 45!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeeennn

24 Jun
Balas

Bu nining yang kerennn. Thanks bu dah mo mampir

24 Jun

Siap ditolak sebagai langkah intropeksi diri dalam sebuah kesalahan, siap belajar dan belajar..

24 Jun
Balas

Siapp bu. Insyaallh banyak hikmah ya dr penolakan.

24 Jun

Saya do'akan bu Upit juga bisa sukses. Insyaa Allah. Kan sudah tertib menulis tiap hari di gurusiana. Nanti bisa dibukukan.

24 Jun
Balas

amiin thanks doanya pa yudha, senangnya dibukukan

24 Jun

Terima kasih bu Upit, saya share ke anak gadisku nggih...menginspirasi dan mendorong utk pantang menyerah..

24 Jun
Balas

I feel your energy, Mom. So strong. Your way to motivate others, good model 4 me. Solute! Tq, so much.

24 Jun
Balas

thanks Mom Safiroh, so you do as my motivation

24 Jun

MBak Upit...mksh yaa...jd makin semangat nih tuk menulis ...walaupun minim ilmu ttng menulis, yg penting berani mencoba yaa ....mantap deh mba'

24 Jun
Balas

sama2 mba umul, qt coba terus ya

24 Jun

thanks bu sri... monggo semoga gadisnya termotivasi ya

24 Jun
Balas

Haturnuhun Bu Upit, jadi makin termotivasi utk lanjut menulis.

24 Jun
Balas

Sama2 bu yayat.lanjutkan

24 Jun

efek samping menulis tembus penerbit... sippp mari berjuangg,

02 Jul
Balas

Insyaallah pa. Terus berjuang

02 Jul



search

New Post