Urip Subagyo

Dilahirkan dari rahim seorang Ibu. Hidup dan menetap di lereng gunung bagian selatan Kab.Pekalongan yang berbatasan langsung dengan Kab.Banjarnegara. Petungkriy...

Selengkapnya
Navigasi Web

My LOVELY TEACHER

Seseorang mustahil mencapai kesuksesan dan keberhasilan dalam hidupnya tanpa ada campur tangan seorang guru. Untuk menjadi seseorang yang hebat, dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah.

Salah satunya dengan menimba ilmu di bangku pendidikan. Di sana para Guru memiliki peran utama dalam mendidik, mengajar dan mentransfer ilmu kepada peserta didiknya.

Guru sering disebut "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" karena dengan berjuang gigih tanpa mengenal lelah, bahkan masih ada yang tanpa upah pun dilakoninya.

Menjadi seorang Guru juga tidak mudah, tantangannya harus bisa menghadapi peserta didik yang memiliki berbagai macam karakter, dengan penuh kesabaran seorang guru mendidik dan membimbing sampai mereka menjadi seorang pribadi yang berkualitas dan berkarakter.

Entah kenapa tiba-tiba Aku teringat masa sekolahku saat duduk di bangku SMP dulu. Ingatanku tertuju pada sosok guru idolaku yang bernama Ibu Dias. Beliau adalah seorang guru matematika yang sangat mengispirasiku.

Waktu itu listrik padam, tiba-tiba terdengar bunyi bel sekolah.

Ting..ting..tiiiing...

Aku bergegas menuju depan kelas untuk berbaris sebelum masuk kelas, menunggu guru yang mengajar hari itu datang. Yes dalam hati berteriak ketika melihat dari kejahuan Ibu Dias nampak berjalan menuju kelasku. Dengan wajah ayu berseri dan senyum tipisnya, tampak juga sosok keibuan dan bersahaja sehingga membuatku dan teman-teman lebih semangat belajar matematika.

"Selamat siang anak-anak" (sapa ibu Dias mengawali pelajaran hari itu). Dengan antusias kami membalas sapaan Ibu Dias sebagai tanda bahwa kami semua menanti-nantikan pelajaran beliau.

Setelah kami saling sapa, seperti biasa ibu Dias membuka kegiatan pembelajaran dengan permainan-permainan. Tentu permainannya sebagai penyemangat belajar dan yang berkaitan dengan matematika. Setiap mengajar selalu berganti permainan dan bervariasi, sehingga kami tidak pernah merasa bosan belajar bersama beliau. Hal inilah yang membuat seluruh isi kelas senang belajar matematika, pelajaran yang menjadi momok bagi sebagian siswa umumnya dan merupakan pelajaran yang paling aku benci sebelumnya. Namun, sejak diajar oleh ibu Dias, rasa benciku terhadap matematika berubah menjadi rasa cinta. Boleh dibilang benci tapi rindu, hemmm..

Diantara kalian, siapa yang hari ini berangkat ke sekolah naik sepeda? (tanya ibu Dias). Pertanyaannya membuatku penasaran ingin tahu apa sebenarnya ingin diajarkan beliau hari ini. Seperti dikomando, beberapa teman kelasku mengangkat tangan. Ibu Dias kembali mengajukan pertanyaan yang cukup menantang siswa untuk berpikir secara rasional.

Sesaat kemudian, Ibu Dias mengajak kami semua berandai-andai hari itu berangkat ke sekolah naik sepeda dan hampir terlambat masuk kelas sehingga terburu-buru lari menuju kelas dari tempat parkir sepeda. Kemudian ibu Dias kembali bertanya: Jalan mana yang akan kalian pilih untuk dilalui agar sampai kelas lebih cepat dan tidak terlamba?

Beberapa temanku mulai berbisik mendiskusikan pertanyaan itu. Sebelum menjawab pertanyaan itu, kami harus melakukan pengukuran jalan-jalan yang bisa dilalui untuk mendapatkan jalan terdekat menuju kelas. Selanjutnya, kami mendiskusikan hasil pengukuran dan mempresentasikan ke depan kelas. Analisa yang bagus, tepuk tangan untuk kalian semua! (ucap Bu Dias mengapresiasi hasil kerja kami).

Bu, adakah cara lain yang lebih cepat untuk menentukan jarak terdekat menuju kelas selain dengan melakukan pengukuran langsung ke jalan itu? tanyaku kepada Bu Dias.

Pertanyaan yang sangat bagus Widy balas Bu Dias. Dengan menggunakan Teorema Pythagoras, kita dapat menentukan jarak terdekat menuju kelas lanjut Bu Dias.

Nah, sekarang mari kita belajar bagaimana Teorema Pythagoras bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang baru saja kita diskusikan ajak Bu Dias.

Tak terasa 80 menit berlalu dan terdengar suara bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini. Meski kami masih ingin belajar Bersama Bu Dias, apa daya bunyi bel menghentikannya.

Di sepanjang perjalanan pulang, aku dan teman-teman selalu membicarakan kegiatan belajar Matematika di kelas tadi karena sangat menyenangkan. Bagaimana tidak menyenangkan, suasana belajar seperti bermain namun penuh makna, kami diajarkan betapa pentingnya Matematika dalam kehidupan. Dan aku baru tahu itu ketika mengenal Bu Dias, yang sebelumnya hanya rumus dan angka yang tidak aku mengerti manfaatnya. Ibu Dias selalu mengucapkan kutipan "Mathematics gives us a reason that every problem has a solution".

Beliau juga selalu mengajak kami untuk berpikir secara suprarasional. Dan benar saja, kami dengan mudah memecahkan setiap masalah ketika terbiasa berpikir secara suprarasional. Bagiku Bu Dias adalah pendidik yang cerdas dan peduli terhadap anak didiknya. Rasa kasih yang tulus begitu terasa tatkala beliau mengajar. Beliau adalah inspirator sejati buat anak-anak didiknya.

Tak pernah berhenti aku kagum akan penampilan beliau baik penampilan fisik yang menarik maupun penampilan mengajar di kelas yang sangat luar biasa. Bu Dias adalah super teacher ku.

****SALAM LITERASI****

Cipt. : Yunita Widyastuti

Edit & Post : User/Admin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post