H.149

Rencana pemilik perusahaan tersebut untuk mengadakan pertemuan di luar perusahaan, menjadikan sebagian kecil dari karyawan merasa takut dan cemas. Mereka takut, jikalau direktur muda itu akan mempermalukannya kembali di hadapan umum.

Kekhawatiran yang menghantuinya, membuat mereka malas mengikuti pertemuan tersebut.

Malam semakin larut. Bintang-bintang bersinar berjejer menghiasi indahnya langit. Sedangkan, bumi masih terlihat basah usai di guyur hujan. Sementara, pikiran Helen membayangkan bagaimana kata-kata yang akan diucapkan pemilik perusahaan properti itu lusa. Ia tak bisa membayangkan kalau hatinya akan tercabik-cabik karena ucapannya.

Malam semakin hening. Mataku tak mau terpejam. Rasa takut masih menari dalam benakku. "Aku tidak ingin menghadiri pertemuan tersebut. Aku belum siap akan menjadi bulan-bulanan yang kesekian kalinya," gumam Helen

**

"Aku juga tidak ingin menghadiri pertemuan tersebut. Aku malas melihat pemilik perusahaan besar itu. Ia seenaknya mengeluarkan kata-kata tanpa mempertimbangkan perasaan orang kecil," ujar Riza.

Riza juga sangat malas dengan sikap direktur utama tersebut. Kalaulah tidak karena gaji untuk pemenuhan kebutuhan keluarga dan merawat ayahnya yang sedang membutuhkan biaya untuk berobat, mungkin ia tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Sedangkan karyawan yang lainnya juga malas. Karena sikap direktur yang berubah-ubah seketika.

Apakah Helen, Riza, Ria dan yang lainnya akan menghadiri pertemuan tersebut? Ikuti terus ceritanya...

Alahan Panjang, 16 April 2024