Usnidar

Merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Alhamdulillah, sudah berlatih menulis sejak bergabung dengan MediaGuru. Guru MTs.N 3 Solok. Kecamatan Lembah Gumant...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Cemas

Jangan Cemas

H.151

"Bunda. Tiket pesawat sudah habis terjual untuk berangkat sampai minggu ini," ujar Ahmad sambil manyun kepada bundanya.

"Cari lagi. Rajin-rajin buka penulusuran, mana tahu ada terselip tiket untuk satu orang penumpang."

Beberapa jam berselancar dengan gawainya, namun, Ahmad tidak menemukan satupun tiket yang tersisa.

"Bagaimana, Bunda? Saya harus presentasi minggu ini tugas mata kuliah penerbangan," ucap Ahmad dengan cemas yang terpancar dari wajahnya.

Melihat kesedihan dari raut wajah Ahmad, aku tak bisa menatapnya. Tetapi, pikiranku terus bekerja dan berusaha bagaimana supaya Ahmad bisa berangkat dan kuliahnya tidak bolos dengan alasan lebaran.

"Bagaimana, jika kamu berangkat naik mobil umum?. Ayah bisa mengantarkan mu ke terminal bus," sela Pak Abdullah ayahnya, Ahmad. "Saya kapok, Yah. Macet parah ketika mudik kemaren."

Dengan berbagai cara Pak Abdullah berusaha membujuk Ahmad supaya tidak telat sampai di Kota Kembang.

"Kalau naik mobil, tentu saya harus pergi lebih awal, supaya tidak telat." Seperti biasanya, Ahmad berusaha melacak dan menghubungi agen mobil umum berbagai PO. Namun, alhasil, semua tiketnya sudah habis terjual sampai hari pertama masuk sekolah.

Sembari Ahmad melacak penjualan tiket online, pikiranku teringat tetangga-tetangga yang akan balik ke kota yang sama dengan Ahmad. "Aku akan coba mendatangi mereka. Mana tahu ada yang penumpangnya yang tidak penuh," bisik, Bu Aisyah.

Bu, Aisyah mendatangi beberapa perantau yang akan balik. Dengan sedikit gundah, ia memberanikan diri menyampaikan tujuan kedatangannya. Ternyata, perantau yang lebih awal di kunjunginya, tidak bisa menambah penumpangnya karena sudah melebihi kapasitas.

"Begini uni. Sebelumnya saya minta maaf karena tidak bisa membawa keponakan sendiri."

"Bagaimana solusinya, Kak? Sementara Ahmad harus masuk kuliah dua hari lagi."

"Sekarang, pergi saja ke terminal bus. Nanti tanyakan ke agen semua PO, minta tolong mencarikan satu tempat duduk supaya bisa berangkat," terang Kak Den.

Aku dan Ahmad semakin cemas. Sementara Pak, Abdullah terlihat tenang karena usai mengerjakan salat Duha.

"Jangan khawatir. Insyaallah Ahmad akan dapat mobil nantinya," hibur, Pak Abdullah.

Setelah berpikir sejenak, kami mengikuti saran Kak Den. Kami pergi ke terminal dengan persiapan siap berangkat walaupun belum ada tiket. Saat kami keluar rumah dan masuk mobil, datanglah seorang pemuda sebagai malaikat yang dikirimkan Allah untuk membantu menghilangkan kegundahan kami.

"Bagaimana jika Ahmad berangkat sama si Anu. Ia juga berangkat hari ini," ujar pemuda sekaligus tetangga.

Mendengarkan tawarannya, tentu kami sangat berharap bisa bersamanya. Karena kami tidak repot lagi ke terminal.

Kak Wir, berusaha menghubungi orang kampung yang ditawarkannya. Selang beberapa menit menunggu, kami masih belum dapat berita, apakah mobil yang ditawarkan Kak Wir tadi masih muat atau tidak. Lima belas menit berlalu.

"Halo, Ahmad bisa pergi bareng kami. Kebetulan kami mau balik cuma beberapa orang," terdengar di ujung gawai Kak Wir.

"Alhamdulillah. Rezeki memang tidak akan kemana. Makanya kita tak perlu cemas. Tetapi, mintalah pertolongan kepada Allah SWT. Mendengarkan kabar itu, aku sangat bersyukur. Alhamdulillah, Ahmad bisa berangkat. Allah memang penyayang. Setiap kesulitan akan diberikan kemudahan.

Semoga, Allah melapangkan rezekinya dan Allah semakin sayang kepada malaikat yang sudah melapangkan kesulitan orang lain.

Semoga selamat sampai tujuan. Aamii

Alahan Panjang, 18 April 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post