Yani keluar dengan dongkol. Dia heran dengan ibunya karena terlalu memanjakan kakaknya sehingga tidak bisa apa-apa.

“Yan mau ke pasar ya” tanya Nana tetangga depan rumah.

“Iya nih, kamu mau kemana” tanya Yani kembali.

“Sama, Aku disuruh ibu ke pasar. sekalian saja kita bareng” Jawab Nana.

“Ayo, sebentar lagi angkot lewat” ajak Yani kepada temannya itu.

Mereka berdua langsung ke depan menunggu angkot lewat. Angkot lewat tidak setiap waktu. Angkot ke sini hanya lewat satu jam sekali. Kalau sudah terlambat berarti harus nunggu satu jam lagi.

Sampai depan ternyata sudah banyak yang menunggu. Tidak lama menunggu angkot datang. semua naik dan angkot langsung penuh sehingga tidak perlu menunggu. Baiasanya kalau belum penuh angkot akan menunggu sampai penuh baru berangkat.

Sampai di pasar Yani dan Nana berbelanja bareng. Setelah selesai belanja mereka tidak langsung pulang. Mereka akan duduk dulu sebentar istirahat di taman kota. Sambil mengobrol mereka tidak lupa memesan makanan yang ada di sana.

“Yan, bukan itu kak Yati” kata Nana menunjuk kearah Yati.

“Iya” kata Yani.

“Itu teman kak Yati yang sering ke rumah dulu kan” kata Nana.

Yani hanya diam saja melihat Yati asyik tertawa dengan temannya itu. Kelihatannya sangat senang.

‘Dasar tidak tahu diri. Mau menengok ibu sakit makah keluyuran’ batin Yani.

“Kamu kenapa diam Yan. Kita samperin yuk” ajak Nana

“Kita pulang saja” kata Yani langsung beranjak menuju terminal angkot. Dengan terpaksa Nana mengikuti dari belakang.

Bersambung...

Surian, 20 Juni 2021

Salam Literasi