Meski Kaki Kanannya Patah, Muridku tetap Semangat Belajar
#TantanganGurusiana hari ke 4
Setelah satu Minggu tidak bersua anak-anak muridku yang masih unyu-unyu, karena aku harus menjalani pengobatan rawat inap di Rumah Sakit. Akhirnya setelah pasca keluar dari Rumah Sakit kemarin hari Senin aku kuatkan tekad, Bismillah akan masuk kelas. Seperti biasa aku masuk di Kelas VII A pada jam pelajaran ke 5-6 setelah istirahat pertama. Aku cek daftar hadir ada dua orang yang tidak masuk. Satu orang perempuan dan satu orang laki-laki. Yang menjadi fokusku adalah anak laki-laki yang sudah berbulan-bulan tidak masuk sekolah karena sakit pacsa kecelakaan bermotor sepulang sekolah pada bulan Desember yang lalu. Kaki kanannya patah, bagian tengkuk leher keseleo dan kepala terbentur keras hingga pendarahan. Sang ayah juga mengalami patah tulang. Keduanya sempat di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin.
Nama panggilannya adalah Said, anaknya supel, rajin membantu. Hari itu aku bertanya di kelas kepada anak-anak kelas 7A.
Uswah: "Said bagaimana kabarnya? Apa Masih sakit, sudah lama tidak masuk kelas"
Utsman: "Iya masih sakit bu, tapi sudah mulai membaik" sahut salah seorang murid
Uswah: "apakah dia bisa berjalan? Kalian sudah ada yang menjenguk?"
Rian: "Bisa Bu, sedikit-sedikit, Ulun sudah ada menjenguk" sahut murid yang lainnya
Uswah: "kalau kondisi fit Ibu mau menjenguk besok, karena sudah lama tidak bertemu Said"
Raihan: "Minggu lalu, hari Selasa Said masuk, tapi ibu tidak masuk" terang ketua Kelas
Uswah: "Oh yang kemarin pas Ibu Tes CPNS di Palangkaraya ya?"
Raihan: "Iya Bu" siapa tahu besok Said masuk sekolah.
Uswah: "mudah-mudahan" harapku
Beberapa waktu yang lalu, Herman temanku yang merupakan Kaka Sepupu dari Said mengirim pesan via WhatsApp, dia berpesan minta tolong titip adik sepupunya yang super aktif dan juga perlu perhatian.
Hari ini kondisi kesehatan kembali drop akhirnya pagi sampai siang cuman rebahan dan ketiduran. Pas bangun jam menunjukkan pukul 11.00 WIB, seketika langsung tersadar hari ini ada jadwal mengajar di kelas 7A jam ke 7-8 pukul 11.45 WIB. Mencoba bangun dan sudah agak mendingan, mandi dan berkemas siap berangkat ke MTs. Sampai di depan kelas ku lihat ada bangku kosong yang berada di depan. Ternyata Utsman yang tidak ada. Dia pulang pada saat jam Istirahat karena badannya demam.
Rahimah, salah satu anak perempuan yang kemarin tidak masuk nyeletuk
Rahimah: "Bu, sudah sembuh kah? Kemarin dirawat di Rumah Sakit ya?".
Uswah: "Iya, ini kondisi ibu masih belum fit"
Rahimah : "GWS ya Buu" ucap dia
Uswah: "Aaamiin makasih yaa"
Ketua kelas ternyata kepo dengan pembicaraan kami, dia bertanya:
Raihan : " Ge We Es itu artinya apa Bu? Jadi Bu Guru mengucap Aamiin"
Uswah: Wah emang artinya apa? Ada yang tau?
Rian: "kalau dalam terjemah Bahasa Indonesianya, semoga lekas sembuh" terang Rian
Uswah: "Nah betul tu Rian, kalau dalam bahas arabnya Syafaakillah, atau syafaakallah untuk laki-laki" tambahi
Lalu akupun mulai pelajaran, wah hari ini ngumpul PR ya? Sudah selesai kah PRnya? Ayuk kumpulkan ucapku.
Seketika itu muridku yang duduk di barisan kursi tengah bagian belakang berucap
"Bu saya tidak mengerjakan PR, karena tidak tahu, dan belum punya Buku"
Ku coba menoleh, ternyata dia Said. Murid yang kurindukan.
Uswah: "Eh Said, gimana kabarnya? Sudah bisa jalan kah?" Sapaku agak kaget ketika melihatnya masuk sekolah.
Said: "Iya bisa sedikit, tapi belum bisa berfungsi dengan baik kaki yang kanan, jadi masih pincang" sahut dia
Uswah: "ya udah nanti pakai buku Bu guru aja, jangan terlalu banyak gerak dulu" pesanku kepada Said yang biasanya gak bisa diem.
Said: "ok Nggih Bu"
Tidak berapa lama, sambil membahas PR. Bell berbunyi, itu artinya jam pelajaran telah berakhir dan waktunya pulang. Semua anak beberes membaca do'a dan bersalaman kepadaku sebelum meninggalkan kelas.
Said, dia hanya duduk di bangku sambil meringis. Lalu aku bertanya:
Uswah: Said tadi sekolah sama siapa? Dan naik apa?
Said: "diantar Abah, naik sepeda motor, nanti dijemput lagi"
Uswah: "Abah patah tulang juga kan kemarin, sudah sembuh?"
Said: "iya sudah sembuh, karena kemarin oprasi pakai pin"
Dari kursinya dia mulai berdiri dan melangkah dengan satu kaki, sambil berpegangan di antar meja-meja.
Uswah: "Mau kemana?"
Said: " Mau Nunggu di depan Gerbang"
Uswah: "Emang bisa kah, duh jangan. Tunggu di depan teras aja ya!"
Said terus melangkah dari bangku menuju pintu, spontan aku sempat abadikan moment itu sambil merekam video dengan kamera handphone milikku. Sengaja ku jadikan status di WhatsApp dan guru-guru melihat langsung meneteskan air mata.
Aku terharu melihat semangatmu nak, meski sakit kau tetap berjuang untuk masuk kelas. Meski kaki kananmu patah, tak menjadi penghalang untuk tetap hadir ke sekolah. Seketika sakitku berasa hilang melihat semangatmu. Ibu belajar bahwa hidup ini adalah perjuangan, dan setiap kita pasti mempunyai ujian yang mana ujian itu sesuai dengan kesanggupan kita. Semoga Allah meridhoi dan memberikan tuntunan nak.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Bu Guru sehat kembali dan semoga Said tabah serta tetap semangat belajat... Salam buat Said
Aaamiin.. terimakasih banyak Bu.. Insyaa Allah nanti saya sampaikan salam ibu. Salam kenal bu
lanjutkan perjuangan bu
Terimakasih Bu, tetap semangat
Asa terharu jua nah.