Uswatun hasanah

Uswatun hasanah,lahir di kota kecil Blitar 28 April 1984. Pendidikan dasar di selesaikan di MI ALHUDA Blitar begitupun pendidikan menengah pertama masih di Blit...

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL TAPULA DALAM MENELADANI TOKOH PERUMUS PANCASILA  DI KELAS VI SDN 28 KOTA SELATAN

PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL TAPULA DALAM MENELADANI TOKOH PERUMUS PANCASILA DI KELAS VI SDN 28 KOTA SELATAN

PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL TAPULA DALAM MENELADANI TOKOH PERUMUS PANCASILA DI KELAS VI SDN 28 KOTA SELATAN

Uswatun Hasanah,S.Pd

NUPTK. 3760762664220002

SDN No.28 Kota Selatan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo

Tgl 20 September 2018

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya peserta Anugrah Konstitusi Guru PPKn Jenjang Pendidikan Dasar:

Nama : Uswatun hasanah,S.Pd

NIP : 198404282009012002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Karya saya yang berjudul :

“PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL TAPULA DALAM MENELADANI TOKOH PERUMUS PANCASILA DI KELAS VI SDN 28 KOTA SELATAN”.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Gorontalo

Pada tanggal : 20 September 2018

Uswatun hasanah,S.Pd

NIP.198404282009012002

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan proposal penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “ Penggunaan Permainan Tradisional Tapula Dalam Meneladani Tokoh Perumus Pancasila Di Kelas VI SDN 28 Kota Selatan”

Penelitian ini penulis susun sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab moral dan profesional sebagai seorang guru untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Hal ini dilatarbelakangi oleh ’kurang berhasilnya” penulis selama 1 semester ini dalam melaksanakan pembelajaran PKn dalam meneladani sifat tokoh perumus pancasila . Selama 1 semester mengimplementasikan Kurikulum KTSP 2006, guru masih sering kesulitan dalam membelajarkan berbagai materi. Kesulitan ini dapat dilihat dari kualitas proses dan hasil pembelajaran yang masih belum memenuhi ketuntasan klasikal yang ditetapkan sekolah. Hal ini tidak saja disebabkan oleh guru yang masih juga mencari metode,pendekatan, dan media pembelajaran yang tepat.

Materi meneladani tokoh perumus pancasila merupakan materi yang secara proses dan hasil pembelajaran paling rendah dibanding materi lainnya. Padahal kemampuan memahami dan mempraktikkan konsep meneladani tokoh perumus pancasila tidak hanya dibutuhkan dalam pembelajaran, tetapi juga sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Oleh kaena itu, penulis memilih materi meneladani tokoh perumus pancasila dalam lambang negara garuda pancasila untuk dilakukan tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan metode permainan tradisional tapula dan memanfaatkan media pembelajaran batu kertas. Dengan keduanya, diharapkan dalam hasil belajar siswa akan meningkat dan akhirnya meningkatkan hasil belajarnya.

Dalam penyelesaian proposal PTK ini penulis mendapat banyak masukan dari berbagai pihak. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan terutama kepada:

Ibu Dra Yusimi Malapu selaku Kepala Seksi PTK Dikdas Yang selalu memberikan motivasi,nasehat dan saran kepada peneliti untuk terus meningkatkan profesionalisme melalui penelitian,penulisan dan sebagainya. Ibu Rusni Abdullah,S.Pd selaku kepala sekolah SDN No.28 Kota Selatan yang selalu mendukung dan memotivasi peneliti untuk terus meningkatkan profesionalisme melalui penelitian, penulisan dan sebagainya; Ibu Lindawati Pakaya,S.Pd selaku kolaborator serta rekan guru Kelas III SDN No.28 Kota Selatan Kota Gorontalo yang banyak memberikan masukan dan kritikan selama persiapan, pelaksanaan, hingga penyusunan proposal penelitian ini; Siswa-siswa kelas VI SDN No.28 Kota Selatan Kota Gorontalo yang telah bersungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berhasil dengan baik; Adik-adikku,anakku tercinta,ibuku tercinta yang telah dengan sabar mendoakan dan mendampingi peneliti selama ini. Semua pihak yang tak mungkin saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya baik moral maupun material.

Akhirnya, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan dan kemanfaatan laporan penelitian ini ini.

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................... .............................................................................. 1

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAANPUBLIKASIKARYA....................................................................... 2

KATA PENGANTAR................................................................................................. 3

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ....................................................................................................... 6

b. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 8

c. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……................................................................... 9

2. KAJIAN TEORITIS .......................................................................................................... 10

a. Hasil Belajar.......................................................................................................... 10

b. Desain Penelitian ................................................................................................. 10

c. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................................. 11

d. Instrument Penelitian ......................................................................... ................... 11

e. Teknik Analisis Data dan Analisis Data .............................................................. 11

f. Analisis Data Hasil Belajar ....................................................... ............................. 12

3. IMPLEMENTASI PEMBINAAN KESADARAN BERKONSTITUSI.......................... 13

4. Kesimpulan dan Saran ........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.……. ………………………………………………………… 19

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………… 20

BIODATA PESERTA ……………………………………………………………….. 21

1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan tepat. Perencanaan belajar yang disusun dengan langkah-langkah menggunakan metode, model dan media tertentu akan membantu pada keberhasilan pembelajaran. Penguasaan guru terhadap metode, model serta media pembelajaran membantu siswa dalam pemahaman materi yang disampaikan. Proses pembelajaran akan terarah, sesuai kompetensi PKn jika menyusun dan merencanakan secara konstruktif dan sistematis.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar,dalam mengerjakannya harus memperhatikan lingkungan dimana mata pelajaran PKn tersebut diberikan. Secara umum nilai-nilai Pancasila telah ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pengamalan nilai-nilai moral Pancasila, Lingkungan tersebut tidak bertentangan dengan pesan-pesan moral Pancasila.

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama dengan batang tubuh UUD 1945.Pancasila yang mempersatukan bangsa Indonesia, sehingga dari tiap-tiap makna simbol-simbol sila Pancasila tidak dan penuh dengan ide-ide brilian. Ketrampilanpun akan lebih terasah, yang bisa digunakan untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata. Proses pembelajaran PKn dikatakan berhasil bila berdampak pada sikap mental anak yang mampu menyelesaikan setiap permasalahannya dengan sendirinya.

Dalam mencapai keberhasilan pembelajaran PKn maka guru perlu merancang metode pembelajaran yang tepat agar siswa tertarik dengan pembelajaran PKn. Menurut Zakky (2018) Metode pembelajan adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini bertalian dengan yang sampaikan oleh Nana (2010:52) bahwa metode pembelajaran merupakan rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh ,waktu,penelitian ,sumber data dan kondisi . Realita pembelajaran PKn di kelas VI yakni. pembelajaran diajarkan hanya menggunakan buku teks pelajaran yang memuat begitu banyak materi sehingga siswa merasa jenuh. Pada proses belajar PKn berlangsung beberapa siswa belum fokus dan sering mengganggu temannya. Ketika diberikan tugas kelompok siswa kurang aktif dan terlihat mengantuk. Siswa merasa bosan dengan materi PKn karena banyak yang harus mereka pelajari. Dari realitas kondisi belajar mengajar PKn yang telah sampaikan di atas, justru berimplikasi pada hasil belajar yang rendah dari 28 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal adalah 13 orang atau 38,23%. Dari hasil belajar dan kondisi yang terjadi saat belajar PKn dapat disimpulkan perlu adanya proses perbaikan.

Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan hasil belajar siswa yakni dengan merancang penggunaan metode permainan tradisional “Tapula” yang merupakan salah satu permainan tradisional khas gorontalo. De gorontalo (November 2011 – Januari 2012) mengatakan bahwa Tapula Arti harafiahnya “cari”,dimainkan anak laki-laki maupun perempuan secara berkelompok pada waktu senggang, siang atau sore hari. Konon permainan ini mulai dikenal tahun 1927, pada zaman kolonial Belanda, dimainakn oleh anak pribumi yang tidak mampu mengecap bangku sekolah. Mereka berbagi peran, satu orang menjadi guru, sedang lainnya menjadi murid, tugasnya menebak batu yang disembunyikan secara acak dalam genggaman tangan. Murid yang benar tebakannya maka dinyatakan naik kelas, ditandai dengan maju pada kotak denah yang sudah disiapkan.

Metode permainan ini dikemas dalam aktivitas belajar sambil bermain dalam meneladani sifat tokoh perumus Pancasila yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hardiyanti ( dalam Muthiah 2016 : 7) mengatakan bahwa bermain dapat memperkuat insting yang dibutuhkan anak guna kelangsungan hidupnya dimasa depan. Bermain dianggap mengembangkan fungsi fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang dan sebagai sarana latihan untuk mengelaborasi ketrampilan disaat dewasa. Sebagaimana pemahaman umumnya, permainan tradisional tentu memiliki manfaat yang penting untuk mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun tidak hanya sebatas itu,permainan tradisional memiliki kekayaan tersendiri dibandingkan permainan modern saat ini yang cenderung bersifat individu. Permainan tradisional adalah jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang hakikatnya merupakan warisan leluhur, dalam Nor Izzatil (2016: 34) dengan bermain anak akan mampu memperaktikkan kompetensi dan keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Oleh karena itu belajar mengajar dengan metode permainan tradisional Tapula inilah yang menarik untuk diterapkan di sekolah dasar sehingga judul penelitian yang ditetapkan adalah “Penggunaan Permainan Tradisional Tapula dalam meneladani Tokoh Perumus Pancasila di kelas VI SDN 28 Kota Selatan”.

b. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN No.28 Kota Selatan Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2018/ 2019 yang berjumlah 28 siswa

c. Tujuan

Tujuan penulisan karya penelitian ini adalah

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan sebagai berikut.

a. Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran melalui peermainan tradisional tapula dalam pembelajaran meneladani tokoh perumus pancasila bagi siswa kelas VI SDN No.28 Kota Selatan

b. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas I SD pada pembelajaran meneladani tokoh perumus pancasila bagi siswa kelas VI SDN No.28 Kota selatan melalui permainan tradisional tapula.

c. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN No.28 Kota selatan pada pembelajaran meneladani tokoh perumus pancasila melalui permainan tradisional tapula .

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru, dan sekolah.

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengatasi rendahnya hasil belajar serta kesulitan belajarnya dalam pembelajaran meneladani tokoh perumus pancasila sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugas utamanya yaitu mengajar dan meningkatkan budaya ilmiah melalui penelitian.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan atau referensi upaya peningkatan hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran menulis.

d. Sajian Definisi

2. KAJIAN TEORITIS

a. Hasil Belajar

Sudjana (1995:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Bloom membagi hasil belajar menjadi ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilan-ketrampilan. Ranah afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Ranah psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.

b. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas karena penelitian ini mencermati dan mengatasi masalah yang muncul di kelas, utamanya masalah pembelajaran. Menurut Arikunto (2012:2) tiga hal yang dijadikan pengertian PTK, yaitu terdiri dari tiga hal yakni penelitian, tindakan dan kelas.

Plan

Revised

Reflect

Action/Observe

Reflect

Action / Observe

Revised

Gambar Alur PTK Kemmis & Mc Taggart

(Sumber : Adaptasi dari Kusumah,2012:21)

Kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena peneliti sebagai pemberi tindakan atau orang yang membuat kegiatan pada saat penelitian berlangsung. Selain itu peneliti juga bertindak sebagai penyususn instrumen, perancang tindakan, pelaksana tindakan, pengumpul data, dan melaporkan hasil penelitian. Pada kegiatan ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas 1 yaitu Lindawati Pakaya,S.Pd sebagai observer aktivitas guru beserta siswa dalam proses pembelajaran. Observer tersebut juga sebagai rekan sejawat peneliti dalam melakukan diskusi hasil penelitian.

c. Subyek dan Objek Penelitian.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD berjumlah 28 siswa, laki-laki 13 siswa dan perempuan 15 siswa. Sedangkan objek penelitian yaitu peningkatan hasil belajar melalui permainan tradisional Tapula.

d. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini mempunyai lima instrumen penelitian sebagai alat bantu dalam pengumpulan dan pengidentifikasian pemerolehan data penelitian secara tepat. Instrumen tersebut adalah 1) dokumentasi berupa foto, pelaksanaan pembelajaran 2) observasi keterlaksanaan pembelajaraan oleh guru serta siswa 3) wawancara terhadap siswa 4) tes hasil belajar kognitif.

e. Teknik Analisis Data dan Analisis Data

Penelitian dilakukan apabila semua data penelitian terkumpul dengan lengkap. Analisis data penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: a) Data observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data observasi diperoleh melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat selama pembelajaran berlangsung, berupa data pengamatan aktivitas guru serta siswa dalam belajar dengan menggunakan permainan tradisional tapula. Setelah lembar observasi diisi, kemudian hasil observasi dianalisis menggunakan rumus.

Nilai rata-rata (NR)=

(Sumber : Arikunto (2012:272)

Kriteria hasil persentase nilai rata-rata hasil observasi untuk guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel Klasifikasi Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa

Nilai rata-rata

Klasifikasi Kriteria

81-100

Sangat baik

61-80

Baik

41-60

Cukup

21-40

Kurang

0-20

Sangat Kurang

Sumber: Riduwan dan Akdon (2009:16-21)

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa dengan penggunaan permainan tradisional tulawota dianggap berhasil jika menunjukkan kriteria sangat baik tetapi jika menunjukkan kriteria baik, cukup,kurang dan sangat kurang maka kesimpulannya adalah keterlaksanaan pembelajaran dengan permainan tradisional belum terlaksana.

f. Analisis Data Hasil Belajar

Hasil tes yang dicapai siswa dikatakan tuntas apabila mendapat skor sesuai KKM yaitu 70 dari nilai tertinggi 100.

Nilai Siswa =

Ketuntasan secara klsikal bahwa pembelajaran dianggap tuntas jika doperoleh 75% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM.

Daya Serap =

3. IMPLEMENTASI PEMBINAAN KESADARAN BERKONSTITUSI

Hasil Penelitian Penggunaan permainan tradisional tapula siklus I perolehan nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran oleh guru yakni 71,8 Sedangkan nilai rata-rata keterlaksanaan siswa yakni 74,4. Pada siklus II keterlaksanaan pembelajaran untuk guru mencapai 82,2 dan untuk siswa mencapai nilai rata-rata 81. Peningkatan aktivitas guru serta siswa terjadi karena adanya proses perbaikan pembelajaran berdasar hasil refleksi siklus I.

Tabel Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Pelaksanaan

Guru

Siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

Kegiatan Pembelajaran

71,8

82,2

74,4

81

Kriteria

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Tes akhir siklus I dengan rata-rata 75 dan ketuntasan klasikal 73,52% atau 25 siswa memperoleh ≥ 75. Siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa yakni 79 dan ketuntasan klasikal 85,27% atau 23 siswa dengan nilai ≥ 75, dapat disimpulkan persentase ketuntasan sudah memenuhi kriteria yang ingin dicapai pada siklus II yakni 75% siswa tuntas belajar. Peningkatan hasil belajar disebabkan adanya, 1). Siswa aktif dalam proses belajar, mereka mengikuti permainan dengan antusias 2) siswa teliti melihat setiap hasil pemilihan yang diperoleh 3) siswa saling melakukan koreksi secara bersama jika terjadi kesalahan pada proses permainan 4) sambil memperhatikan jumlah suara yang ditentukan, siswa mandalami materi pelajaran sehingga berdampak pada pemahaman mereka 5) siswa mengikuti aturan permainan yang telah ditetapkan.

Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Data

Siklus I

Siklus II

Nilai rata-rata (daya serap)

75

79

Ketuntasan klasikal

73,52%

85,2%

Peneliti juga melaksanakan wawancara kepada siswa. Tujuan wawancara untuk mengetahui bagaimana respon siswa pada pembelajaran. Wawancara mengenai respon siswa terhadap penerapan pembelajaran PKn dengan Metode permainan tradisional dilakukan pada tiga siswa berkemampuan tinggi,sedang dan rendah. Kesimpulan hasil wawancara tersebut adalah siswa sangat senang belajar sambil bermain, dengan menggunakan permainan tradisional tulawota.

a. PEMBAHASAN

Siklus I proses belajar belum memenuhi kriteria yang ditetapkan hal ini disebabkan beberapa kendala dalam penggunaan permainan tradisional tapula yakni: 1) Konten materi yang terdapat pada permainan tradisional tapula harus lebih spesifik pada tujuan belajar 2) terdapat beberapa siswa yang kurang fokus dan sering menganggu temannya. 3) batu permainan tradisional tapula belum sepenuhnya digunakan sebagaimana mestinya. 4) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang sportif, sering melanggar aturan permainan. Berdasarkan kendala-kendala yang telah dipaparkan serta data hasil dari observasi pelaksanaan pembelajaran, dengan penggunaan permainan tradisional dirasakan belum maksimal. Guru model bersama guru kelas sebagai mitra peneliti berdiskusi untuk mencarikan solusi yang akan dijadikan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru melakukan memberbaiki kesalahan pembelajaran berdasarkan kendala-kendala pada siklus I. Berdasarkan kesepakatan dan hasil refleksi dengan teman sejawat, disepakati proses perbaikan pembelajaran yakni: (1) Konten materi pada permainan tradisional tapula direvisi agar lebih spesifik pada tujuan pembelajaran, (2) Sebelum bermain siswa diarahkan pada aturan permainan yang tepat (3) Desain permainan tradisional tapula disusun sedemikian rupa terkait dengan konten materi (4) Menanamkan sikap jujur dan adil kepada masing-masing siswa dalam permainan.

Langkah-langkah permainan dengan menggunakan permainan tradisional tapula adalah ; 1) Peneliti membuat garis kotak permainan di lantai kelas ( garis kotak-kotak seperti permainan engklek) 2) peneliti membagi kelompok menjadi 4 kelompok. 3) Masing-masing kelompok terdiri dari 7 siswa yang telah ditentukan namanya , 4) Peneliti membagi 4 batu permainan ke masing masing kelompok. 4) Mulai permainan dengan cara peneliti meminta 2 kelompok maju untu bermain suit menentukan siapa pemenang. Pemenang suit yang akan memberikan memegang batu terlebih dulu. 5) pemenang suit kemudian melempar batu digaris kotak pertama yang telah digambar dan menjawab pertanyaan yang telah ditentukan dari kelompok yang kalah main suit. pertanyaan sesuai materi yang tertulis pada kertas yang telah dibagi di masing-masing kelompok yang telah dibagi peneliti. Misal kelompok 1 yang kalah waktu main suit memiliki kertas soal yang berbunyi : berikan 1 contoh makna menghargai sesama warga sebagai wujud meneladani tokoh perumus pancasila dalam kehidupan sehari-hari.6) kelompok yang kalah yang memberikan pertanyaan akan mendapat giliran melempar batu dan mendapat poin maju saat kelompok yang menang suit sudah tidak bisa menjawab pertanyan yang diberikan. Dan masing-masing anggota kelompok harus membantu menjawab pertanyaan dengan saling melengkapi jawaban kepada anggota kelompok yang bertugas memegang batu permainan agar bisa melempar batu kekotak berikutnya. Kelompok yang berhasil memberikan jawaban sesuai yang ditentukan dan tepat waktu,jujur,menghargai, maka itulah kelompok yang mendapat nilai tinggi dan dan berhak melempar batu maju terus di garis kotak yang telah digambar dilantai dan berhak mendapat 1 point untuk berlanjut menuju poin berikutnya memenangkan permainan.7) Masing-masing kelompok harus konsisten dengan waktu permainan yang telah ditentukan dan masing-masing anggota secara bergantian mencari jawaban sesuai dengan 4 standar materi yang diujikan peneliti. 8) Permainan ini selesai jika pemain tersisa menjadi 2 kelompok saja yang akan bersaing menjawab pertanyaan terakhir dari peneliti untuk maju dalam kotak garis berikutnya. 9) kelompok dengan nilai terbanyak dan jawabannya jujur atas kerjasama bersama kelompok berarti memenangkan permainan dan berhak maju kedepan dalam kotak yang disediakkan

Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai tahapan permainan tradisional tapula serta perbaikan pembelajaran yang ditentukan. Sehingga siklus II hasil keterlaksanaan pembelajaran meningkat, untuk guru aktivitas keterlaksanaan mencapai nilai rata-rata 82,2 sedangkan untuk siswa mencapai 81. Dengan demikian penggunaan permainan tradisional tapula berdampak positif bagi pembelajaran PKn bagi siswa kelas VI. Penggunaan permainan tradisional seiring dengan pendapat Susilana & Riyana (2007:11). Metode pembelajaran mempunyai fungsi sentral sebagai pendukung keberhasilan belajar siswa serta sarana bagi guru untuk membantu menciptakan situasi dan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif.

Ketuntasan klasikal siswa dari tes evaluasi hasil belajar terlihat semakin meningkat dari pratindakan, siklus I serta siklus II. Hasil tes akhir terhadap 28 orang siswa dengan KKM 75, pada pratindakan terdapat 61,77% yaitu 17 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar. Siklus I terdapat 73,5% atau 20 siswa tuntas belajar, yang berarti meningkat 11,3% sedangkan siklus II mencapai 85,2% atau 23 siswa, terjadi peningkatan siklus I ke siklus II mencapai 11,7%. meningkatnya hasil belajar kognitif pada penelitian ini sesuai pendapat Santrock (2012:304) bahwa bergaul dengan teman sebaya membantu anak menemukan informasi dan perbandingan mengenai dunia dan keluarga. Anak-anak menerima respon mengenai kemampuannya dari kelompok sebaya.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya. Dapat diartikan dalam proses belajar siswa mampu mendapatkan hasil belajar kognitif dengan baik akibat dari interaksi aktif dengan teman sebayanya, saling berkomunikasi sehingga mereka mampu menerima informasi-informasi dan melakukan perbandingan terhadap informasi yang telah didapatkannya.

4. Kesimpulan

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

a. Hasil tes akhir terhadap 28 orang siswa dengan KKM 75, pada pratindakan terdapat 61,77% yaitu 17 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar. Siklus I terdapat 73,5% atau 20 siswa tuntas belajar, yang berarti meningkat 11,3% sedangkan siklus II mencapai 85,2% atau 23 siswa, terjadi peningkatan siklus I ke siklus II mencapai 11,7%.

b. Penggunaan permainan tradisional tapula meningkatkan hasil belajar siswa dalam meneladani tokoh perumus pancasila dan menerapkan lima pengalaman pokok belajar yang mencakup mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan/ mencipta, dan mengomunikasikan dipadukan dengan tahapan pembelajaran PKn berbasis permainan tradisional tapula. Permainan tradisional tapula tidak hanya digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam hal ini contoh meneladani tokoh perumus pancasila dindonesia, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu siswa menemukan ide untuk menceritakan proses perumusan pancasila diindonesia dengan bahasa mereka sendiri bahkan dapat juga dijadikan bahan ulangan.

Saran

Terkait dengan hasil penelitian ini, maka saran-saran dalam penelitian ini ditujukan kepada pihak-pihak berikut ini.

a. Saran pada siswa

Untuk dapat meningkatkan minat dan hasil belajarnya siswa harus berusaha mengikuti pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar, siswa dapat menggunakan berbagai media,metode pembelajaran yang tersedia baik yang telah disediakan alam (seperti lingkungan alam, binatang, dan sebagainya) maupun yang disediakan sekolah.

b. Saran pada Guru

Hasil penelitian ini hendaknya dapat memacu motivasi dan kreatifitas guru untuk terus melakukan penelitian baik penelitian eksperimen, tindakan kelas, maupun penelitian lainnya yang dapat membantu guru untuk memecahkan berbagai masalah pembelajaran yang ditemuinya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membuat guru tertarik untuk menerapkannya pada pembelajaran materi lain atau pelajaran lain untuk meningkatkan hasil belajar dan mengatasi keterbatasan guru dalam menberikan umpan balik pada pekerjaan siswa secara satu per satu.

b. Saran Bagi Sekolah

Sekolah dalam hal ini kepala sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu contoh pembelajaran yang berhasil untuk diterapkan oleh guru-guru lain. Sekolah juga dapat memanfaatkan laporan hasil penelitian ini sebagai tambahan bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana,N.& Rivai.A.1992.Media Pengajaran.Bandung.Penerbit CV Sinar Baru.Badung

Susilana, R & Riyana C. 2007. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima

Riduwan & Akdon. 2009. Rumus dan Data Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.

Subekti Ari, Dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan . Jakarta: PT Intan Pariwara.

Syaodih Nana.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT ROSDAKARYA

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Santrock, J. W. 2012.Life-Span Developmen;Perkembangan Masa Hidup Edisi ketigabelas Jilid I. Terjemahan Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga.

Izzatil Nor.2016.Pengembangan Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta : Aswaja Prasindo.

Gorontalo.de 2012.degorontalo.co/sepuluh-permainan-tradisional-gorontalo-ini-nyaris-punah.Diunduh di Gorontalo, 20 September 2018. Jam 18.23 Wita

Zakky.2018.https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran. Diunduh di Gorontalo, 28 Agustus 2018.

PERTANYAAN PERMAINAN BATU TAPULA

1. Berikan contoh makna penghayatan garuda pancasila sila pertama dalam kehidupan di lingkungan sekolah

2. Pilihlah gambar yang menunjukkan nilai-nilai perjuangan dalam merumuskan pancasila

3. Memberikan contoh menghargai pendapat orang lain

4. Menyebutkan pengamalan sila kedua pancasila dalam kehidupan disekolah

5. Menyebutkan tokoh –tokoh perumus pancasila

6. Menjelaskan alasan perubahan narasi pancasila

7. Berikan contoh makna penghayatan garuda pancasila sila ketiga dalam kehidupan di lingkungan sekolah

8. Berikan contoh makna penghayatan garuda pancasila sila keempat dalam kehidupan di lingkungan sekolah

9. Berikan contoh makna penghayatan garuda pancasila sila kelima dalam kehidupan di lingkungan sekolah

10. Menyebutkan tanggal penting dalam proses perumusan pancasila dan hakikat pentingnya pancasila hingga saat ini

BIODATA PESERTA

Nama ( lengkap dengan gelar) : Uswatun hasanah,S.Pd

NUPTK/NK : 3760762664220002

NIP/ NIK :198404282009012002/7571066804840001

Pangkat/ Golongan : Penata/ III c

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 28 April 1984

Pendidikan Terakhir : S1. Pendidikan Bahasa Inggris

Sertifikat Pendidik : Tidak Memiliki

Sekolah tempat tugas

Nama sekolah : SDN No. 28 Kota Selatan Kota Gorontalo Alamat Sekolah : Jl. Hb Yassin Kel. Limba U2 Kecamatan : Kota Selatan Kabupaten/ Kota : Kota Gorontalo Provinsi : Gorontalo No.Tlp Sekolah : - Alamat Email sekolah : [email protected]

Masa kerja : 9 Tahun 8 Bulan

Beban Kerja / Minggu : 25 jam

Guru : Kelas VI (Enam)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post