Uswatun hasanah

Uswatun hasanah,lahir di kota kecil Blitar 28 April 1984. Pendidikan dasar di selesaikan di MI ALHUDA Blitar begitupun pendidikan menengah pertama masih di Blit...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penggunaan Permainan  Tradisional Tulawota Dalam Menentukan Motif Batik di Kelas VI SDN 28 Kota Selatan

Penggunaan Permainan Tradisional Tulawota Dalam Menentukan Motif Batik di Kelas VI SDN 28 Kota Selatan

Penggunaan Permainan Tradisional Tulawota Dalam Menentukan Motif Batik di Kelas VI SDN 28 Kota Selatan

Uswatun Hasanah

SDN No.28 Kota Selatan Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo

[email protected]

Penggunaan Permainan Tradisional Tulawota Dalam Menentukan Motif Batik di Kelas VI SDN 28 Kota Selatan

ABSTRAK

Berdasarkan realita di kelas VI SDN 28 Kota Selatan , terdapat permasalahan pembelajaran, yaitu: 1) Pembelajaran diajarkan hanya menggunakan buku teks pelajaran yang memuat begitu banyak materi sehingga siswa jenuh 2) Proses belajar SBK berlangsung siswa terlihat kurang fokus dan sering mengganggu temannya 3) Ketika diberikan tugas kelompok beberapa siswa tidak aktif dan terlihat mengantuk. Upaya mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menggunakan permaianan tradisional Tulawota dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas VI yang berjumlah 28 siswa. Peneliti bekerjasama dengan satu orang observer. Instrumen pengumpulan data meliputi lembar observasi kegiatan guru dan siswa, tes hasil belajar, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan dengan langkah-langkah yaitu: reduksi dan penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) penggunaan permaianan Tulawota dalam pembelajaran terlaksana dengan sangat baik, 2) penggunaan permainan tulawota dapat meningkatkan hasil belajar SBK siswa di siklus I mencapai 73,52% dan silkus II mencapai 85,2%.

Kata Kunci: Pembelajaran SBK, permainan tulawota, hasil belajar.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Proses pembelajaran perlu dipersiapkan dan direncanakan dengan tepat. Perencanaan belajar yang disusun dengan langkah-langkah menggunakan metode, model dan media tertentu akan membantu pada keberhasilan pembelajaran. Penguasaan guru terhadap metode, model serta media pembelajaran membantu siswa dalam pemahaman materi yang disampaikan. Proses pembelajaran akan terarah, sesuai kompetensi SBK jika menyusun dan merencanakan secara konstruktif dan sistematis.

SBK sebagai salah satu pelajaran wajib di Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”. Konsep seni sebagai alat pendidikan di SD diarahkan pada pembentukan sikap dan kemampuan atau kompetensi kreatif dalam keseimbangan kompetensi intelektual, sensibilitas, rasional, dan irasional serta kepekaan emosi. Pelajaran SBK menurut Ari Subekti dkk ( 2010 : 5) berguna untuk melatih otak kanan, pelajaran ini akan merangsang otak kanan untuk bekerja melalui kegiatan berkreasi dan apresiasi. Pelajaran SBK ini akan membimbing anak-anak menjadi pribadi yang kreatif dan penuh dengan ide-ide brilian. Ketrampilanpun akan lebih terasah, yang bisa digunakan untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata. Proses pembelajaran SBK dikatakan berhasil bila berdampak pada sikap mental anak yang mampu menyelesaikan setiap permasalahannya dengan sendirinya.

Dalam mencapai keberhasilan pembelajaran SBK, maka guru perlu merancang metode pembelajaran yang tepat agar siswa tertarik dengan pembelajaran SBK. Menurut Zakky (2018) Metode pembelajan adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini bertalian dengan yang sampaikan oleh Nana (2010:52) bahwa metode pembelajaran merupakan rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh ,waktu,penelitian ,sumber data dan kondisi . Realita pembelajaran SBK di kelas VI yakni. pembelajaran diajarkan hanya menggunakan buku teks pelajaran yang memuat begitu banyak materi sehingga siswa merasa jenuh. Pada proses belajar SBK berlangsung beberapa siswa belum fokus dan sering mengganggu temannya. Ketika diberikan tugas kelompok siswa kurang aktif dan terlihat mengantuk. Siswa merasa bosan dengan materi SBK karena banyak yang harus mereka pelajari. Dari realitas kondisi belajar mengajar SBK yang telah sampaikan di atas, justru berimplikasi pada hasil belajar yang rendah dari 28 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal adalah 13 orang atau 38,23%. Dari hasil belajar dan kondisi yang terjadi saat belajar SBK dapat disimpulkan perlu adanya proses perbaikan.

Upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan hasil belajar siswa yakni dengan merancang penggunaan metode permainan tradisional “Tulawota” yang merupakan salah satu permainan tradisional khas gorontalo. De gorontalo (November 2011 – Januari 2012) mengatakan bahwa Tulawota Artinya memilih, sekelompok anak mengumpulkan potongan anyaman tikar yang berwarna warni, atau potongan kain sisa jahitan. Perca atau potongan tikar aneka warna itu, kemudian dimasukkan dalam sebuah wadah, anak-anak kemudian berlomba untuk mencari padanan yang sama warnanya, pada zaman sekolah rakyat, ini biasanya digelar dalam kelas oleh guru dan menjadi permainan yang seru.

Metode permainan ini dikemas dalam aktivitas belajar sambil bermain dalam menentukan motif batik yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hardiyanti ( dalam Muthiah 2016 : 7) mengatakan bahwa bermain dapat memperkuat insting yang dibutuhkan anak guna kelangsungan hidupnya dimasa depan. Bermain dianggap mengembangkan fungsi fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang dan sebagai sarana latihan untuk mengelaborasi ketrampilan disaat dewasa. Sebagaimana pemahaman umumnya, permainan tradisional tentu memiliki manfaat yang penting untuk mengawal pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun tidak hanya sebatas itu,permainan tradisional memiliki kekayaan tersendiri dibandingkan permainan modern saat ini yang cenderung bersifat individu. Permainan tradisional adalah jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang hakikatnya merupakan warisan leluhur, dalam Nor Izzatil (2016: 34) dengan bermain anak akan mampu memperaktikkan kompetensi dan keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Oleh karena itu belajar mengajar dengan metode permainan tradisional Tulawota inilah yang menarik untuk diterapkan di sekolah dasar sehingga judul penelitian yang ditetapkan adalah “Penggunaan Permainan Tradisional Tulawota dalam menentukan Motif Batik di kelas VI SDN 28 Kota Selatan”.

2. Identifikasi Masalah

· Pembelajaran diajarkan hanya menggunakan buku teks pelajaran yang memuat begitu banyak materi sehingga siswa merasa jenuh.

· Saat belajar SBK berlangsung sebagian siswa kelihatan kurang fokus dan sering mengganggu temannya.

· Ketika diberikan tugas kelompok siswa kurang aktif dan siswa terlihat mengantuk.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yakni apakah dengan menggunakan permainan tradisional tulawota dapat meningkatkan hasil belajar SBK siswa kelas VI ?

4. Tujuan

Tujuan penulisan karya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar SBK siswa di kelas VI melalui penggunaan permainan tradisional tulawota.

B. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif jenis penelitian tindakan kelas karena penelitian ini mencermati dan mengatasi masalah yang muncul di kelas, utamanya masalah pembelajaran. Menurut Arikunto (2012:2) tiga hal yang dijadikan pengertian PTK, yaitu terdiri dari tiga hal yakni penelitian, tindakan dan kelas.

Plan

Revised

Reflect

Action/Observe

Reflect

Action / Observe

Revised

Gambar Alur PTK Kemmis & Mc Taggart

(Sumber : Adaptasi dari Kusumah,2012:21)

Kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena peneliti sebagai pemberi tindakan atau orang yang membuat kegiatan pada saat penelitian berlangsung. Selain itu peneliti juga bertindak sebagai penyususn instrumen, perancang tindakan, pelaksana tindakan, pengumpul data, dan melaporkan hasil penelitian. Pada kegiatan ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas 1 yaitu Lindawati Pakaya,S.Pd sebagai observer aktivitas guru beserta siswa dalam proses pembelajaran. Observer tersebut juga sebagai rekan sejawat peneliti dalam melakukan diskusi hasil penelitian.

2. Subyek dan Objek Penelitian.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD berjumlah 28 siswa, laki-laki 13 siswa dan perempuan 15 siswa. Sedangkan objek penelitian yaitu peningkatan hasil belajar melalui permainan tradisional Tulawota.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini mempunyai lima instrumen penelitian sebagai alat bantu dalam pengumpulan dan pengidentifikasian pemerolehan data penelitian secara tepat. Instrumen tersebut adalah 1) dokumentasi berupa foto, pelaksanaan pembelajaran 2) observasi keterlaksanaan pembelajaraan oleh guru serta siswa 3) wawancara terhadap siswa 4) tes hasil belajar kognitif.

4. Teknik Analisis Data dan Analisis Data

Penelitian dilakukan apabila semua data penelitian terkumpul dengan lengkap. Analisis data penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: a) Data observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data observasi diperoleh melalui kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat selama pembelajaran berlangsung, berupa data pengamatan aktivitas guru serta siswa dalam belajar dengan menggunakan permainan tradisional tulawota. Setelah lembar observasi diisi, kemudian hasil observasi dianalisis menggunakan rumus.

Nilai rata-rata (NR)=

(Sumber : Arikunto (2012:272)

Kriteria hasil persentase nilai rata-rata hasil observasi untuk guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel Klasifikasi Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa

Nilai rata-rata

Klasifikasi Kriteria

81-100

Sangat baik

61-80

Baik

41-60

Cukup

21-40

Kurang

0-20

Sangat Kurang

Sumber: Riduwan dan Akdon (2009:16-21)

Hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa dengan penggunaan permainan tradisional tulawota dianggap berhasil jika menunjukkan kriteria sangat baik tetapi jika menunjukkan kriteria baik, cukup,kurang dan sangat kurang maka kesimpulannya adalah keterlaksanaan pembelajaran dengan permainan tradisional belum terlaksana.

5. Analisis Data Hasil Belajar

Hasil tes yang dicapai siswa dikatakan tuntas apabila mendapat skor sesuai KKM yaitu 70 dari nilai tertinggi 100.

Nilai Siswa =

Ketuntasan secara klsikal bahwa pembelajaran dianggap tuntas jika doperoleh 75% dari jumlah siswa yang telah mencapai KKM.

Daya Serap =

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Penggunaan permainan tradisional tulawota siklus I perolehan nilai rata-rata keterlaksanaan pembelajaran oleh guru yakni 71,8 Sedangkan nilai rata-rata keterlaksanaan siswa yakni 74,4. Pada siklus II keterlaksanaan pembelajaran untuk guru mencapai 82,2 dan untuk siswa mencapai nilai rata-rata 81. Peningkatan aktifitas guru serta siswa terjadi karena adanya proses perbaikan pembelajaran berdasar hasil refleksi siklus I.

Tabel Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran Guru dan Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Pelaksanaan

Guru

Siswa

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

Kegiatan Pembelajaran

71,8

82,2

74,4

81

Kriteria

Baik

Sangat baik

Baik

Sangat baik

Tes akhir siklus I dengan rata-rata 75 dan ketuntasan klasikal 73,52% atau 25 siswa memperoleh ≥ 75. Siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa yakni 79 dan ketuntasan klasikal 85,27% atau 23 siswa dengan nilai ≥ 75, dapat disimpulkan persentase ketuntasan sudah memenuhi kriteria yang ingin dicapai pada siklus II yakni 75% siswa tuntas belajar. Peningkatan hasil belajar disebabkan adanya, 1). Siswa aktif dalam proses belajar, mereka mengikuti permainan dengan antusias 2) siswa teliti melihat setiap motif batik yang diperoleh 3) siswa saling melakukan koreksi secara bersama jika terjadi kesalahan pada proses permainan 4) sambil memperhatikan motif batik yang ditentukan, siswa mandalami materi pelajaran sehingga berdampak pada pemahaman mereka 5) siswa mengikuti aturan permainan yang telah ditetapkan.

Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Data

Siklus I

Siklus II

Nilai rata-rata (daya serap)

75

79

Ketuntasan klasikal

73,52%

85,2%

Peneliti juga melaksanakan wawancara kepada siswa. Tujuan wawancara untuk mengetahui bagaimana respon siswa pada pembelajaran. Wawancara mengenai respon siswa terhadap penerapan pembelajaran SBK dengan Metode permainan tradisional dilakukan pada tiga siswa berkemampuan tinggi,sedang dan rendah. Kesimpulan hasil wawancara tersebut adalah siswa sangat senang belajar sambil bermain, dengan menggunakan permainan tradisional tulawota.

D. PEMBAHASAN

Siklus I proses belajar belum memenuhi kriteria yang ditetapkan hal ini disebabkan beberapa kendala dalam penggunaan permainan tradisional tulawota yakni: 1) Konten materi yang terdapat pada permainan tradisional tulawota harus lebih spesifik pada tujuan belajar 2) terdapat beberapa siswa yang kurang fokus dan sering menganggu temannya. 3) Kertas permainan tradisional tulawota belum sepenuhnya diberi gambar motif batik. 4) Masih terdapat beberapa siswa yang kurang sportif, sering melanggar aturan permainan. Berdasarkan kendala-kendala yang telah dipaparkan serta data hasil dari observasi pelaksanaan pembelajaran, dengan penggunaan permainan tradisional dirasakan belum maksimal. Guru model bersama guru kelas sebagai mitra peneliti berdiskusi untuk mencarikan solusi yang akan dijadikan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru melakukan memberbaiki kesalahan pembelajaran berdasarkan kendala-kendala pada siklus I. Berdasarkan kesepakatan dan hasil refleksi dengan teman sejawat, disepakati proses perbaikan pembelajaran yakni: (1) Konten materi pada permainan tradisional tulawota direvisi agar lebih spesifik pada tujuan pembelajaran, (2) Sebelum bermain siswa diarahkan pada aturan permainan yang tepat (3) Desain permainan tradisional tulawota diberikan gambar motif batik terkait dengan konten materi (4) Menanamkan sikap jujur kepada masing-masing siswa dalam permainan.

Langkah-langkah permainan dengan menggunakan permainan tradisional tulawota adalah ; 1) Kertas bergambar motif batik dicampur dan dikocok secara acak, dalam 1 dos. 2) Masing-masing kelompok diberikan 1 dos motif batik kertas bergambar yang telah diacak susunannya , 3) Peneliti membagi siswa ke dalam 4 Kelompok. 4) Mulai permainan dengan cara peneliti menyebutkan motif batik yang diinginkan dan masing-masing kelompok mencocokkan motif yang disebutkan peneliti dengan gambar motif batik yang ada dalam dos permainan. 5) Masing-masing anggota kelompok bergantian mencari motif batik yang telah disebutkan oleh peneliti, Misal Peneliti meminta motif batik bebas, maka masing-masing kelompok harus berusaha mencari motif batik yang disebutkan.6) Kelompok yang berhasil mendapatkan motif batik yang ditentukan dan tepat waktu maka itulah kelompok yang mendapat nilai tinggi dan memenangkan permainan.7) Masing-masing kelompok harus konsisten dengan waktu permainan yang telah ditentukan dan masing-masing anggota secara bergantian mencari motif batik yang ditentukan. 8) Permainan ini selesai jika pemain kehabisan gamba motif batik dalam dosr dan tidak ada lagi tumpukan gambar yang terdapat di dalam dos. 9) Pemain dengan nilai terbanyak memenangkan permainan.

Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai tahapan permainan tradisional tulawota serta perbaikan pembelajaran yang ditentukan. Sehingga siklus II hasil keterlaksanaan pembelajaran meningkat, untuk guru aktivitas keterlaksanaan mencapai nilai rata-rata 82,2 sedangkan untuk siswa mencapai 81. Dengan demikian penggunaan permainan tradisional tulawota berdampak positif bagi pembelajaran SBK bagi siswa kelas VI. Penggunaan permainan tradisional seiring dengan pendapat Susilana & Riyana (2007:11). Metode pembelajaran mempunyai fungsi sentral sebagai pendukung keberhasilan belajar siswa serta sarana bagi guru untuk membantu menciptakan situasi dan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif.

Ketuntasan klasikal siswa dari tes evaluasi hasil belajar terlihat semakin meningkat dari pratindakan, siklus I serta siklus II. Hasil tes akhir terhadap 28 orang siswa dengan KKM 75, pada pratindakan terdapat 61,77% yaitu 17 siswa yang memenuhi ketuntasan belajar. Siklus I terdapat 73,5% atau 20 siswa tuntas belajar, yang berarti meningkat 11,3% sedangkan siklus II mencapai 85,2% atau 23 siswa, terjadi peningkatan siklus I ke siklus II mencapai 11,7%. meningkatnya hasil belajar kognitif pada penelitian ini sesuai pendapat Santrock (2012:304) bahwa bergaul dengan teman sebaya membantu anak menemukan informasi dan perbandingan mengenai dunia dan keluarga. Anak-anak menerima respon mengenai kemampuannya dari kelompok sebaya.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya. Dapat diartikan dalam proses belajar siswa mampu mendapatkan hasil belajar kognitif dengan baik akibat dari interaksi aktif dengan teman sebayanya, saling berkomunikasi sehingga mereka mampu menerima informasi-informasi dan melakukan perbandingan terhadap informasi yang telah didapatkannya.

E. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode permainan tradisional tulawota dapat meningkatkan hasil belajar SBK siswa kelas VI. Saran kepada pembaca agar menggunakan metode permainan tradisional tulawota dalam pembelajaran SBK di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

Susilana, R & Riyana C. 2007. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima

Riduwan & Akdon. 2009. Rumus dan Data Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta.

Subekti Ari, Dkk. 2010. Seni Budaya dan Keterampilan . Jakarta: PT Intan Pariwara.

Syaodih Nana.2010.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT ROSDAKARYA

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Santrock, J. W. 2012.Life-Span Developmen;Perkembangan Masa Hidup Edisi ketigabelas Jilid I. Terjemahan Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga.

Izzatil Nor.2016.Pengembangan Anak Melalui Permainan Tradisional. Yogyakarta : Aswaja Prasindo.

Gorontalo.de 2012.degorontalo.co/sepuluh-permainan-tradisional-gorontalo-ini-nyaris-punah.

Diunduh di Gorontalo, 27 Agustus 2018.

Zakky. 2018.https://www.zonareferensi.com/pengertian-metode-pembelajaran. Diunduh di Gorontalo, 28 Agustus 2018.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih bu Meynia

05 Dec
Balas

Trimakasih pak Kaboel Siagian

17 May
Balas

Kereeen... Bagus PTKnya

04 Dec
Balas

Keren PTK nya bagus

09 May
Balas



search

New Post