Tantangan hari ke 2

Setelah dua bulan sejak pertengahan maret lalu pemerintah menerapkan aturan stay at home untuk semua siswa, guru dan kemudian diikuti oleh para pegewai ASN yang lain. kemudian para pekerja pabrik. Aturan memakai masker dan selalu cuci tangan setiap saat menggunakan sabun dan beberapa aturan yang lain dalam rangka mengurangi penyebaran covid 19 yang sedang mewabah dan menjangkiti masyarakat hampir di semua negara di dunia terkena. Sudah banyak korban meninggal, yang masih dirawat di rumah sakit, dan ada beberapa yang bisa sembuh. Segala upaya dari mulai menerapkan PSBB, karantina wilayah dan lain lain telah pula dilakukan. Namun sampai sejauh ini Covid belum juga mau pergi, bahkan kasus terpapar makin hari makin meningkat, info terbaru per 15 Maret sudah mencapai 16rb lebih. Sementara itu perputaran ekonomi, kebutuhan makan yang menjadi kebutuhan dasar setiap manusia tidak mungkin bisa dihentikan. Selama dua bulan pergerakan masyarakat dibatasi, tentu berimbas pada perekonomian secara umum. Banyak orang yang tidak bisa bekerja. Perekonomian serasa lumpuh.

Waktu dua bulan tanpa aktifitas yang berarti tentu membuat orang serasa jenuh, apalagi pendapatan berkurang atau bahkan tidak ada tentu sebagai manusia yang terbiasa beraktifitas menjadikan mereka mencari cara agar tetap bisa bertahan hidup dengan bekerja seadanya. sebagian bahkan berkata " tak takut Corona tapi takut gk bisa makan". tentu kata kata tersebut cukup logis. Jika negara negara kaya menerapkan aturan stay at home tapi mereka juga tetap memenuhi kebutuhan makan, tapi negara kita dengan penduduk yang dua ratus juta lebih tentu sangat berat jika harus menanggung semua rakyatnya. Meskipun ada bantuan pemerintah yang dijanjikan namun tak kunjung cair sementara perut keburu lapar, bantuan masyarakat yang peduli terhadap Covid juga sudah dilakukan tentu ini juga sangat membantu walaupun belum cukup. Rumah sangat sudah penuh dengan pasien, tenaga medis sudah mulai kelelahan bahkan banyak yang meninggal.

Pada waktu itu Covid begitu mencekam bagai hantu yang senantiasa mengancam siapa saja. Bahkan bagi orang yang meninggal karena Covid pun akan diperlakukan secara berbeda dengan korban meninggal karena penyakit lain. tapi demikianlah kenyataannya. Semua orang harus melindungi dirinya sendiri dari Covid, tenaga medis harus melengkapi diri dengan APD. Covid telah benar benar mengubah hubungan sosial kemasyarakatan kita. Orang yang biasanya ketika bertemu bersalaman sekarang pun tidak dilakukan. Pengajian di kampung kampung pun juga sudah diliburkan sejak bulan maret lalu. Waktu kita untuk berjuang melawan Covid 19 sudah berjalan selama 2 bulan. Dampak yang ditimbulkan sangat terasa. Perekonomian menjadi benar benar lumpuh. Tentu masalah ini juga tidak diinginkan pemerintah. Namun pemerintah juga tidak ingin wabah penyakit menjadikan masyarakat banyak yang terpapar sehingga korban dimana mana, pemerintah akhirnya melonggarkan lockdown, PSBB dengan tujuan agar perekonomian tetap berjalan. pertumbuhan ekonomi tetap bisa berlangsung. Akhirnya pemerintah mengajak kita bersahabat dengan Corona. ibarat makan buah buah simalakama.......

Semoga Covid segera berakhir.......................