Handphone Retak Gara-gara Pak CEO MG
Handphone retak gara-gara pak CEO MG
Rutinitas pagi ini tidak seperti biasanya, sejak pukul 04:00 pagi sudah bangun dan rapi-rapi persiapan ke acara bergengsi yang sudah sejak 3 bulan lamanya saya nanti. Namun saya sangat dilanda galau yang luar biasa. Bagaimana tidak, acara yang sudah saya nanti-nanti ini ternyata harus bentrok dengan pelatihan PKP berbasis Zonasi. Memang harus ada salah satu yang dikorbankan, akhirnya setelah meminta izin kepada Guru Inti saya di PKP, saya diijinkan untuk ke acara TNGP (Temu Nasional Guru Penulis) walaupun hanya mendapat ijin 2 jam saja.
Pagi buta saya sudah menuju Gedung Balai Kota tempat dimana diadakan acara TNGP tersebut. Alhasil, saya peserta pertama yang hadir di sana. Sambil menunggu peserta lain,saya berfoto selfie di depan panggung acara (mumpung sepi). Para peserta mulai berdatangan, betapa sedihnya saya, ternyata para penulis yang datang dari berbagai kota di Indonesia, mereka dengan rapi mengenakan pakaian adat, pakaian resmi, pakaian kebaya yang berwarna bagus, ada yang mengenakan selendang ala-ala duta atau apalah saya lupa Namanya. Sedangkan saya? Hanya mengenakan pakaian apa adanya, kupikir tidak semegah itu, saya hanya bisa memandang penuh takjub, betapa kompaknya para penulis yang hadir di acara TNGP. Agak minder sih, tapi saya pikir ngapain malu yang penting saya nenteng-nenteng buku karya sendiri. Itu yang membuat lebih percaya diri.
Bahkan saya satu-satunya peserta TNGP yang membawa anak. Berhubung bibi yang menjaga anak saya libur kalau sabtu-minggu mau tidak mau anak saya harus ikut, terbayang dong bagaimana repotnya, tapi saya merasa bangga. Sampai anak saya dewasa nanti, dia akan melihat bahwa dia pernah menyaksikan bundanya berada di sebuah acara yang dimana dihadiri dengan orang-orang hebat, saya yakin anak saya kelak akan merasa bangga memiliki bunda seorang penulis novel. Uupss…saya masih ingat ketika saya hendak registrasi, anak saya nangis karna mencari ayahnya yang nunggu di parkiran. Tiba-tiba ada yang nyapa anak saya dengan mesranya, duuhhhh pas saya tengok ternyata pak Febry. Sempat saya meminta berfoto dengan beliau tapi ternyata ditolak mentah-mentah. Saya berpikir, “bukannya hanya pak CEO saja yang anti foto dengan emak-emak?” atau mungkin pak febry khawatir nanti malah dikira foto keluarga, secara ada anak saya juga kan? Yaah mungkin pak febry menjaga fitnah.
Sudah disapa saja saya senang, itu tandanya team MG ramah-ramah, tidak sombong dan sangat baik apalagi dalam hal membagi ilmu tentang dunia menulis.
Acara hampir mau mulai, saya hanya mengambil kaos dan bingkai buku saja di hari pertama. Walaupun saya hanya mendapat ijin 2 jam saja, rasanya saya enggan beranjak dari Balai Kota. Saya berniat untuk mengikuti acara sampai sambutan dari pak CEO saja. Tapi anak saya malah nangis minta ke ayahnya, akhirnya saya lari ke luar untuk menitipkan anak saya ke ayahnya supaya bermain di luar halaman, mungkin dia bosan di dalam Gedung soalnya pas dibangunin dibujuknya mau ke mall bukan ke sebuah acara..hehehe
Saat saya di depan pintu keluar, weeeeeetttsss…kaget saya papasan sama seseorang yang luar biasa kecenya. Siapa lagi kalau bukan pak CEO MG? tanpa menghiraukan anak saya yang sedang rewel, saya buru-buru mengambil hp yang saya sendiri lupa naronya dimana, kuacak-acak isi tas, ketemu lah itu hp, berniat memotret pak CEO diem-diem, eh malah apes saya, jatohlah hp saya yang baru lunas cicilannya. Agak retak sih tapi untungnya ga rusak. Gara-gara pak CEO. Fotonya ga berhasil, hanya bisa menyapa dengan senyuman, semoga pak CEO masih ingat sapaan saya yang hanya berani menundukkan kepala sambil tersenyum pada beliau di depan pintu masuk sambil menggandeng anak saya.
Walaupun di hari pertama TNGP saya gagal mengikuti acara, di hari kedua saya benar-benar menikmati moment kebersamaan dengan para penulis dari berbagai daerah. Saling bertegur sapa, saling bertukar pikiran, barter buku, tukeran nomor handphone, saling memberikan kenang-kenangan dan berfoto Bersama. Pengalaman paling berharga dalam hidup ini
Banyak sekali sisi positif yang saya ambil dari acara TNGP kemarin. Di hari kedua malah kaki saya lecet gara-gara salah pakai sepatu, kaki yang terpincang-pincang tetap ga dirasa saking bahagianya berada di Gedung kemendikbud Bersama para penulis yang hebat. Tapi dengan sigap teman saya memberikan hansaplast supaya saya tidak terlalu parah lukanya. Luar biasa baik sekali, terimakasih bu dewi, kebaikan ibu tidak akan pernah saya lupakan. Itulah kebersamaan di TNGP. Walau baru kenal di acara TNGP namun rasa sosialnya sangat tinggi.
Saya yang selalu merasa tidak memiliki teman ternyata setelah ada di TNGP banyak sekali orang yang menghargai saya,mereka memberikan pengakuan dengan tulus. di sini saya mulai bangkit untuk lebih PD untuk berkarya. Seperti yang dikatakan pak editor saya, “panggung penulis itu luas” terimakasih Media Guru sudah memberikan peluang yang sangat berharga yang tak ternilai dengan apapun, terimakasih pak CEO sudah menghipnotis saya waktu diacara workshop Litersi di SMP 115 hingga membangunkan semangat yang tinggi. Ternyata tidak ada usaha yang sia-sia, selalu ada hasil manis setelah perjuangan.dan sampai detik ini, hanya di Media Guru saya merasa diakui dan dihargai sebagai seorang pendidik yang juga memiliki kemampuan menulis.
Nama Uswatun Hasanah
Lahir di Garut Jawa Barat tanggal 16 Mei 1988
Puteri kedua dari pasangan Alm. Sa’adah Dan Alm.Sopanudin
Saat ini menjadi seorang pendidik di SMP Negeri 104 Jakarta
Kritik dan saran bisa disampaikan melalui email
[email protected] atau 085771242688



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kereen.... sayang saya ga bisa ikut TNGP tahun ini. sukses buuu
Terimakasih ibu...semoga tahun depan ibu tidak absen ya. Sukses juga untuk bu ratih..
Kereeeen Bund tulisannya. Sukses selalu dan barakallahu fiiik
Terimakasih ibuku...
Kereen bu.