“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Program pendidikan guru penggerak merupakan program yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertujuan menjadikan guru sebagai agen perubahan dan pemimpin pembelajaran dan keputusan yang bijaksana serta berpihak pada murid.

Guru adalah pemimpin pembelajaran. Pemimpin di sini bukan berarti memiliki kekuasaan atau kewenangan secara otoriter tanpa mempertimbangkan kepentingan orang lain tetapi di sini adalah memimpin dengan sistem among. Guru menuntun murid sesuai dengan kodrat zamannya kodrat lingkungannya dengan asah asih dan asuh.

Keputusan yang diambil seorang pemimpin dalam pembelajaran sesuaikan dengan filosofi Pratap triloka yaitu : ing ngarso sung tulodo. Berarti guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu memberikan contoh atau menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya. Mengajarkan anak pengetahuan, teknologi canggih, dan ilmu lainnya memang penting. Tapi ilmu harus didasari dengan iman. Agar ilmu dapat diterapkan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Penanaman nilai karakter seperti terjadinya gunung es, diawali dengan kebiasaan kebiasaan baik yang akan tumbuh menjadi nilai nilai di lingkungan kita . Profil Pelajar Pancasila adalah pedoman bagi guru untuk menanamkan karakter pada nurid untuk mencapai kebahagiaan setinggi tingginya dan mampu berkompetensi secara global. Murid Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,

Ing Madyo Mangun Karso. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat menggali potensi murid dan menuntun murid sistem coaching dengan model TIRTA. Guru sebagai pengambil keputusan memiliki sistem berpikir cepat dalam memetakan kebutuhan murid dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Emosi adalah suatu hal yang mampu berkembang pada diri , kompetensi sosial emosional menjadi sarana untuk dapat menemu kenali dalam proses adaptasi diri disebuah lingkungan. Mengenali apa yang dirasakan, memahami dilema etika dan konsep dan pengujian keputusan. Sehingga keputusan yang diambail sesuai dengan tujuan dan kebutuhan murid dalam pembelajaran .

Dalam pengambilan keputasan terdapat konsep pengambilan dan pengujian keputusan.

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah (uji Legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji Panutan/Idola)

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

- Individu lawan masyarakat (individual vs community)

- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6. Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

· Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

· Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

· Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi dan refleksikan.

Tut Wuri Handayani. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan dukungan krpada murid untuk berkembang berprestasi dan berkompetensi secara global dengan akhlaq yang mulia dan nilai nilai Pancasila.