Si Adik semangat mengisi buku agenda Ramadhan yang diberikan guru sebagai panduan kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan. Setiap hari diisi sesudah melakukan kegiatan ibadah.

puasa, terisi full satu bulan. Sholat fardhu pun demikian, tak ada yang tertinggal. Sholat dhuha...ini yang masih banyak bolong. Tadarus Al-Qur'an terisi penuh karena setiap hari mengaji, tapi masih kurang gegara kadang sehari hanya dua ayat he he he, Si Adik hanya tertawa kecil bila ditegur.

Selain Agenda yang diberikan dari sekolah, seperti biasa, kami sebagai orang tua juga memberikan kegiatan tambahan. Seperti beberes tempat makanan sebelum dan sesudah buka puasa. walaupun Adik laki-laki gendut kelas VI SD, tapi ojey juga bantu beberesnya.

Dalam hal ibadah kami mulai memberikan pembelajaran tanggungjawab dan kepemimpinan. Caranya, menjadikan imam kami bertiga (bapak, saya, dan kakak perempuannya) dalam sholat sunnah witir. Kami mengikuti pendapat ulama' bahwa anak yang belum baligh boleh menjadi imam bagi orang baligh untuk sholat sunnah. E..ee.. ternyata sholatnya lebih khusyuk dan tumakninah ketika menjadi imam.

"Adik, kan punya hafalan surat-surat lumayan banyak, mengapa yang dibaca surat Al-ihlash, An-nas, Al-kautsar, Al- 'ashr, itu-itu saja?" Dengan enteng ia menjawab, " ibuuuk, ya biar cepat".

Tarawih terakhir, kebetulan saya dan Si Kakak berhalangan, sehingga yang melaksanakan tarawih hanya Bapak dan Si Adik. "Dik, terawih terakhir sampeyan yang ngimami awal sampai witir", pinta bapaknya. Tanpa menolak Si Adik langsung jadi imam. Kali ini bacaannya lebih fasih, tartil dari sholat di hari-hari sebelumnya. Bapak jadi tetisak menjadi makmum anaknya.

Alhamdulillah, tarawih dari awal sampai akhir berjalan mulus dan stabil rakaat demi rakaatnya. Ternyata, Adik yang biasanya "cengegesan" suka ngodain ibunya, kalau diberi kepercayaan dan tanggung jawab dilaksanakan juga dengan baik. "Semoga kelak kau menjadi imam yang amanah, Nak!"