Belajar Menanak Nasi
Pagi-pagi, setelah sholat shubuh, biasanya emak-emak sudah uprek di dapur untuk menyiapkan sarapan anggota keluarga. Tapi tidak denganku hari ini, santai tidak masak karena anak-anak diajak pamanya pergi pagi-pagi. Mereka pun sudah siap-siap untyk pergi tanpa sarapan.
Rencana yang rapi harus ditata ulang gegara sang paman harus membantu keluarga yang mendadak minta bantuan. Agak siang perginya , itulah kephutusan berikutnya.
"Buk, lapar!", keluh anak bontot yang memang doyan makan.
Dengan enteng sengaja kujawab, "Dik, Ibuk belum nanak nasi. Nanak nasi geh!"
"Nggak bisa, kan belum pernah," " Mau Ibuk ajari?", langsung kusambut momen ini sebagai media pembelajaran kemandirian.
"Mau, mau, ayo!", sambutnya dengan antusias.
Mulailah ia mencuci panci rice cooker. kuajari menakar beras dengan takaran yang tersedia di tempat beras. Ia mencuci beras dengan air dua sampai tiga kali sesuai arahanku. Air dituangkan ke dalam panci yang sudah terisi beras bersih, diukur dengan jarinya kira-kira dua ruas air dan beras. Colokan rice cooker dicolokkan ke stop kontak listrik, tak lupa menekan tombol ke arah cook untuk menanak nasi.
Ditunggunya selama 30 menit dengan melakukan pekerjaan ringannya. Memberi makan burung, ikan peluharaannya.
Tara....! " Buk, nasinya matang." , teriaknya kegirangan. " Siip...aku bisah nanak nasi, mudah, gampang, keeciiil" , celotehnya.
Bunda...si bontot ini laki-laki, saat ini kelas enam SD. Walaupun laki-laki, tapi kita tetap harus membekali kemandirian untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Sejak kelas tiga SD, ia bisa membuat telur dadar, ceplok, dan merebus mie instan. Tapi tetap dengan pengawasan orang tua. Jika orang tua tidakdi rumah maka anak-anak tidak diperbolehkan menyalakan kompor. Itu sudah menjadi kesepakatan kami.
Memberikan gambaran bahwa melakukan pekerjaan harian, seperti menanak nasi itu sangat mudah, ia pun bila melakukannya. itu salah satu tugas Ibu membekali anak-anaknya untuk tetap survive.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah ...keren
Terima kasih, bunda. Sukses untuk Bunda!
keren. salam literasi
Terima kasih, Pak. salam literasi!
Terima kasih
Mantap bu..
Terima kasih, bu