Ada Apa Dengan Warna Kelabu?
Bagi sebagian orang, warna abu identik dengan ketidakjelasan. Tidak hitam pun tidak pula putih. Tapi ntah mengapa, penulis begitu mencintai warna abu-abu ini. Bukan tanpa sebab tentunya. Penulis juga punya alasan jelas tertentu sendiri pastinya. Warna abu-abu penulis maknai sebagai sebuah proses.
Hakikatnya kita sebagai seorang hamba yang masih terus berproses. Tentunya berupaya semaximal mungkin untuk mengarah ke arah yang lebih baik. Dipandang tidak jelas, ambigu dan sebagainya? Itu bukanlah masalah bagi penulis. Setiap orang berhak untuk berpendapat. Tentu dalam pendapat yang dikeluarkannya juga disertai alasan yang kuat. Haruskah menjadi jurang pemisah? Tentu tidak.
Terganggu dengan nyinyiran, cibiran dan hujatan orang hanya karena kita berbeda? Tak perlu... Penulis rasa, mereka atau dia hanyalah belum selesai dengan urusannya sendiri. Sepanjang perbedaan yang kita milik tak menjadikan keresahan di masyarakat luas. Cibiran dan nyinyiran, biarkan jadi urusan mereka. Itu bukan urusan kita. Masih banyak hal baik lain yang menanti di depan mata untuk bisa dikerjakan. Daripada sekedar berkutat dalam urusan yang sama sekali tak berkontribusi nyata positif dalam kebaikan yang bisa kita lakukan.
Berbeda adalah hal yang lumrah adanya. Bukankah secara kodrati kita memang terlahir berbeda. Tak perlu mencari-cari dimana letak perbedaan itu. Sudah pasti beda. Mengapa tak kita satukan saja persamaan yabg ada, dan menjadikan perbedaan yang ada untuk saling melengkapi?
Sebagai seorang guru, tentu menghadapi sebuah perbedaan adalah hal yang tak lagi aneh. Bahkan jargon inklusifitas, mungkin telah begitu dipahami oleh sebagian besar guru. Tapi, implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti apa?
Masihkan kita bersikukuh bahwa kitalah yang terbaik? Pendapat kitalah yang paling benar? Ataukah sejauh mana kita bisa menerima perbedaan itu dengan tulus senyum dan keihklasan hati. Sekali lagi, implementasi nyata wujud inklusifitas sudah harus benar-benar diwujudkan. Termasuk perbedaan mengapa penulis begitu mengagumi warna abu adalah bagian dari cara penulis memaknainya. Apa makna inklusifitas untukmu hari ini?
#tantanganGurusianahari-10#

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Membantu lebih baij, ketimbang mencibir
Salam kenal Bu. Selalu semangat menggapai tepian. Berprose demi mencetak generasi handal harus dihadapi dengan kesabaran.
Salam kenal kembali Bu, Insya Allah