Uung Ulfah

Nama Uung Ulfah.Spd Mengajar di SMAN 86 Jakarta sejak tahun 2015 Sebelumnya mengajar di SMAN 74 Jakarta selama 23 thn Lahir di Serang, 53 tahun yang la...

Selengkapnya
Navigasi Web
JAKARTA PURWOKERTO
JALAN JALAN

JAKARTA PURWOKERTO

PERJALANAN JAKARTA PURWOKERTO

BY: UUNG ULFAH.SPD

TANTANGAN HARI KE 40 MENUJU 60

BAGIAN 4

Selesai mandi, kulihat suamiku sudah berpakaian rapih banget. Wangi. Parfumku tercium lembut. “Papa pake parfumku?” Tanyaku.

“Iya. Kan papa ngga bawa tas. Semua di koper mama,” Jawabnya.

“Oh iya, mama lupa.” Kataku.

“Mama pake baju dulu, papa tunggu diluar.” Pintaku.

“Kenapa sih? Kan kita udah suami istri!” Protes suamiku.

“Ya udah. Merem ya. Jangan liat kesini.” Candaku.

Kami ke depan naik motor Pak Lek. Karena lumayan jauh juga tempat baksonya kalau harus jalan kaki. Sampai di tempat bakso, pengunjung cukup ramai. Sepertinya, memang enak baksonya. Perutku jadi makin keroncongan. Baru saja duduk di pojok, tiba tiba ada suara yang agak familiar menegur suamiku.

“Mas, ketemu lagi.” Katanya, langsung ikut duduk di bangku tempat kami duduk.

“Sialan ini perempuan, apa mereka janjian ya? Kok kebetulan banget. Gumamku”.

“Pah, tolong pesenin dulu dong! Mama udah laper nih!” Perintahku.

“Mbak!” Suamiku memanggil pelayan dan mulai memesan baksonya.

Kuperhatikan, suamiku ngga ada canggungnya. Walaupun ada perempuan itu sengaja duduk satu meja dengan kami.

“Mau makan bakso juga jeng?” Tanya suamiku ke perempuan itu.

“Jeng? Kok mesra amat manggilnya? Aku mulai kesal dengan perlakuan suamiku ke perempuan itu.”

“Iya mas, tadinya mau bungkus buat di rumah,” katanya. “Nindi sedang pengen bakso, katanya lagi.”

“Mba ini siapa ya?” Tanyaku dengan gusar.” Dari tadi siang ngga kasih tau namanya! Dengan nasa judes aku protes. Kalian teman dekat?” Tanyaku lagi.

“Dia agak kaget mendengar nada suaraku yang sedikit marah.”

“Saya Santi,” katanya. Maaf, aku dan mas Hery berteman sudah lama.”

“Mbanya tinggal di sini?” Tanyaku makin penasaran. “Sering ketemu suamiku?”

“Mah, apa apaan si! Suamiku mencoba menstop ucapanku.”

“Kenapa? Kalian sepertinya akrab bener. Maaf ya mba, aku ngga nyaman,” jujur aku utarakan perasaanku. Bodo amat dengan kesopanan.

“Mas, aku duluan ya, jangan lupa mampir lho! Nindi kirim salam,” katanya. “Ngga mengindahkan ucapanku.”

“Wah, perempuan ini membahayakan. Aku yakin banget. Kalau liat polahnya.

pasti ada apa apa diantara mereka.”

Seleraku tiba tiba hilang. Padahal perut bukan main keroncongan. Aku melambai ke pelayan.

“Mba, dibungkus aja ya. Tambah dua lagi. Pesanku.”

“Lho mah, katanya lapar! Pengen Bakso! Suamiku bicara seolah ngga ada kejadian apa apa.

“Males, ngga selera! Aku mau makan di rumah bu lek aja!" Kataku dengan ketus.

“Aneh banget si!” Omel suamiku.

` “Kamu yang aneh! Kamu janjian ya dengan perempuan tadi. Mesra banget ngomongnya! Siapa itu Nindi? Kenapa dia kirim salam samu kamu! Sewotku dengan nada tinggi.”

“Udah yuk, kita ngomong di rumah aja!”

Sambil membawa pesanan, kami segera meninggalkan tempat bakso. Aku bonceng pegangan kursi motor.

“Pegangan mah, peluk dong!” Rayu suamiku.

“Iiih, sok mesra banget si!” Sewotku.

“Kita mau liburan mah, bukan mau berantem. Tegas suamiku bicara.”

“Dalam hati, tumbenan bisa tegas gitu. Akupun diam sambil ngomel dihati.”

Pak lek yang sedang nonton di depan sendirian, liat kami pulang cepat komen agak heran. “Loh Her, kok gasik men? Ra sido mangan bakso toh? Tutup opo?”

“Ngga lek, Ulfah mau makan bareng di rumah.”

“Oalaah, alhamdulillah iso mangan bakso iki.” Canda Pak Lek.

“Mana Bu Lek?” Tanyaku.

“Ada di kamar, jam segini Bu lekmu dah ngorok,” kata Pak Lek.

Wajarlah, di sini sepii banget. Jam 8 udah kaya jam 12 malam. Aku ambil mangkok di dapur, dan membawa ke ruang tamu.

“Yuk Pak Lek, enak makan bakso sambil nonton TV,” kataku.

“Buat Bu Lek, tak taro di kulkas ya Lek?” Minta persetujuan.

“Yo rapopo, taro di meja aja. Paling bentar lagi Bu lekmu bangun.”

Sambil makan bakso, aku tak brenti mikir perempuan itu. Ada rahasia apa ya suamiku?

“Pah, besok pagi kita ke rumah si Santi ya! Aku penasaran ada apa sih antara papa dengan dia? Suamiku sedikit kaget, tapi segera ambil ancang ancang.

“Apa pentingnya si mah? Cari perkara aja!” Suamiku sewot.

“Loh, kok papa sewot! Kalau emang ngga ada apa apa, kenapa takut?” Tantangku.

“Iki ono opo toh? Pak Lek ikut nimbrung. Masih yang kemaren toh?”

“Tadi ketemu lagi di tukang bakso. Makanya aku ngga mut,” kataku. “Dia nawarin masku main ke rumahnya lagi. Kayanya udah sering deh. mas hery main ke rumah perempuan itu. Iya kan pah?”

“Santi iku sopo toh Her? Pak Lek baru liat eh! Kok koyone emang akrap pisan karo kowe.”

“Ora Lek, Dua kali tok aku ketemu. Dewe’e wis rondo duwe anak siji si Nindi iku.”

“Lah kok iso, kapan kenalane? Genit banget awa’e. Pantes kalau Ulfah cemburu. Kowe ora ngelayani toh?”

“Alhamdulillah, Pak Lek belain aku. Seneng rasanya.”

“Yo ora! La Tuti sing ngenalin. Dah lama kejadiannya mah. Udah lah, kan sekarang kita dah jadi suami istri.” Rayunya.

“Yo wes, nak Ulfah ngga usah mikirin terus. Nikmati saja liburannya.” Nasehat Pak Lek. “Kalau dilayani, nambah GR toh si wedok iku. Sampean yang rugi.” Pak Lek menutup kata katanya.”

“Opo iyo? Semoga saja memang seperti itu.” Dalam hatiku.

“Yuk Bobo aja, dah malam. Besok kita jalan jalan berempat.” Janji suamiku.

“Pamit Lek, Ulfah tidur dulu yo.”

“Iyo istirahat. Ojo dipikir. Sing enak turune.”

Kamipun masuk kamar untuk istirahat. Menikmati malam di Kalipasir.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

25 Dec
Balas

Tks pak Dede

25 Dec

Keren, Bu Uung...

25 Dec
Balas

Tks bunda emi

27 Dec

Wau .. cerpen keren. Tokoh yang dirangkai dengan kalimat pendek dan apik. Lanjut say salam Literasi

25 Dec
Balas

Tks bunda hasnah

27 Dec
Balas

Tks bunda hasnah

27 Dec
Balas



search

New Post